"Jim.."
"Emm? Tae?"
.
.
" Apa sesuatu baru saja terjadi? "
Taehyung bertanya pada Jimin yang baru keluar dari dapur. Jimin cukup terkejut mengingat Taehyung yang dengan begitu cepat kembali.
" Ahh.. B-bukan apa-apa Tae"
"Lalu ini buku dongeng nya siapa? Apa jangan-jangan kau... "
" Tidak. Hanya saja tadi.. Emm.. Gimana aku memberitahukan mu ya?.. "
Jimin bingung harus berkata apa pada Taehyung.
"Katakan saja.. atau aku yang akan menebak" Jimin menggeleng cepat.
"Sebenarnya tadi...emm..itu.. Taetae.. "
Belum selesai dia bicaranya Taehyung sudah main motong omongannya.
" Ahh.. Dia ya, ku kira siapa. Lalu bagaimana dengan bukuku? " tanya Taehyung dengan tenang. Jimin yang ditanyai hanya tersenyum canggung.
" Itu.. Belum terbeli.. Hehehe.. "
" Apa? Bagaimana bisa? Aishh.. "
" Maaf Tae, Taetae memaksaku untuk membeli buku dongeng itu. Kau tau kan aku tak bisa menolak tingkah lucunya, jadi aku men-cancel bukumu. Maafkan aku" jelasnya Jimin sambil menangkupkan kedua tangannya memohon maaf.
"Aku mulai kesal dengannya. Bagaimana bisa dia seenaknya sendiri padaku? Main keluar tanpa minta izin. Masih untung dia keluar hanya saat bersamamu Jim" omel Taehyung yang membuat Jimin melongo.
Taehyung itu pendiam, dingin, penyuka buku . Jimin tau itu. Tapi entah kenapa jika menyangkut Jimin dan Taetae dia bisa menjadi secerewet ini.
"Kau simpan buku itu Jim. Besok kita beli buku lagi, UNTUKKU. Aishh.. Aku akan pergi mandi"
Jimin mulai tersadar dari lamunannya saat Taehyung beranjak menuju kamar kamarnya untuk mandi.
Dia pun mengambil buku dongeng itu dan di simpannya ke dalam tas. Lalu kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam mereka.
...
Taehyung selesai dengan acara mandinya dan keluar menuju dapur karena tergugah dengan aroma harum masakan Jimin. Diduduki salah satu kursi makan yang hanya berjumlah dua disana.
Mencomot buah pisang dimeja dan memakannya diam. Jimin masih sibuk dengan masakannya tanpa terusik kehadiran Taehyung.
"Kau tidak ke toko Jim?" tanya Taehyung yang mulutnya masih mengunyah pisang itu.
"Jika aku ke toko, lalu siapa yang akan memberimu makan Tae? " ucap Jimin tanpa melihatnya.
" Kau pikir aku anak kucing? Seenaknya saja 'memberi makan' "
" Hmm.. Hari ini toko tidak terlalu ramai. Toh sudah ada Suga hyung yang mengurusnya"
Jimin meletakkan beberapa daging ke atas piring dan meletakkannya di meja.
"Jarang menyentuhnya dengan tangan kotormu Tae. Tunggu semuanya selesai dulu. Sopnya sebentar lagi matang. "
" Jahat sekali kau. Kau ingin aku mati kelaparan? " rengeknya Taehyung sembari mengusap punggung tangannya yang dipukul Jimin.
" Kalau begitu mati saja sana!" ucap Jimin asal.
"Cih.. Bahkan kata-kata mu sudah sepedas Yoongi hyung juga. Ah.. Yoongi hyung meracunimu dengan apa Jim? Hingga kau seperti ini? Mana Jimin sahabatku yang seperti mochi itu? "
Taehyung mulai mendramatisir omongannya. Jimin yang mendengarnya hanya memutar mata jengah.
" Berhenti menghiperbolakan Jimin yang seksi ini Tae. Kau menyebalkan" ucapnya sembari meletakkan sup di atas meja.
"Aku juga menyayangimu Jim"
Taehyung lalu makan dengan lahap. Jimin yang melihat hanya tersenyum kecil.
"Makan pelan-pelan Tae. Aku tak akan mengambil bagianmu" ucap Jimin sembari meletakkan sepotong daging lagi di mangkuk Taehyung.
"Makan yang banyak, setelah itu beristirahat" Taehyung menghentikan acaranya mengunyahnya dan melirik Jimin.
"Memangnya kau mau kemana? "
" Aku ada janji dengan Jungkook untuk membeli persediaan kopi"
Dengan segera Taehyung menelan makanan.
"Aku ikut"
"Tidak."
"Kenapa?"
"Kau harus beristirahat "
" Ck.. Menyebalkan sekali kau"
"Aku juga menyayangimu Tae. Aku tak menerima penolakan dan bantahan."
"Iya. Akan ku lakukan"
"Anak baik. Sekarang habiskan makanan mu lalu kutemani kau beristirahat sebentar sampai kau tidur. Seperti biasanya"
Taehyung yang mendengar tuturan halus dari Jimin itu mengangguk kecil dan melanjutkan acara makannya.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Have Me (Complete.)
Short Story"Terima kasih banyak karena bersedia menjadi saudaraku, Jim" . . . . "Apapun untukmu Tae" . .