10

3K 334 9
                                    

Taehyung itu anak yang baik dan juga penyayang sebenarnya. Dia juga bisa menjadi anak yang manja jika bersama dengan orang-orang terdekatnya. Hidupnya bahkan bergelimangan harta. Dia juga pintar dan tampan.

Begitu sempurna jika dibayangkan bukan? Tapi kenyataannya tidak seperti itu.

Memang hidupnya selalu berkecukupan. Orangtuanya bahkan sudah memberikan beberapa saham untuk dikelolanya kelak. Dia tak perlu khawatir akan masa depannya bukan?

Namun sayangnya dia khawatir dengan dirinya sendiri. Disaat anak seumurannya yang dulu menginjak sekolah dasar dan bersenang-senang dengan teman-temannya, Taehyung tidak bisa seperti itu.

Ayahnya terlalu memberinya banyak aturan namun ayah dan ibunya tak pernah hadir dalam setiap pertumbuhannya menuju dewasa.

Mereka terlalu sibuk pada pekerjaan mereka dan pada akhirnya hubungan keluarga menjadi merenggang dan berakhir dengan perceraian.

Ingatan itu seolah masih sangat hangat di kepalanya. Tersimpan rapi di rak teratas yang bisa sewaktu-waktu dibuka.

Jimin masih dapat mengingat bagaimana rapuhnya Taehyung kala itu. Meskipun sekarang dibalik senyum dan tingkah nya yang terkadang diluar dugaan itu namun sorot matanya terkadang kosong.

Melihat lurus jauh entah kemana. Jimin sering melihatnya. Terkadang dia dibuat khawatir akan Taehyung yang tiba-tiba berubah - ubah itu.

Dia pikir mungkin emosi dan overthinking Taehyung mulai dikadar yang harus dia  dan Yoongi hyungnya waspadain akhir-akhir ini.

Karena Jimin itu bukan sekedar sahabatnya. Dia itu segalanya bagi Taehyung dan sebaliknya. Kebahagiaan Taehyung adalah segalanya bagi Jimin, itu mutlak.

..

"Aku pulang "

"Sudah pulang hyung? "

Yoongi memasuki apartemen Taehyung untuk kesekian kalinya. Sudah tiga hari mereka harus terpaksa tinggal di rumah Taehyung untuk beberapa waktu mengingat Taehyung masih rewel.

" Taetae dimana? " Yoongi meletakkan jaketnya kesembarang tempat dan mengambil minum di dapur.

" Letakkan jaketmu di kamar hyung atau ku bakar nanti. Taetae sedang asik baca buku di kamar. Kuajak makan malam belum mau tadi"

"Jadi kalian belum makam malam? Bagaimana jika Taetae sakit Jim? Kau ini"

"Taetae?!  Hyung pulang sayang! " teriak Yoongi menuju kamar Taehyung. Jimin yang melihatnya menggerutu malas.

...

" Taetae? " Yoongi memanggil Taehyung yang masih sibuk dengan buku cerita bergambarnya.

" Taetae... Hyung pulang!"

Teriakan Yoongi sukses memberika  atensi Taehyung padanya. Taehyung seketika berlari kearahnya dan memeluknya.

"Suga hyung!... Hyung kapan pulang?  Kok Taetae tidak dengar pintu terbuka? " pekiknya. Yoongi tersenyum melihatnya.

" Baru saja Tae, kata Chimchim Taetae belum makan malam ya? Kenapa tidak makan? Kan Chimchim sudah masak makanan buat Taetae "

" Taetae masih kenyang hyung, Taetae tadi makan apel banyak-banyak sampe perut Taetae gendut-gendut" ucap Taehyung sembari memegang perutnya

"Memangnya Taetae makan apelnya berapa? "

Taehyung segera menghitung apel yang dia makan dengan jari nya. Begitu serius namun menggemaskan bagi Yoongi.

" 10 potong! " pekiknya lagi

Yoongi seketika terkejut. Bagaimana bisa Taehyung makan apel 10 potong tadi sore tanpa pengawasan Jimin. Sebenarnya apa yang dia lakukan selama dia bekerja seharian ini. Yoongi tak habis pikir.

" Siapa yang mengupaskannya Tae? "

" Emm..  Chimchim.. Tapi-"

"JIMIN!!....."

Yoongi meneriaki nama Jimin sembari berlalu keluar kamar dan meninggalkan Taehyung yang masih menggantungkan perkataannya. Taehyung terlihat mendengus kesal. Suga hyungnya tak benar-benar mendengarkan dia bicara.

"Ih...  Taetae kan belum selesai ngomong. Kan Chimchim potong-potong satu apelnya jadi kecil-kecil sepuluh.. "

.

.

.

.

.

.

.

Demi kalian good reader.. 

Happy reading ya...

Makasih dah mau nungguin ceritanya.... 😊😊😊😊

Still Have Me (Complete.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang