27 • Rean Badmood

460 23 0
                                    

"Mama!" Seru Rean. Ini yang kesekian kalinya ia memanggil mamanya dari ruang tamu.

"Ma! Re kepanasan!" Teriaknya lagi, kali ini lebih terdengar manja dan alay.

Padahal AC sudah di nyalakan, di tambah kipas angin juga. Dengan keadaan tanpa baju, Rean berbaring telentang di lantai benar-benar memperlihatkan keadaannya yang katanya kepanasan.

"Ya, ampun!" Seru gadis manis yang baru saja membuka pintu rumah bersama sang Kakak perempuannya.

"Ngapain Kak tiduran di lantai? Kasur lo mau di jual Mama ya?" Celetuk Keira dengan santainya masuk dan duduk di sofa sebelah kakaknya berbaring.

Livi ikut bergabung, gadis kecil Leo itu tertawa dengan bola mata birunya yang mengamati keanehan Kakak laki-lakinya. "Putus sama kak Melody ya?" Tebaknya asal.

Rean menatap garang adik kecilnya, ia bergegas bangun dari tidurnya di lantai dan pindah duduk di sofa yang sama dengan Keira. "Anak kecil jangan ikut-ikutan. Nanti nggak Kakak ajak jalan-jalan lagi, loh!"

"Bisa ajak Kak Gavin, kok." Sahut Livi tanpa basa-basi.

"Oh, jadi sekarang udah deket sama tetangga depan?!" Sinis Rean, menatap Livi dengan sok marah.

"Kan pacarnya Kak Kei."

Keira yang sedari tadi diam, akhirnya mengambil posisi berdiri merentangkan tangan ke atas seperti orang bangun tidur. "Debat aja berdua. Aku mau mandi. Livi jangan lupa mandi, keringetan tuh!" Ucapnya, setengah mengingatkan adiknya.

"Hilih, sok perhatian!" Dengus Rean. Hari ini ia merasa bad mood.

"Kak Kei emang perhatian!" Teriak Livi, membuat Rean memutar bola matanya. "Bye, Kak Re jelek!" Lanjutnya berlari meninggalkan ruang tamu.

Rean memberengut, berbaring di sofa dengan tumpuan lengan di keningnya. Kemudian kembali berteriak. "Mama! Rean kepanasan!"

Entah dimana sang Mama berada, sampai teriakannya berulang-ulang tidak terrespon. Papanya juga belum pulang, apalagi kembarannya yang sedang merasakan gelombang cinta.

"Ma----"

"Apa? Mama mau tidur, dari tadi kamu teriakin terus! Kamu nggak kasihan sama adik kamu? Kamu nggak mau kan lihat adik mu kekurangan waktu istirahat? Kalau Papa mu tau, sudah di gantung itu telinga mu yang pake tindik!" Cerocos Shea yang baru datang keruang tamu.

Rean menutup telinga dengan kedua lengannya, kalau seperti ini sudah pasti Mamanya lagi sensi. Rean merutuk karena telah mengganggu ibu hamil seperti Mamanya ini.

"Kamu mending main ke tempat temen-temen mu sana. Mama mau tidur siang!"

Rean meringis ngeri, sekarang dirinya di usir dari rumah. Mau tak mau, Rean beranjak dari sofa. Meraih kaos yang ia lepas sebelumnya dan menyampirkannya di bahu.

"Jangan lupa, pulang bawain bakso sapi buat Mama!" Shea berteriak, menggunakan kesempatan untuk ngidamnya.

"Iya." Balas malas Rean sembari terus menaiki tangga menuju kamarnya.

Rean sudah terbiasa menuruti permintaan Mamanya yang ingin ini itu. Bagi Rean menyenangkan orangtua sudahlah kewajibannya. Sekarang tinggal ia memikirkan pergi kemana. Tubuhnya juga masih merasa gerah kalau naik motor pasti tambah panas.

"Ke rumah aja deh!" Putusnya, ia akan pergi kerumah lamanya. Semoga kawan-kawanya ada di sana.

• • •

"Semalem Rean nggak kesini?" Celetuk Kai, mendapat gelengan serempak dari cowok-cowok di sana.

"Halah, palingan ngurusi cewek baru." Sambar Raffa. "Tapi, Man. Lo pada yakin kalau jodohnya Rean itu si Melody?" Lanjutnya, bertanya.

BABE [Beyond The Limit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang