"Lo ngapain, sih!" Bentak Charlotte ketika pintu bangku penumpang terbuka membawa masuk tubuh Rean. Cowok itu masih menggunakan seragam yang tidak rapi. Rambutnya berantakan dan wajahnya yang mulai kusam.
"Gue ikut lo. Gue juga butuh refreshing otak. Siapa tau di villa lo ada pemandangan indah."
"No! Nggak ada refreshing, nggak ada pemandangan indah. Nggak usah ikut." Tegas Charlotte, ia tambah pusing dengan cowok merepotkan seperti Rean. Charlotte tau, Rean bakal banyak tingkah.
"Keluar atau gue seret keluar?" Gertaknya, emosi.
"Seret aja kalau bisa." Tantang Rean. Wajahnya tengil sekali saat berucap seperti itu. Membuat Charlotte ingin mencakarnya dengan kuku legend nya.Ia keluar dari mobil dan berjalan cepat ke sisi pintu tempat Rean duduk.
"Kamu nggak bisa halangin aku buat ikut, sayang!"
Tiba-tiba Rean yang tadi duduk di kursi penumpang telah pindah ke kursi kemudi dan memegang erat-erat stir dan kunci mobil Charlotte. Kekesalan Charlotte semakin meningkat, ia mengeram sembari menghentakkan kakinya.
"Sialan!"
"Husss! Jangan kasar ngomong-nya. Jadi cewek yang kalem, dong!" Rean menyeringai pada Charlotte yang masih berdiri di luar mobil.
"Kamu mau pergi kemana? Biar aku anterin. Aku jadi supir kamu hari ini." Sok lembut, sok manis, sok perhatian.
Gak apa lah... Gue lebih butuh pendamping, bukan musuh nggak penting. Rean terkekeh mengingat kebego'annya.
"Nggak usah. Gue panggil supir gue aja." Charlotte dengan kasar menutup kembali pintu mobil yang tadi menjadi tempat masuk Rean. Ponselnya telah di dekatkan di telinga, namun belum sempat panggilan terjawab, tangan Rean yang panjang menjulur dari dalam mobil mengambil alih ponsel itu. Dan membatalkan panggilan yang tertuju pada sang supir pribadi Charlotte.
"Udah pergi sama gue aja." Membuka pintu untuk Charlotte, dan mendorongnya pelan agar masuk ke dalam. "Masuk, sayang!"
Charlotte memelototi Rean ketika cowok itu sok dekat dengannya. Apalagi panggilan yang super menggerahkan telinganya, harus segera ia bereskan. "Terpaksa." Ucapnya seraya masuk dan menutup pintu dengan wajah sangat muram.
"Senyum, dong! Cantik banget loh kalau senyum." Rean terus memancing Charlotte, ia mulai menjalankan mobil keluar area rumahnya. Walau tidak tahu mau kemana arah tujuan gadis itu, Rean tetap melaju hingga jalan raya. Charlotte terpaksa memberitahu kemana arah tujuannya, ia tidak punya waktu lebih untuk sampai di tempat yang cukup jauh itu. Jadi, ia urungkan untuk mengajak duel Rean.
"Jadi, lo punya villa di puncak?"
"Hm."
"Kalau gitu kita nginep aja nanti."
Charlotte memiringkan kepalanya, tersenyum sinis melihat wajah tanpa dosa Rean yang fokus ke jalan raya. "Urusin sekolah dulu sana!"
"UAS aku tinggal besok kok."
"Ya terus?!"
"Aku bisa ikut susulan, kalau kamu mau ajak aku nginep di villa kamu."
"Sayangnya, gue nggak ngajakin!!" Seru Charlotte.
Rean terkekeh, sebelah tangannya yang bebas meraih pinggang ramping Charlotte yang tercapai di lengan panjangnya. "Apaan nih!" Charlotte berontak, memukul lengan Rean yang menjulur menarik erat pinggang.
"Lepasin nggak?! Lo mau mati? Mau kecelakaan gitu? Mau gue teriak terus gue aduin kalau lo itu cabul?" Omel Charlotte, ia tidak nyaman sekarang. Walau kedekatan yang lebih intim pernah ia rasakan ketika menginap di rumah Delon kala itu. Namun, ini benar-benar menggetarkan rasa takutnya. Ia perempuan yang punya kehormatan amat sangat penting.
![](https://img.wattpad.com/cover/191095420-288-k675717.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABE [Beyond The Limit]
Teen Fiction[ALREAN SERRANO] UPDATE SETIAP INGAT! 'Gue lebih suka lingerie daripada melody' "Nggak sembarangan kok. Gue cuman mau ngehemat duit, jadi gue bawain kalian ponakan aja. Byeeeee!!!"