10 • Remove it

687 40 1
                                    

"Hey Bang!!!" Sapa gadis yang akan beranjak remaja itu.

Rean menatap sepupunya dengan kernyitan di dahinya, ia meneliti penampilan gadis tersebut dari ujung kaki sampai ujung rambut. "Mau kemana lo? Tumbenan maen ke sini rapi gitu."

Niana tersenyum tengil pada Rean, ia datang bersama Papa dan Mamanya untuk berkunjung. "Biasa Bang."

"Bapak lo juga di sini?" Tanya Rean memastikan tebakannya.

Niana mengangguk kepalanya, kemudian berjalan keluar rumah. Rean yang melihatnya sedikit curiga, karena Rean sadar dengan kebiasaan Niana ketika datang kerumahnya. Gadis SMP itu akan mengganggu tetangga depan rumah Rean yang merupakan teman Rean juga.

"Jangan mulai deh, Nia!!" Tegur Rean dengan menarik rambut panjang adik sepupunya.

"Apaan sih, Bang! Gue mau nyamperin Kak Gavin, mumpung gerbangnya buka tuh!" Cetus Niana tanpa banyak alasan.

"BAPAK SEGARAAAAA!!!!! ANAKNYA MAU GODAIN TETANGGA NIH!!!" Teriak Rean dengan suara terlampau memekakkan telinga.

Empat orangtua yang bersantai di gazebo berbondong-bondong menuju sumber suara. Leo dan Shea mendengus melihat kelakuan anak laki-lakinya yang selalu rese. Sedangkan Segara bersama sang istri menyerobot putrinya yang sudah akan berlari.

"Ihhh... Papa aku mau kerumahnya Kak Gavin! Udah lama nggak ketemu, nih?!" Berontak Niana.

Segara mengusap wajahnya dengan kasar, ia menatap keponakannya yang menjabat sebagai musuhnya juga. "Ini pasti ajaran Rean yang super player itu kan?"

"Enak aja! Anaknya Bapak saja yang banyak tingkah, saya nggak pernah ngasih ajaran apapun. Tanya aja Gavin yang jadi korban gangguan Niana." Bela diri Rean dengan bersandar di tembok teras.

"Kak Gavin!!! I love you!!!" Teriak Niana yang sempat-sempatnya melihat balkon kamar Gavin dan kebetulan juga Gavin keluar dari sana dengan mengepulkan asap rokok.

"Niana!" Tegur Lala.

"Berandalannya pilihan anak Bapak Sega." Sindir Rean yang langsung di geplak Shea.

"Jangan ngompor deh Re!" Sungut Leo.

"Kak Gavin mau kenalan sama orangtua Nia nggak?!" Seru Niana dengan tanpa malunya.

Lala yang melihat tingkah putrinya merasa malu, apalagi putrinya berteriak di halaman rumah Leo yang kemungkinan banyak terdengar di penjuru rumah tetangga lainnya.

"Maaf Nak, Niana tidak sopan!" Ucap Lala menatap tubuh jangkung laki-laki yang berdiri di balkon rumah depan.

Cowok macho dengan senyum manis itu mengangguk maklum. "Nggak apa-apa Tante." Balas Gavin yang sudah membuang rokoknya ke bawah. "Permisi, saya harus masuk." Pamit Gavin yang terlihat kurang nyaman dengan suasana heboh dari tetangganya.

"Mampus lo! Penolakan itu namanya!" Cetus Rean tanpa ada sopan-sopannya.

"Re, jangan mulai!" Tegur Leo.

Rean terkekeh, ia kemudian berjalan menghampiri motornya yang terparkir di halaman rumah. Ia ingin berkunjung ke basecamp untuk menghilangkan penat dan mengesampingkan rasa rindunya terhadap sang pujaan hati yang sudah dua hari meninggalkannya.

"Rean ke rumah dulu. Mungkin Re nginep di sana, soalnya mau liat balapan ntar malem." Jujur Rean dengan menggenakan helmnya.

"Jangan ikut balapannya, Re!" Peringatan dari sang Papa yang selalu di sanggupi Rean.

Tin.... Klakson motor Rean yang mengawali lajunya pergi dari pelataran rumah. Rean tidak suka berbohong untuk kegiatannya di luar rumah. Ia terbiasa jujur seperti yang sudah di ajarkan kedua orangtuanya ketika masih kecil dan ia menerapkannya hingga sekarang.

BABE [Beyond The Limit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang