Sadar?

3.3K 410 48
                                    

Tiba - tiba saja bahunya disentuh, Felix pun seketika membeku.

"Felix?"

........

"I-iya?" Pemuda berambut pirang itu memberanikan diri untuk membalikkan tubuhnya.

"Sedang apa disini?" Tanya sang empu tangan.

Felix pun menghela nafasnya lega, ternyata Hyunjin teman lamanya yang sekarang sudah menjadi dokter itu yang menyapanya.

"Ternyata kau Hyunjin! oh ehmm aku sedang.. " Ia menjeda kalimatnya sedang berfikir ingin berkata apa.

"Ah iya aku sedang menjenguk kerabatku yang sakit," Sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Hyunjin pun mengangguk. " Ngomong - ngomong kau tahu tidak? Tadi aku baru saja menangani wanita muda yang melahirkan, kasihan sekali dia!"

Felix mengerutkan alisnya.

"Wanita muda melahirkan? Apakah Chaewon?" Batinnya.

"Waeyo?"

"Sepertinya wanita itu ditinggalkan suaminya, aku bertanya pada keluarganya, mereka bilang wanita itu tidak memiliki suami, jadi aku berusaha untuk membantunya berjuang melahirkan anaknya, melahirkan seorang anak itu sangat sulit apalagi tidak ada suami yang menguatkannya, benarkan?" Pungkasnya dengan nada sedih.

Tak ada jawaban.

Hyunjin pun melirik temannya itu, ternyata dia sedang melamun entah memikirkan apa.

"Ya!"

Ia akhirnya tersadar karena seruan Hyunjin yang tidak santai.

"Kau mengagetkanku saja!"

"Biar saja, aku tadi berbicara panjang lebar tapi kau tidak mendengar!"

"Eh Jin - ah sepertinya aku harus pergi!"

"Arraseo, padahal aku masih ingin mengobrol tapi tak apa, aku tidak mau membuat kerabatku itu menunggu, bye!

Setelah acara temu kangen itu, Felix melanjutan niatnya untuk melihat keadaan Chaewon. Setelah mendengar penuturan temannya itu ia jadi sedikit bersalah.

































Felix merapatkan jaketnya hawa dingin mulai menerpanya padahal sudah dipasang penghangat ruangan, mengingat sekarang sudah masuk musim dingin di negeri gingseng ini.

"Nomor 101 mana ya.. " Lelaki itu masih berjalan menyusuri lorong rumah sakit sedari tadi, mencari ruangan yang telah disebutkan resepsionis itu sebelumnya.

Kaki jenjangnya berhenti didepan pintu yang bertuliskan "101".

"Apakah ini?" Monolognya.

Tangan putih itu memutar knop pintu sangat pelan.

Pintu bercat putih itu terbuka sedikit, terlihat Chaewon sedang tidur nyenyak, kebetulan sedang tidak ada yang berjaga. Felix pun bisa dengan leluasa masuk.

Mata Felix menelurusi setiap inci wajah "mantan kekasih"nya itu, hatinya tiba - tiba berdesir, Hati kecilnya bertanya - tanya, kenapa dia bisa menyakiti orang didepannya ini. Jelas - jelas Chaewon mencintainya dengan tulus tapi ia tidak pernah menyadarinya.

Tangannya terulur untuk menyentuh tangan yang tercancap infus, sebelum suara tangisan yang cukup keras menginterupsi kegiatannya.

Atensinya beralih pada ruang transparan disebelah, ada sosok kecil yang sedang menangis dengan posisi yang tak nyaman.

Entah kenapa, otaknya tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, semuanya seakan lancar dilakukan, tanpa ada rasa gengsi yang biasanya menyelimuti.

Ini bukan Felix si pria brengsek yang selalu membuat masalah, ini adalah naluri seorang ayah yang secara tidak diperintahkan keluar begitu saja.

Felix mengangkat bayi itu dengan hati - hati, mengayun tubuh mungil itu sambil menyanyikan nyanyian tidur untuknya. Mata polos nan berbinar itu perlahan menutup lagi, cairan bening yang mengalir pun berhenti, meninggalkan jejak dipipi gembilnya.




































"Chaewon - ah kau sudah bangun?"

Tiba - tiba, terdengar suara wanita menyapa ruangan itu, seketika Felix panik dibuatnya.

Dengan terburu - buru, ia menaruh bayi itu dan bersembunyi di pojok ruangan, berharap tak ada seorang pun yang melihatnya.

Ia menutup matanya. Takut- takut Yena memasuki ruangan ini.

"Mana buburnya?" Samar - samar terdengar suara yang ia yakini kalau itu Chaewon.

"Oh iya aku lupa! Ya sudah aku beli dulu ya.. "

"Hmm baiklah kau ini selalu saja!"

"Hahaha Mianhae! Tak apa aku tinggalkan sendiri lagi?"

"Gwaenchana, sudah biasa!"

Selang beberapa menit, pintu itu tertutup.

"Akhirnya pergi juga, tapi bagaimana aku bisa pergi dari sini? Ia sudah bangun sekarang ,bisa - bisa dia tahu kalau aku berkunjung!"

Felix mulai mencari cara untuk keluar dari sini tanpa diketahui Chaewon.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maafkan daku untuk membuat kalian menunggu untuk kesekian kalinya,, semoga suka yaa chap ini besok up lagi kok, tapi syaratnya vote dan komen okee anyeong💙💙💙💙

-author

Young Mother {Chaewon - Felix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang