19 • Go Home?!

529 32 3
                                    

New York, USA.

"Re? Lo mau ke mana lagi?"

Rean menatap gadis yang duduk di bangku sebelahnya. "Ke KUA aja."

Mellody mendelik, ia memukul bibir Rean dengan botol minum yang ia bawa. "Dasar Playboy!"

"Hahaha.... Penting lo-nya nyaman, gue ikut-ikut aja." Ucap Rean dengan merangkul pundak Mellody.

"Ke pub?" Mellody menatap Rean intens.

"Pub? Yakin ngajak ke situ. Nggak lah, lo cewek ntar kenapa-kenapa." Rean menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan ide satu itu.

"Di sini bebas kali Re. Aman nggak amannya itu tergantung. Selama ini gue nggak kenapa-kenapa tuh kalau ke pub sama Chloe atau temen-temen gue lainnya."

Rean terkejut, ia pernah berfikir jika Mellody pastinya tidak main-main ke tempat hiburan malam seperti kebanyakan orang di sana. "Jadi, lo sering main ke pub?"

"Ya. Gue tinggal di sini udah lebih dari tiga tahun, dan gue harus berbaur sama yang lain kan?"

"Yang bener aja Mel? Kalau kayak gitu mending lo tinggal di Indonesia aja."

Mellody menggeleng dengan tersenyum tipis. "Gak bisa lah Re. Karir gue disini, dan dari kecil gue pengen tinggal di Amerika."

"Jadi impian lo tinggal di New York ini? Nggak buruk sih, cuma tolong batasi pergaulan. Terlalu bebas itu bahaya."

"Gue ngerti kok. Tenang aja." Balas Mellody. "Oh ya gimana balapannya temen lo? Di sana pasti udah pagi."

Rean mengangguk-anggukkan kepalanya, ia meraih ponselnya dan ia melihat jam Jakarta yang menunjukkan pukul 20:15 am. Rean berinisiatif mencari kabar balapan yang di tandangi Gavin.

"Gue telepon Gavin dulu. Anak-anak nggak ada yang kasih kabar sih." Rean melepaskan rangkulannya dan beralih memegang ponselnya.

"Hallo?" Sahut suara serak laki-laki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo?" Sahut suara serak laki-laki.

"Woi, Vin. Gimana balapannya? Lo nggak kalah kan?"

"Gavin lagi sakit. Balapannya berakhir tragis. Gavin jatoh guling-guling nyungsep ke semak-semak. Lo tanggung jawab kan?"

"Kok bisa Dev? Gavin kan Jago balap. Terus dia nggak kenapa-kenapa kan?"

"Sejago apapun orang pasti kalau udah takdirnya celaka ya nggak bisa di hindari. Yang lo tanyain itu 'dia' siapa? Cewek yang nantang semalam, apa Gavin?"

"Gavin dulu, baru cewek yang nantangin gue."

"Gavin cuma luka-luka biasa abis jatoh. Tapi kakinya kekilir. Maklum ketindih motor. Cewek yang nantangin lo itu hebat Re. Ini semua gara-gara elo yang cari masalah sama dia. Ngapain tempat parkir aja lo permasalahin!"

BABE [Beyond The Limit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang