Thor balik lagi...
.
.
Akhirnya beban thor meringannn setelah melembur dan melembur karena tugas...
.
.
langsung aja tanpa perlu banyak cingcong dari Thor..
.
happy reading good reade^^
.
.
Acara pameran seharian itu cukup menyenangkan. Setidaknya Taehyung cukup menikmati setiap acara karena Jimin ada disampingnya. Orang-orang yang berada di pameran tersebut juga menyenangkan. Banyak sekali yang mengenal Taehyung. Itu secara tidak langsung membuat hati Taehyung menghangat sedikit.
"Apa kau menikmatinya Tae?" tanya Jimin yang duduk tenang disampingnya.
Mereka berdua memilih menggunakan taksi untuk pulang mengingat Jimin tak ingin kejadian di kereta pagi tadi terulang kembali dan membuat Taehyung tak nyaman.
" Cukup menyenangkan saat ada kau Jim" Jimin tersenyum mendengar jawaban Taehyung.
"Aku tak menyangka kau begitu terkenal Tae. Orang-orang begitu mengagumi karya-karyamu. Bahkan mereka pun juga mengagumi wajah tampanmu yang bak patung pahatan romawi itu." Taehyung memutar matanya jengah.
"Berhenti menghiperbolakan wajahku Jim." Jimin tertawa renyah. Setidaknya hari ini perasaan Taehyung sangat baik setelah seharian pergi dengan Jimin.
Sebelum kembali ke apartemen Jimin dan Taehyung menyempatkan diri untuk makan malam di kedai ramen langganan mereka. Mereka tak sengaja bertemu Hoseok dan beberapa teman dari grup dance nya. Hingga tak terasa waktu cepat sekali berlalu.
Jimin kembali ke apartemennya setelah menyuruh Taehyung untuk segera kembali ke kamarnya dan beristirahat. Taehyung yang enggan terpaksa mengiyakan perintah Jimin dan segera menyuruhnya masuk ke dalam.
Dengan malas Taehyung masuk ke apartemennya. Taehyung terkejut melihat seseorang yang sedang berdiri menatap foto Taehyung semasa kecil itu.
"Oh.. sudah pulang Tae." seseorang itu tersenyum lembut padanya. Taehyung diam tanpa bisa membalas ucapan itu.
"A-ayah.."
"Ayah pulang Tae. Maaf baru bisa menengokmu sekarang"
Pria paruh baya itu memeluknya pelan. Orang yang Taehyung panggil 'ayah'. Orang yang sudah lama sekali tak pernah menengoknya barang sedikit pun. Berterimakasihlah Taehyung pada kepalanya karena dia bukan orang yang gampang melupakan wajah orang.
Pelukan itu masih mengerat. Taehyung bingung harus membalas pelukan itu atau tidak. Taehyung bingung harus merasa senang atau marah sekarang. Taehyung bingung dengan pikiran dan perasaannya sekarang.
"Maaf, ayah baru bisa pulang." Pelukan itu melonggar. Taehyung masih terdiam, sibuk dengan pikriannya sendiri. Ia masih belum mempercayai kejadian ini.
Ayahnya pulang. Ayahnya memeluknya. Ayahnya meminta maaf padanya. Ayahnya benar-benar ada di hadapannya sekarang. Taehyung masih berkutat dengan pikirannya.
"Tae, Taehyung..." ayah Kim mencoba menyadarkan Taehyung dari lamunannya.
"A-ah.. se-selamat datang yah." Ucap Taehyung seadanya. Ia bingung harus menjawab seperti apa.
"Iya, nak.. ayah pulang. Ahh.. kau sudah bertambah tinggi dan tampan." Puji ayah Kim, Taehyung hanya bisa mengulum senyum tipisnya.
...........
Beberapa jam sebelum Taehyung tiba kerumah, Tuan Kim sudah di apartemen. Tuan Kim bersyukur sandi yang Taehyung pakai tak pernah diubah setelah ayah dan ibunya berpisah. Dengan begitu beliau dengan mudah masuk ke rumah mereka.
Tuan Kim cukup tertegun dengan semua barang di dalam rumah itu. Tak ada yang berubah atau mungkin memang Taehyung sengaja untuk tak pernah merubahnya. Foto ayah dan ibunya masih ada di figura. Berdiri tegak diruang tamu bersama dengan foto Taehyung dan bersama dua saudara Min.
