New York
"Udah nyampe?" Mellody bertanya pada seseorang yang menghubunginya.
"Iya. Gue di arrival. Lo jadi jemput?"
"Iya ini di jalan, dikit lagi sampek situ."
"Oke. Gue tunggu, hati-hati ya."
"Iya. Lo jangan kemana-mana tunggu aja di situ."
"Hem."
Mellody memasukkan ponselnya kembali pada tasnya. "Nanti bapak tunggu di mobil aja ya. Biar saya yang masuk ke dalam jemput teman saya."
"Baik Non."
Mellody membenahkan bajunya, ia sudah biasa berada di lingkungan luar tanpa pengawal. Dia merasa lebih senang jika berinteraksi langsung dengan fans nya tanpa pengawal, kecuali jika sedang berada di acara-acara penting Mellody akan membawa serta bodyguardnya.
"Saya turun dulu."
Mellody melangkah keluar dari mobil, dengan langkah cukup panjang ia masuk ke bandara dan langsung menuju tempat yang sudah di beritahukan oleh Rean. Laki-laki dengan hoodie hitam dengan celana selutut yang sudah menantinya kini berlari menyeret koper menuju Mellody yang baru tiba di tempat.
"Aaaa... I miss you Babe!" Seru Rean yang langsung menubrukkan tubuhnya pada tubuh ramping Mellody.
"Re, di lihatin banyak orang tau!" Bisik Mellody yang segera melepas pelukan Rean.
"Aku kangen banget Mel!" Rengek Rean yang sama sekali tidak di gubris Mellody, gadis itu mengedarkan pandangannya memastikan tidak ada camera yang mengintainya.
"Iya Rean. Sekarang ayo ikut gue ke apartemen. Sopir gue udah nungguin."
Rean tersenyum kaku, ia meraih kembali kopernya lalu menyeret di belakang. Walau hatinya sedikit sesak karena perasaan rindunya tidak terbalas, Rean tetap memaksa tersenyum. Ini kali pertama Rean benar-benar bisa merindukan sosok perempuan selain keluarganya.
"Ke apartemen lo ya, Mel? Emang gak pa-pa? Gue bisa nginep di hotel kok." Celetuk Rean.
"Nggak usah ke hotel, lo udah kayak temen gue sekaligus saudara. Gue nggak kerepotan kalau lo nginep di apartemen gue. Di sana gue nggak sendiri kok, ada Chloe manager gue juga."
Teman dan saudara ya? Batin Rean, miris.
"Oh... Oke kalau gitu. Terimakasih banyak Mellody."
Mellody terseyum dan mengangguk bersamaan. Ia mengawali langkah Rean ke arah mobilnya terparkir. "Masukin langsung ke bagasi aja, Brian." Ucapnya pada sang sopir yang sudah berdiri di samping mobil dan mengambil alih koper Rean.
"Orang Indonesia?" Tanya Rean saat ia mendengar bahasa yang di ucapkan Mellody pada sopirnya adalah bahasa Indonesia.
"Iya. Dulu sopir Papa di Indonesia, terus sekarang jadi sopir gue di New York." Jelas Mellody, ia memasukkan badannya ke dalam mobil. "Buruan masuk." Lanjutnya, menegur Rean yang masih setia berdiri di luar mobil.
"Ya."
Rean dan Mellody hanya berdiam diri di dalam mobil. Rean tengah banyak pikiran begitu juga Mellody, karena gadis itu harus meminta izin seseorang yang sebenarnya memiliki kendali penuh padanya. Tidak ada yang mengetahui seseorang itu kecuali dirinya sendiri dan James Papanya.
"Em... Mel, lo beneran mau ke Singapore nemuin bokap?" Rean berusaha menyuarakan kegundahannya.
"Iya. Kenapa? Kalau lo nggak ikut gue juga nggak pa-pa kok. Kan gue sebelumnya udah bilang sama lo. Lo nya aja yang ngeyel."
![](https://img.wattpad.com/cover/191095420-288-k675717.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABE [Beyond The Limit]
Teen Fiction[ALREAN SERRANO] UPDATE SETIAP INGAT! 'Gue lebih suka lingerie daripada melody' "Nggak sembarangan kok. Gue cuman mau ngehemat duit, jadi gue bawain kalian ponakan aja. Byeeeee!!!"