55

2.3K 277 21
                                    


Thor balik lagi..

.

.

maaf Thor baru bisa nglajutin ni chapter.

.

Tapi sebelum itu, minal aidzin wal faidzin ya Good Reader^^

.

Semoga sehat terus ya Good Reader^^

.

.

.

Happy Reader, Good Reader^^

.

.

Seseorang membuka pintu kamar rawat itu dengan brutal dan membuat orang-orang yang disana terkejut. Ayah Kim yang mengetahui siapa orang barbar itu hanya bisa menggelengkan kepala.

"Ini bukan toserba yang main masuk tanpa mengetuk, Yoongi-ah."

"Taetae-ah, kau tak apa? Bagaimana keadaanmu? Bagaimana demammu? Taetae-ah?" ucapan ayah Kim dihiraukan oleh orang barbar yang ternyata adalah Yoongi. Taehyung sendiri hanya tersenyum tipis melihat tingkah hyungnya yang panik tapi menggemaskan itu.

"Hyung, aku Taehyung." Ucapnya sembari mengulum senyum. Yoongi tampak terkejut mendengar pernyataan Taehyung dan mulai menenangkan dirinya sendiri duduk disamping ranjang Taehyung.

"Ah, maaf Tae. Hyung pikir kau masih Taetae." Taehyung menggeleng pelan.

"Jimin belum sampai ya?"

Yoongi melirik jam tangannya sejenak. Hari menunjukkan pukul 1 siang. Yoongi yang sebenarnya masih harus menyelesaikan beberapa bagiannya mau tak mau harus absen untuk beberapa saat dan meminta Namjoon untuk melanjutkan bagiannya.

"Dia akan terlambat sebentar. Tadi dia mengabariku jika kau sudah sadar, jadi aku berlari kemari."

"Kau berlari Yoon?" tanya Ayah Kim terheran.

"Lebih tepatnya. Aku naik mobil kemari dan berlari di sepanjang koridor rumah sakit."

"Yoongi hyung mana mau berlari dari studionya, yah. Yang ada dia akan memilih untuk memanggil ambulan untuk menjemputnya." Canda Taehyung yang membuat seiri ruangan itu tertawa renyah.

Ibu Taehyung dan Jungkook hanya terkekeh mendengar candaan ringan itu.

"Kalau begitu aku dan Jungkook akan kembali. Jangan lupa jaga kesehatanmu Tae." Pamit Ibu Taehyung tiba-tiba dan membuat ruangan itu hening seketika. Mereka baru sadar, jika keluarga Jeon ada disana juga.

"Ibu, mengapa terburu-buru? Taehyung belum bertemu ibu lama sekali. Kemarilah bu, Jungkook juga boleh tinggal sedikit lebih lama."

Ibu dan Jungkook saling memandang satu sama lain. Meskipun merasa ragu dan dirundung rasa canggung, Jungkook dan Ibu Taehyung pun akhirnya berjalan mendekati Taehyung. Taehyung dengan segera mendudukkan dirinya dan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar untuk menerima pelukan dari sang ibu.

"Bolehkan Taehyung memeluk ibu?" ucap Taehyung dengan senyum hangatnya.

Entah sejak kapan kedua manik beliau berair hanya karena mendengar permintaan sang anak. Ibu Jeon benar-benar dirundung rasa bersalah namun juga bangga. Anaknya yang sudah ia didik dengan salah, sudah ia tekan seenak hatinya, namun dengan senang hati untuk merekuhnya.

"Ibu?" panggil Taehyung kembali. Sembari menghapus air matanya, Ibu Jeon mendekati Taehyung dan memeluknya pelan. Jungkook dan orang-orang yang disana hanya bisa terdiam melihat adegan hangat itu.

"Maafkan ibu, Tae. Ibu bersalah. Maafkan ibu..hiks... Taehyung..hiks.."Ibu Jeon mulai menangis disela-sela pelukannya. Taehyung tak banyak bicara, hanya mengelus pelan punggung sang ibu. Taehyung memandang Jungkook yang menunduk di belakang sang ibu.

"Jungkook-ah, kemarilah."pinta Taehyung dan Jungkook menurut.

"Ibu, berhentilah menangis. Taehyung sudah tak apa-apa. Lihatlah orang-orang disini, mereka semua juga ingin bergantian memelukku." Ibu Jeon melepas pelukannya dan memandang orang-orang di dalam ruang rawat itu.

