22.

2.3K 319 28
                                    

Kalau ini beneran up.

.

.

.

Happy reading..  Good reader..

.

.

.

Terdengar suara langkah kaki cepat di lobi apartemen. Orang-orang yang melihat pemuda itu terheran-heran dengan sikapnya yang tidak biasa.

Meskipun sang resepsionis dan juga seorang satpam sangat hafal akan tingkah pemuda itu. Mereka pun hanya bisa menggeleng sembari terkekeh.

Setelah sampai di depan pintu apartemen. Lebih tepatnya apartemen Jimin. Pemuda itu memencet bel tak sabaran.

"Cepat buka pintunya.. " rengeknya sembari menghentak-hentakkan kaki.

Setelah terdengar suara kunci terbuka dengan segera pemuda itu menerjang si pemilik apartemen.

" Hyung!!..... "

" Taehyung.. Aigoo..  Pelan-pelan Tae" Yoongi merasa kesusahan membawa pemuda tampan itu yang ternyata Taehyung.

Jimin yang mengintip dari balik dinding terkekeh pelan.

"Wow..  Bayi besarmu benar-benar besar hyung.. " Jimin terus saja terkekeh melihat adegan pelukan yang seperti macam koala itu.

" Lepaskan Tae.. Kau berat.. " Yoongi memohon namun Taehyung justru mengeratkan pelukannya.

" Jim, bantu aku" Yoongi mulai sesak nafas.

"Lepaskan Yoongi hyung, Tae. Lihat muka saljunya sudah kayak kepiting rebus" ejek Jimin.

"Tidak. Aku belum puas"

"Hei, kenapa hanya Yoongi hyung yang dipeluk. Kau tak merindukanku,  hm? " goda Jimin.

Taehyung dengan segera melepas pelukan posesif nya pada sang hyung dan merentangkan lengannya ke arah Jimin.

Jimin yang melihat tingkah lucu Taehyung kembali terkekeh dan berjalan ke arahnya. Membalas pelukan sang sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudara itu dengan erat.

"Aku benar-benar merindukan mu Jim"

Jimin terdiam mendengar ucapan lirih Taehyung yang sarat akan rasa sedih didalamnya. Jimin hanya bisa tersenyum dan mengelus pundak Taehyung.

Yoongi menghela nafas lega. Melihat Taehyung yang ia rasa baik-baik saja itu.

Apartemen itu hening beberapa saat. Dan terbuyarkan dengan tangisan lirih seseorang.

"Hiks..  Hiks..  Jim.. Hiks.. Taetae rindu Chimchim "

Jimin terkejut mendengar ucapan lirih Taehyung. Yoongi yang di belakang mereka pun hanya bisa terkekeh pelan.

" Aiihh..  Taetae sudah kembali ternyata" sapa Jimin dengan nada lembutnya. Taehyung.. ralat, Taetae mengangguk kecil.

"Bagaimana kabarmu dan Taehyung hyung, adik cengeng? " ucap Yoongi sembari mengelus kepala Taehyung dengan sayang.

" Sebaiknya kita ke dalam dulu hyung. Taehyung pasti lelah" ajak Jimin yang masih betah memeluk Taehyung.

Mereka bertiga duduk berjejer di sofa empuk ruang keluarga. Taehyung yang dirasa ternyata Taetae masih sesegukan mendempel pada Jimin.

"Hei..  Berhenti menangis. Hyung kan sudah pulang "

" Kenapa lama sekali pulangnya. Taetae kan jadi rindu. Rindu kan berat, Taetae nangis gini kan karena gak kuat nahan rindu sama Jimin dan Suga hyung" Taetae merengek dengan lucu.

"Iya, hyung tau. Tapi Jimin dan Yoongi hyung kan sudah pulang. Jadi berhenti lah menangis dan ayo buka oleh-olehnya" Jimin terus tak berhenti merayu Taehyung.

Yoongi dengan segera kembali ke kamarnya dan membawa kantong kertas berukuran sedang.

Menaruhnya di atas meja dan menyuruh Taetae yang dirasa sudah berhenti menangis itu untuk membukanya.

Dengan wajah yang masih memerah dan ingus yang masih mengalir. Taetae membuka bingkisan itu dengan pelan.

Matanya membelalak lucu melihat oleh-oleh yang Suga hyungnya kasih kepadanya.

Sebuah buku dan juga cat air. Taetae benar-benar menyukainya.

"Little Prince.. Buku Little Prince! " Taetae kegirangan.

" Itu dari Jimin hyung, Tae" Taetae pun kembali menghujani Jimin dengan pelukan sembari mengucapkan terima kasih tanpa jeda.

"Hahaha..  Iya Tae.. Dengan senang hati.. Hyung senang melihatmu senang."

"Terima kasih Chim.. "

" Yoongi hyung tidak nih? " goda Si Yoongi dengan berpura-pura merajuk.

" Yoongi hyung juga... "

.

.

.

" Teruslah tersenyum seperti itu Tae"

.

.

Still Have Me (Complete.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang