Rean melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh seperti biasa. Ia kembali bersekolah pagi ini. Kebiasaan berangkat mepet jam masuk tidak pernah berubah, sedangkan Dean dan Kei selalu berangkat lebih awal darinya karena harus mengantar Livi juga.
"Mellody?" Gumamnya dengan terus memperhatikan seorang gadis cantik berjalan di trotoar.
Rean memelankan kecepatan mobilnya, kemudian ia menurunkan kaca sebelahnya demi melihat lebih jelas wajah gadis itu. Hingga sosok Mellody menghilang di belokan jalan. Rean pun kembali melajukan mobilnya dengan kencang, jam masuk kurang lima menit lagi.
Sesampainya di sekolah Rean hampir saja tidak bisa masuk gerbang karena seorang satpam sudah menutup sebelah gerbangnya. Untung Rean tidak kalah cepat dengan satpam itu, jadi mobilnya bisa masuk.
"Re! Buruan!" Teriak cowok yang berdiri tidak jauh dari tempat Rean.
Rean segera menutup pintu mobilnya, sembari mencangklong tasnya di bahu kirinya. Ia berlari menghampiri sahabatnya yang memanggil tadi dan mereka berdua berjalan bersama menuju kelasnya.
"Kemaren lo kemana? Tumben nggak ke rumah?" Celetuk Raffa dengan terus melangkah ringan di samping Rean. Rumah yang dimaksud adalah basecamp mereka yang merupakan rumah lama Leo.
"Males gue. Abis dari cafe Axel terus tidur."
"Yailahhh... Gue kira kemana? Padahal si Dean dateng. Ternyata lo-nya molor di rumah. Enak bener!"
"Hehehe... Pasti dong!" Balas Rean sembari merangkul pundak Raffa.
Mereka menaiki undakan tangga, sembari terus mengobrol seputar kejadia apa saja yang terjadi pas Rean tidak masuk. Hingga keduanya sama-sama duduk di bangku masing-masing.
"Sayang!!!" Suara rengekan manja dari cewek yang kini berdiri di sebelah tubuh Rean.
Rean mendongak, ia sudah tahu betul suara manja itu. "Hem?"
Zella mendudukkan bokongnya di meja Rean. Cewek itu tidak kalah urakkannya dari Rean. "Kamu nanti malam nggak sibuk kan?"
Rean menautkan alisnya, lalu ia mengangguk. "Enggak. Kenapa?" Tanyanya kemudian.
Zella tersenyum senang, ia memainkan rambut sang pacar yang begitu hitam. "Temenin nonton. Temen-temen aku ngajak nonton bareng pacar masing-masing. "
"Kenapa harus ikut?" Tanya Rean dengan kepala mendongak dan tangan yang mengunci pinggang Zella agar tidak jatuh.
"Kalau nggak ikut, nggak enak sama yang lain."
"Oke. Nanti malam aku jemput. Jadi jam berapa?" Rean merapikan baju Zella yang sedikit berantakan di bagian bawah.
"Jam tujuh."
Rean menganggukkan kepalanya, lalu menurunkan tubuh ceweknya dari atas meja. "Oke. Kalau gitu sekarang kamu balik ke meja kamu sana. Keburu ada guru."
Zella terseyum lebar lalu mencium pipi Rean sebelum ia benar-benar kembali ke mejanya. Rean biasa-biasa saja mendapatkan perlakuan seperti itu, karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang ia dapat dari para pacar-pacarnya. Paling lama pacaran hanya bertahan sampai bulan ke-lima, setelah itu Rean akan cari ganti yang baru. Mematahkan hati perempuan itu sudah menjadi hal favoritnya, entah dapat dari mana sifat itu yang pasti Rean lebih buruk dari Leo sewaktu muda.
• • •
Dalam perjalanan pulang Rean teringat kembali akan gadis yang ia targetkan sebagai pacar barunya. Namun kali ini gadis yang ditarget tidak akan mudah di dapatkan. Mengingat perbincangannya dengan Axel, bahwa gadis itu tidak tinggal di negara yang sama dengannya. Tapi Rean tetap menempatkan wajah itu untuk selanjutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/191095420-288-k675717.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABE [Beyond The Limit]
Novela Juvenil[ALREAN SERRANO] UPDATE SETIAP INGAT! 'Gue lebih suka lingerie daripada melody' "Nggak sembarangan kok. Gue cuman mau ngehemat duit, jadi gue bawain kalian ponakan aja. Byeeeee!!!"