Her

3K 389 32
                                    

Lelaki bersurai blonde itu sedang duduk di sofa sambil menyenderkan kepalanya dengan pikiran yang berkecamuk.

Ia sedari tadi hanya menatap makanan yang berserakan di meja yang ada di depannya, tanpa berniat mengambil dan memakannya.

Felix mengerutkan alisnya.

"Apa dia membiarkannya hidup?" Suara husky milik Felix pun mengisi sudut ruangan itu.

"Ck.. Merepotkan saja!"

Badan pemuda itu bangkit untuk mengambil satu kaleng soda dan membukanya.















"Aku kira dia akan bertindak pintar dan mengaborsinya," Gumamnya lagi, kemudian langsung menyeruput minuman itu dengan keadaan yang bisa dibilang tidak baik.

Yap.

Felix sempat bertemu Chaewon di super market ketika ingin mengambil beberapa snack disana.

Ia melihat Chaewon bersama dengan seorang lelaki yang sepertinya hanya ingin membantu dan kemudian berselang beberapa saat langsung pergi.

Felix hanya bisa memperhatikan aktifitas wanita yang pernah menjadi kekasihnya itu dibalik rak makanan.

Hatinya berdegup tak karuan ketika sudut matanya melihat perut buncit Chaewon, wanita itu tampak kesusahan berjalan.

Felix ingin membantu, tapi egonya mengalahkannya.

Tok... Tok.. Tok..

Lamunannya buyar bersamaan dengan ketukan yang bisa dibilang tidak sabar itu dari luar.

"Aishh.. Tidak bisakah orang yang diluar itu memencet bel!"

Felix membuka pintu dengan kesal.

"Hello bro!" Minho langsung saja masuk dengan santai.

Lelaki yang lebih tua darinya itu membuka tudung hoodie biru donkernya.

Felix berfikir Sejenak.

Sepertinya Felix tidak asing dengan pakaian itu.

"Apa kau tadi ke super market dekat apartement?" Tanya Felix penasaran.

Minho mengangguk mengiyakan.

Felix pun ber'oh ria, ternyata lelaki yang tempo hari menolong Chaewon itu Minho. Karena memang Felix sempat melihat wajahnya, tapi ia hanya ingin memastikan saja, takut salah.

Setelah itu ia menggeleng cepat.

"Untuk apa aku peduli? Terserah saja mau Minho hyung atau tidak pun, toh itu bukan urusanku!"


























^^^^^

"Ini sudah seminggu, apa kau punya ide lain?"

"Entahlah aku bingung hyung, aku takut bocah itu malah marah pada kita, kau tahukan beberapa hari yang lalu dia kesal karena tahu kalau kita membohonginya masalah tesis, untungnya dia masih ingin disini dan kebetulan hari ini memang harinya dia menemui dosennya itu,"

Hari ini Minho dan Chan sedang berada di cafe untuk membicarakan rencana selanjutnya.

"Hm" Minho menyeruput coffe lattenya dengan nikmat.

"Aha! I have an idea," Ucap Minho antusias.

"Apa itu?"
























XXX

"Ada apa hyung?" Felix malas sekali ketika para hyungnya itu menyuruhnya menemui mereka di depan taman kampus.

"Appa menyuruhmu menemui seseorang hari ini!"

"Hah?" Demi apapun, Felix sudah sangat pusing dengan tuntutan dosennya dengan tesisnya itu dan sekarang ditambah dengan ini, oh ya ampun apa Appanya ini tidak memiliki rasa empati sama sekali?

"Iya pokoknya kau harus menemui orang itu dan meminta maaf!"

"Meminta maaf untuk apa? Siapa orang itu?"

"Kau tak perlu tahu! Hanya meminta maaf dan berucap manis lalu pergi, itu saja,"

"Kalau kau tidak melakukan apa yang diperintahkan, Appa akan mengambil semua fasilitas yang sudah diberikan, dan jangan lupa beliau akan menyuruh dosen menunda tesismu itu sampai dua tahun kedepan, kau tidak akan dibiarkan lulus!" Tambah Chan.

Felix menelan ludah kasar, Appanya itu memang sangat kejam.

"Arraseo akan ku lakukan!"

"Oke Kajja!"

"Kalian ikut?"

"Tentu saja! Kami tidak bisa mempercayaimu begitu saja, " Ucap mereka serempak.

Felix menghela nafas panjang, ia kesal setengah mati.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Annyeong yeoreobun! Maaf udah lama gak update :(( karena alasan kesehatan sama kesibukan** dan maaf lagi kalau chap ini sedikit soalnya pengen nge tes kesetiaan kalian sama ff ini duluu, so dont forget to vomment! Byee😘😘😘

-author

Young Mother {Chaewon - Felix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang