New York, USA.
"Gue balik Mel. Maaf ya cuma sebentar dan bikin lo repot. Padahal ini baru tiga hari gue tinggal di sini."
Mellody tersenyum, ia tengah mengantar Rean ke bandara bersama Chloe juga. "Nggak pa-pa Re, tenang aja. Gue lusa ke Singapore ntar ke indo juga kok. Mau ketemu Axel."
"Oke. Jangan lupa ketemu gue juga ya?"
"What you say, Hon?" Chloe yang tidak bisa bahasa Indonesia merasa lelah mendengarnya.
"Nothing."
"Ok."
"I'm gonna miss you, honey!" Ucap Chloe pada Rean yang kini merasa gelisah.
"Em, ya. I'm gonna miss you too, Chloe." Balas Rean, pasrah. "Bantuin dong Mel!" Bisik Rean pada Mellody yang sedang terkekeh melihat tingkah Rean yang berusaha menghindar dari sentuhan Chloe.
"Chloe, don't tease him. He's scared of you." Tegur Mellody, merasa tidak tega dengan kerisihan yang di rasakan Rean.
"Hahaha.. i'm sorry, Re."
Rean hanya tersenyum, ia kembali fokus ke jalanan dan beberapa kali mengirim pesan ke Mama, Papa, dan adiknya yang cerewet. Rencana jalan-jalan dan menghabiskan waktu bersama Mellody kandas seketika setelah ancaman Keira. Rean tidak bisa jika harus bermusuhan dengan satu bagian keluarganya. Maka dari itu, ia memilih menuruti Keira untuk segera pulang.
"Keira benar, Re. Seharusnya lo nggak ngejar gue sampek segininya." Celetuk Mellody, ia tahu apa yang mengharuskan pulang laki-laki di sebelahnya itu.
"Sorry Mel, Keira emang ngeselin. Gue emang udah niatnya ngejar elo, jadi gue bakal fokus sama niat gue."
"Lo bisa lupain perasaan lo ke gue Re. Kita nggak mungkin bersama."
"Maksudnya apa? Lo nggak lagi nolak kehadiran gue buat menangin hati lo kan?"
"Re. Gue bakal kenalin seseorang nanti pas ketemu lo di Indonesia. Gue harap lo bisa santai aja dan gak permasalahin itu untuk pertemanan kita."
"Oke. Mungkin gue yang salah karena udah terlalu berharap. Gue tunggu pertemuan kita di Indonesia. Dan pertemanan kita nggak bakal kenapa-kenapa. Enjoy, aja."
Mellody mengangguk-anggukkan kepalanya, ia tidak mampu bersuara lagi. Dirinya cukup merasa bersalah karena terlalu membiarkan laki-laki itu mendekatinya semakin jauh. Mellody tidak akan menjelaskannya sekarang karena Mellody butuh seseorang yang akan memperkuat kondisi.
"Udah sampai, Non."
"Oh, oke Pak."
Mereka semua turun dari mobil, dengan sopir pribadi Mellody yang mengambilkan koper miliki Rean. Rean menyeret kopernya di ikuti dua gadis cantik di belakangnya. Sesekali Chloe menggoda Rean dengan bermanja-manja.
"Honey, please don't forget me!"
"Yes, i won't forget you."
"Hati-hati Re. Salam buat semuanya."
"Oke Mel." Rean sekilas memeluk Mellody bergantian dengan dirinya yang di peluk Chloe.
"I'm so sad!" Ucap Chloe saat melepas pelukannya dengan Rean.
"Don't be sad, we'll meet again later."
"Oke. Bye! Becarefull, honey!"
Rean melambaikan tangganya seraya berjalan menjauh dari Mellody dan Chloe. Hari ini Rean benar-benar pulang tanpa suasana hati yang berbunga-bunga seperti persiapannya berangkat dari rumah dulu. Hatinya gundah dengan banyaknya pemikiran buruk yang melanda.

KAMU SEDANG MEMBACA
BABE [Beyond The Limit]
Jugendliteratur[ALREAN SERRANO] UPDATE SETIAP INGAT! 'Gue lebih suka lingerie daripada melody' "Nggak sembarangan kok. Gue cuman mau ngehemat duit, jadi gue bawain kalian ponakan aja. Byeeeee!!!"