Tuan Kim tentu mengenal kedua saudara Min itu. Jimin dan Yoongi memang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri. Tuan Kim benar-benar bersyukur dan sangat berterimakasih karena mereka hingga sekarang masih bersama dengan Taeyung anaknya.
Beruntungnya kamar yang dulu dipakai ayah dan Ibunya selalu Taehyung bersihkan. Alasannya cukup simple.
'Mungkin di suatu waktu, ayah dan ibu akan kembali. Jadi kamar ini harus selalu bersih agar mereka bisa kembali nyaman.'
Begitu sederhana dan membuat trenyuh. Namun orang-orang yang paham akan bagaimana Taehyung begitu paham. Didalam hati terdalamnya Taehyung menahan rindu. Di dalam relung hatinya ia menunggu kedua orangtuanya kembali.
Meskipun pada akhirnya mereka hanya akan kembali dengan diri mereka sendiri atau mungkin juga bersama pasangan barunya. Seperti yang ibunya lakukan. Kembali dengan anak dari suami barunya dan sang ayah yang kembali hanya dengan dirinya sendiri.
Taehyung paham sekali. Taehyung sadar sekali akan hal itu, tapi ia ingin berharap. Meskipun kemungkinannya sangat kecil. Ia ingin berharap ayah dan ibunya kembali bersama dengannya meskipun hanya sebentar.
Tak apa meski sebentar. Taehyung sudah sangat mensyukuri. Taehyung akan sangat bahagia akan hal itu. Tapi sekali lagi, hidup tak mengijinkannya. Hidup tak memperbolehkan mereka bertiga bertemu dan bersama kembali. Tidak untuk hari ini dan hari-hari berikutnya.
........
Hari ini hari libur. Setelah Taehyung menyelesaikan tugas akhirnya beberapa minggu lagi ia akan di wisuda dan lulus. Beruntungnya Hoseok hyungnya juga lulus bersama dengannya. Setidaknya itu akan menyenangkan. Ditambah lagi ayahnya pulang, mungkin sang ayah bisa menghadiri acara wisudanya dan tak akan diwakilkan oleh Yoongi atau pun Jimin atau mungkin Seokjin hyung.
"Bagaimana kuliahmu selama ini Tae? Apa semuanya baik? Bagaimana dengan kegiatan melukismu? Ayah ingin mengetahui semuanya." Ucap tuan Kim dengan sumringah disela-sela sarapan mereka. Hanya ada roti panggang dan beberapa daging asap disana.
"Masih berjalan lancar. Setidaknya hasil dari hobiku cukup bisa membayar uang kuliah" ucapan Taehyung membuat tuan Kim mengernyit.
"Kau tak menyentuh uang yang selalu ayah kirimkann setiap bulan Tae?" Taehyung menggeleng pelan dan membuat ayah Kim mendesah lelah.
"Masih utuh. Untuk berjaga-jaga saat keadaan darurat. Uang dari fakultas sudah cukup." Jelas Taehyung.
"Setidaknya kau harus menggunakannya meskipun tak banyak Tae."
"Tidak apa-apa. Aku sering ditraktir Jimin dan Yoongi hyung di kafenya. Jadi makanku terjaga." Jelasnya lagi.
"Berbicara tentang saudara Min. Apa kabar mereka baik?" tanya Tuan Kim mengalihkan pembicaraan.
"Baik. Kafe mereka selalu ramai. Yoongi hyung masih bekerja menjadi salah satu composer di agensi ternama. Jimin sibuk mengurus kafenya." Tuan Kim mengangguk pelan.
"Lain kali ajak ayah ke kafe mereka. Ayah ingin bertemu dan berterimakasih karena mereka sudah menjagamu." Taehyung mendehem pelan.
"Berapa lama ayah akan dirumah?" ucap Taehyung setelah selesai meminum habis susunya.
"Mungkin satu bulan. Ada pekerjaan yang harus ayah selesaikan disini. Ada apa?" Taehyung menggeleng.
"Jika ayah mau, ayah bisa menghadiri acara wisudaku."
"Tentu. Tentu ayah akan datang. Kau anak ayah" jawab Tuan Kim meyakinkan Taehyung.
"Mnn."
.
.
.
sampai jumpa lain waktu Good Reader^^
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Have Me (Complete.)
Short Story"Terima kasih banyak karena bersedia menjadi saudaraku, Jim" . . . . "Apapun untukmu Tae" . .