Keira masuk kedalam Range Rover milik Delon. Ia masih ragu untuk pulang tanpa Kakaknya. Namun bagaimana lagi, Rean sedang sekarat dan tidak bisa di ajak pulang dengan kondisi seperti itu.Jam menunjukkan pukul 23:45, sebentar lagi akan pergantian hari dan tanggal. Keira merasa dirinya yang lama kembali lagi. Keira yang bad girl dan suka keluar malam pulang sangat larut sampai membuat orang rumah kelimpungan menghadapi pergaulannya. Itu dulu sebelum dia putus dengan Pedro.
"Kak Re sih mabuk segala! Bikin ribet aja. Kalau Kak Gavin salah paham gimana?!" Gerutu Keira sembari menatap seseorang yang berjalan menuju mobil.
Pintu bagian kemudi terbuka bersamaan dengan Delon yang masuk ke dalam. Cowok itu menatap lembut wajah Keira yang menatap ke depan. Delon merasa akan bisa melupakan mantan kekasihnya setelah bertemu dengan Keira.
"Udah siap?" Tanya Delon yang diangguki Keira.
Mobil hitam itu melaju perlahan dan semakin kencang. Di perjalanan mereka berdua berbicara beberapa hal hingga Delon memberhentikan mobilnya di depan gerbang rumah Keira.
Keira mencondongkan tubuhnya ke kaca sebelah Delon, terlihat tubuhnya yang menjulur di hadapan Delon. "Kamu ngapain?"
"Lihat kondisi rumah seberang." Balas Keira.
Delon mengernyit, kemudian bertanya kembali. "Emang kenapa?"
"Ada deh pokoknya." Keira kembali menarik tubuhnya ke belakang. "Makasih Kak, aku keluar dulu. Kakak hati-hati pulangnya jangan ngebut."
Delon tersenyum semakin lebar, ia merasa di perhatikan oleh gadis yang baru ia kenal. "Sama-sama. Apa kita bisa bertemu lain kali? Boleh minta nomer hp kamu?"
Keira terdiam sejenak dan kemudian menjulurkan tangan pada Delon. "Mana HP-nya?"
Dengan semangat Delon mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Ia memberikannya pada Keira dengan senyum sumringah. Bahkan senyum Delon semakin melebar kala gadis di sebelahnya telah mengetik sederet nomor telepon dan menyimpannya juga sebelum mengembalikan ponsel tersebut.
"Thank's, Kei."
"Sama-sama."
Keira keluar dari mobil Delon dan sedikit memberikan lambaian tangannya pada laki-laki itu. Setelah Delon jauh dari penglihatannya Keira beralih menatap ke depan. Rumah kediaman kekasihnya sudah tidak bercahaya, karena mungkin tidak ada orang atau penghuninya sudah tidur. Tapi Keira merasa jika Gavin belum tidur.
"Masuk, Kei. Ngapain di depan." Tiba-tiba suara berat yang sedikit serak mengejutkan lamunannya.
Keira mendongak ke atas, dimana Gavin tengah berdiri di balkon kamarnya dengan kondisi acak-acakan. "Kamu belum tidur?"
"Tadi tidur, terus baru juga kebangun gara-gara suara klakson mobil yang nganterin kamu."
"Maaf." Ucap Keira entah bisa di dengar oleh Gavin atau tidak.
"Tadi siapa? Bukannya kamu pergi sama Rean? Sekarang dia mana?"
Terpaksa Keira akan menjelaskan terlebih dahulu sebelum masuk ke rumahnya. "Turun dulu kamunya. Aku nggak mau teriak-teriak."
Terlihat tubuh Gavin yang berbalik masuk ke kamar dan beberapa detik kemudian sudah keluar dari pintu utama rumahnya. Gavin menuju ke gerbang, membuka gemboknya.
Saat tubuh Gavin keluar gerbang, Keira berlari dengan high heels nya menghampiri laki-laki tampan itu demi untuk memeluknya. "Kamu kok manja jadinya." Celetuk Gavin dengan mengusap lembut rambut Keira yang malam ini terias cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABE [Beyond The Limit]
Novela Juvenil[ALREAN SERRANO] UPDATE SETIAP INGAT! 'Gue lebih suka lingerie daripada melody' "Nggak sembarangan kok. Gue cuman mau ngehemat duit, jadi gue bawain kalian ponakan aja. Byeeeee!!!"