"Maaf Tae, Ibu tak bermaksud—"

"Tidak bu, jangan meminta maaf lagi. Itu akan membuat Taehyung menjadi lebih bersalah. Semuanya hanyalah masa lalu. Ibu tak perlu meminta maaf lagi." Ucap Taehyung sembari mengusap air mata sang ibu dengan ujung lengannya.

.

.

.

*Cklek

Seseorang membuka pintu kamar rawat itu, dan orang itu adalah Jimin sembari menenteng dua kantong plastik yang cukup besar. Dengan segera Ayah Kim membantu membawakan belajaan itu.

"Taetae. Adikku tersayang. Sini peluk Chimchim dulu." Ucap Jimin dengan gemas sembari merentangkan tangannya. Taehyung dengan senyum lebarnya menerima pelukan Jimin.

"Auhh,, sayangnya Chimchim. Bagaimana keadaanmu? Masih sakit, hm?" tanya Jimin yang masih belum sadar bahwa Taehyung bukanlah Taetae kecilnya. Yoongi dan yang lainnya hanya bisa menahan tawa.

"Jimin-ah, aku rindu." Bisik Taehyung tepat di telinga Jimin dan membuatnya bergidik.

"Apa ini?! Ah, Taehyung-ah? Ya Tuhan, aku pikir kau Taetae. Aihh.." ucapnya menahan malu.

"Hahaha, ayo lakukan itu lagi Jim. Auhh,, sayangnya Chimchim..hahaha.." Taehyung tertawa renyah saat mencoba untuk menirukan tingkah Jimin yang sangat menggemaskan itu.

.

.

Selama kurang lebih tiga hari Taehyung dirumah sakit, tak sekalipun kamar rawat itu sepi. Pasti orang-orang terdekatnya selalu menyempatkan diri untuk menjenguknya. Bahkan Hoseok dengan santainya tidur di ranjang pesakitannya dan membiarkan Taehyung tertidur di sofa. Benar-benar sahabat yang barbar. Karena hal itu, Hoseok mendapat ceramahan panjang dari Seokjin dan jitakan manis jari tengahnya Yoongi.

Ibu Taehyung dan keluarga Jeon sudah lebih dulu berpamitan sehari sebelumnya karena mereka masih banyak urusan dan Jungkook juga harus kembali bersekolah. Taehyung dengan senang hati mengijinkannya.

Seperti yang sudah ia katakan pada Taetaenya dulu. Ibunya berhak mendapatkan kebahagiaannya. Ibunya berhak mendapatkan kehidupan baru bersama keluarga barunya. Taehyung sudah merelakannya. Taehyung juga tak ingin menjadi manusia yang egois atau dia tak akan bahagia.

Berbicara tentang Taetae, Taehyung sama sekali belum membicarakan hal itu bersama sang ayah dan yang lainnya. Bahwa Taetae kecilnya sudah pergi dan tak akan kembali. Benar-benar tak akan kembali lagi.

Rasanya memang terasa aneh, karena biasanya ia akan sesekali mengobrol dengan Taetae kecilnya. Tapi sekarang ia lebih banyak membicarakan apapun dengan sang Ayah atau Jimin. Yoongi masih harus menyelesaikan projectnya jadi jarang sekali bertemu.

.

.

"Taehyung-ah, hari ini bisa temani membeli biji kopi di tempat biasa?" tanya Jimin yang menyembulkan kepalanya di pintu kamar kerja Taehyung. Taehyung segera mengangguk setuju dan melanjutkan acara melukisnya.

"Apa sebentar lagi pameran akan dibuka Tae?" Taehyung mengangguk lagi tanpa menengok padanya.

"Baiklah, selesaikan lukisanku. Aku akan kembali ke apartemenku sebentar. Aku jemput pukul 3." Taehyung kembali mengangguk lagi dan Jimin benar-benar pergi dari apartemen Taehyung.

Taehyung dengan serius menyelesaikan lukisannya tanpa sekalipun beranjak ruang kerjanya. Dengan senyum puas Taehyung memandang hasil lukisannya.

"Taehyung-ah.."

Panggil Jimin dibalik pintu.

"Kau sudah siiii...ap? Wow, itu siapa Tae?" Jimin tertegun dengan lukisan yang baru selesai Taehyung lukis.

"Itu, Taetae."

.

.

.

.

.

Sampai jumpa lagi, Good Reader^^

Still Have Me (Complete.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang