"Kamu berarti udah kuliah ya?" Pertanyaan Shea dengan menatap senang wajah cantik teman semasa kecil putra dan putrinya. Mereka mengobrol lebih dari dua jam lalu setibanya Rean membawa Gladys ke rumah.
"Iya, Tante. Dan untungnya Papa ngajak Gladys pulang ke Indonesia lagi. Jadi Gladys bisa sekalian ketemu kalian semua." Jawab gadis itu dengan suara yang semangat.
Dean dan Rean hanya mendengarkan pembicaraan antara Mama dan teman masa kecilnya itu. Rean berkali-kali mendengus, karena ia mulai jengah dan tidak kunjung mendapat kabar dari gadisnya yang entah sudah selesai bekerja atau belum. Sedangkan Dean sesekali melirik jam tangannya, ia ada janji untuk pergi ke rumah sahabatnya.
"Kamu makin kelihatan cantiknya, apalagi sekarang kamu tinggi banget."
"Ma? Dean mau pergi ke rumah Felix." Celetuknya dengan tenang.
Shea menatap putranya, kemudian menghela nafas sebentar. "Kamu kok malah mau pergi. Ini Gladys jauh-jauh nyari kalian. Kamu harusnya salam kangen dulu dong!"
Dean menatap Gladys dengan tatapan biasa, ia tidak terlalu antusias seperti Mamanya demi menyambut kedatangan gadis itu. Entah kenapa rasa akrabnya dulu tiba-tiba sudah tidak terlalu terasa.
"Dean udah ngobrol juga kan, tadi? Lagian Re di rumah, Keira juga ada. Dean ada keperluan sama Felix dulu."
Rean yang terpanggil di obrolan antara Mama dan kembarannya itu, tidak terima diam. "Enak aja! Gue ada janji sama anak-anak buat liat balapan nanti malam kali."
"Ishhh... Dasar anak kembar sok sibuk!" Cetus suara perempuan yang baru bergabung di ruang tamu. "Yaudah, Kak Gladys sama Keira aja." Lanjutnya.
"Iya Tante, Gladys sama Kei aja. Lagian Gladys mau kenalan juga sama si ketus Livi."
"Aduh maafin Livi ya, Dys. Mungkin Livi tadi lagi bad mood. Anak itu emang beberapa hari ini merajuk, gara-gara abangnya." Jelas Shea, karena i merasa tidak enak dengan perlakuan tidak sopan putri kecilnya terhadap tamunya.
"Nggak apa-apa Tante. Maklum Tante masih kecil Livi nya." Sahut Gladys dengan terus tersenyum.
"Yaudah Ma, Dean pergi!" Pamit Dean seraya bangkit dari sofa.
"Lo mau ketemu Felix apa tetangganya Felix, hah? Cewek bar-bar yang songong itu kan?!" Goda Rean dengan ikut berdiri merangkul bahu Dean.
"Please, deh! Jangan bahas gebetan kalian terus. Aku doain yang gebetannya paling jauh nanti jomblonya lama!" Teriak Keira menimbrung kakak-kakaknya.
Rean menoleh sangat cepat pada adiknya. "Gue doain badgirl kayak lo banyak masalah percintaan!" Sungut Rean dengan sinisnya.
Shea menggeleng mendengar keributan anak-anaknya. Kalau ada suaminya, pasti ia akan menyala laki-laki itu untuk tingkah laku putra-putrinya. "Ribut sekali lagi, Mama janji nggak ngasih jatah bulanan kalian." Ancamnya.
Sontak anak-anaknya mendelik padanya, apalagi Rean yang matre. Cowok itu melongo dengan mulut terbuka lebar, yang bisa menampung dua hotdog sekaligus di dalamnya.
"Nggak bisa dong Ma! Rean nggak setuju! Kalau Mama sampek ngelakuin itu. Rean juga bakal nekat ngerampok!"
Shea menggelengkan kepalanya, anak ajaib Leo memang memiliki sisi aneh yang kadang tidak masuk akal juga kadang masuk akal. "Kamu ngerampok, Mama bakal bikin kartu keluarga yang baru tanpa nama anak kembar kedua Mama."
"What the...!!! Mom, are you seriously?! Mama mau buang anak kandung sendiri?! Mama nggak ngehargai perjuangan Papa nih!" Teriak Rean yang membuat semuanya menutup telinga, terlebih Dean yang berada tepat di sebelah Rean.

KAMU SEDANG MEMBACA
BABE [Beyond The Limit]
Teen Fiction[ALREAN SERRANO] UPDATE SETIAP INGAT! 'Gue lebih suka lingerie daripada melody' "Nggak sembarangan kok. Gue cuman mau ngehemat duit, jadi gue bawain kalian ponakan aja. Byeeeee!!!"