Berhasil kah?

3.4K 442 23
                                    

Chaewon kembali kedalam apartementnya dengan lesu, dia tidak menyangka kalau saudara Felix sama brengseknya dengannya.

"Mau membayarku untuk tutup mulut dengan uang segitu.. huh memangnya aku wanita apa!" Gerutu Chaewon, membuat Yena mengerutkan alisnya bertanya - tanya.

"Ada apa Chaewon? Siapa orang - orang tadi?"

Chaewon tidak langsung menjawab, ia lebih dulu memilih untuk duduk, berjalan dan berdiri beberapa menit saja membuatnya sangat pegal.

"Bukan siapa - siapa!" Jawabnya sambil mengusap perutnya.

Yena tidak mau memperpanjang obrolan, ia memilih untuk kembali memasak.

Disisi lain, Chaewon tidak memberitahukan hal ini pada Yena karena dirinya tidak mau melibatkan Yena kali ini, sudah cukup dia membuat sahabatnya itu kerepotan.

































🍒🍒🍒🍒

"Kau punya rencana lain?" Tanya Minho setelah mereka sampai di kamar salah satu hotel di dekat kediaman Chaewon.

Chan yang hampir saja terlelap, membukakan matanya lagi.

"Entahlah, aku capek!" Bukannya memberi solusi, lelaki yang lebih muda dari Minho itu malah menutup dirinya menggunakan selimut.

"Ckk.. kau ini, ehmm aku punya ide sih!" Gumam Minho.

"Apa itu?" Tanya Chan penasaran tapi masih dengan mempertahankan posisinya.

"Kita harus membuat Felix meminta maaf kepada wanita itu,"

Setelah mendengar ucapan Minho, Chan akhirnya mengangkat selimutnya yang sebelumnya membungkus dirinya.

"Bagaimana caranya?"

"Pertama - tama, bagaimana caranya kita harus bisa membuat Felix kembali ke Seoul!"

"Ahh.. iya, aku akan mencobanya sekarang,"

"Kau sudah punya ide untuk bisa membuatnya kesini?"

Chan mengangguk percaya diri, tangannya kemudian terulur untuk mengambil handphonenya.

Membuka kembali pesan yang dikirim oleh Felix tadi sore.

Bocah Lee
Kau dimana hyung?

Bang Chan
Telepon aku! Aku ingin mengatakan sesuatu.

"Aku menyuruhnya untuk meneleponku,"

"Kau saja yang menelepon, supaya mempersingkat waktu!"

"Aniyo, aku tidak mau.. masa hyung yang menelepon duluan dongsaengnya sih!"

"Aigoo! Gengsimu tinggi sekali, aku sering tuh meneleponmu duluan,"

"Yaa itukan kau hyung bukan aku,"

Melihat kelakuan menyebalkan Chan membuat Minho kesal. Ia kemudian melemparkan bantal tepat kewajahnya.

"Hyungg!!"  Chan meringis.

"Rasakan itu! Aku akan mandi dulu byee.." Minho langsung bergegas masuk kamar mandi sebelum pukulannya dibalas oleh Chan.

Tak lama, handphonenya berdering.

Nae salmeun mitbadak nagtteoreoji eoduun teoneol sogeul geotgo isseo-

"Yeobeoseyo!"

"What happened hyung? you said you want to tell me something,"

"Yeah.. kau tadi bertanya aku kemana? Aku sedang berada di Seoul,"

"Hah? Untuk apa? Jangan - jangan-"

"Tidak.. aku ada projek perusahan disini bersama Minho hyung,"

"Ohh terus?"

"Tadi aku bertemu dengan dosenmu, dia bilang beberapa bulan lagi kau akan disidang, jadi minggu depan kau disuruh ke Seoul,"

"Untuk apa?"

"Untuk membicarakan tesismulah!"

"Ckk.. si tua bangka itu, merepotkanku saja! Baiklah besok aku akan kesana! Kau masih di Seoulkan hyung untuk besok?"

"Tenang saja, aku masih lama disini!"

"Ohh oke! Byee.."

Sambungan telepon pun terhenti.

"Pintar sekali aku ini," Pujinya kepada dirinya sendiri.

"Bagaimana? Dia menelepon?" Tanya Minho yang sudah selesai dengan acara membersihkan diri, menyisakan dirinya yang memakai bathrobe, tak lupa handuk kecil dikepalanya untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

"Iyaa.. besok dia akan datang!"

"Wah cepat sekali, kau mengarang apa memangnya?"

"Sebenarnya aku tidak terlalu banyak mengarang, karena aku bilang kalau beberapa bulan lagi dia akan sidang, tapi aku menambahkan kalau minggu depan dirinya harus membahas tesis bersama dosennya, padahalkan dosennya itu tidak bilang apa - apa!"

"Bagus, bagus.. btw tesis itu apa?"

Pertanyaan itu sukses membuat Chan melongo.

"Kau tidak tahu hyung?"

"Ani, soalnya selama kuliah, tugas - tugasku pasti sudah diurus oleh anak buah appaku,"

"Ehhmm oke oke! Tesis itu tugas akhir untuk mahasiswa yang akan disidang!"

"Sidang? Untuk apa? Merekakan tidak melakukan kesalahan?"

"Terserah kau hyung.. sepertinya kau hanya tidur saja selama kuliah!"

Chan menyerah, ia bingung dengan hyungnya ini, bahkan sidangnya pun sudah diurus oleh anak buahnya.

Apa bisa dibilang beautiful life? Tapi nyatanya hal itu malah membuat Minho tidak memiliki wawasan yang luas.

Seperti pepatah "no pain no gain" melalui masa sulit dulu, baru setelahnya mendapatkan hasil yang baik.

Chan pun langsung beranjak untuk masuk ke kamar mandi, sekarang gilirannya untuk membersihkan diri.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maaf yaa yeoreobun, aku up lama soalnya aku juga masih ada work lain yang belum selesai, btw jangan lupa klik vote dan tulis komennya yaa, annyeong!!😘😘😘

-author

Young Mother {Chaewon - Felix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang