Untuk pertama kalinya, Thor bener-bener nongol dan up ni cerita..
Karena pandemi ini, jadi semua tugas dan kelas dialihin ke sistem daring..
.
.
Jadi maafkan Thor yang baru bisa up cerita ini
..
Jangan lupa juga buat nengok cerita yang baru Thor rilis beberapa waktu yang lalu. Ya, meskipun rada sedikit aneh karena itu pertama kalinya Thor nulis genre kayk gitu
.
.
Langsung saja
.
.
Happy Reading Good Reader^^
.
.
.
.
Hari ini waktu yang di nanti semua mahasiswa tingkat akhir akhirnya tiba. Taehyung dengan rapi menggunakannya jas kebanggaannya. Jangan lupa topi toga dan jubah wisuda yang sudah menempel rapi di badannya. Ini adalah momen berharga miliknya. Sekali seumur hidup.
Taehyung tampak bahagia ditambah kehadiran sang ayah di sampingnya. Sang ayah benar-benar menepati janjinya. Bahkan semua hyungnya ikut serta untuk menghadiri acara wisudanya. Semuanya berwajah tampan dan sangat keren. Tak jarang para mahasiswa dan mahasiswi di sana terkagum memandang mereka.
"Kafe kau tutup Jim?" tanya Seokjin yang sedang sibuk membenarkan tatanan rambutnya di kacamata Hoseok.
"Tidak hyung. Aku biarkan diurus orang-orang dikafe. Yoongi hyung juga sedang sibuk akhir-akhir ini dengan Namjoon hyung. Jadi aku mengurus kafe sendiri." Ucap Jimin sembari melirik Yoongi hyungnya yang sibuk mengobrol dengan Namjoon.
"Dia sedang ada projek besar Jim. Jadi biarkan saja. Beri mereka berdua waktu"
"Iya hyung. Apa acara Taehyung sudah selesai hyung?" tanya Jimin lagi sembari mencoba merapikan buket bunga yang sedari tdai ia bawa.
"Sebentar lagi Jim.Hoseok-ah, panggil Yoongi dan Namjoon kemari dan suruh mereka untuk tak mengadakan rapat di acara penting ini. Dasar." Jimin terkekeh pelan mendengar gerutuan Seokjin.
Tak perlu menunggu lama, mungkin sekitar 15 menit setelah mereka menunggu, Taehyung akhirnya keluar dari hall wisuda dengan memeluk beberapa buket bunga yang entah ia dapat dari mana. Bahkan ayah Kim yang berjalan mengikutinya dari belakang juga sibuk menenteng beberapa buket di kedua tangannya.
Jimin dan Hoseok dengan segera menghampiri mereka dan membantu membawakan beberapa buket. Seokjin, Yoongi dan Namjoon pun ikut membantu. Mereka semua benar-benar terlihat seperti pedagang bunga. Ayah Kim terkekeh melihatnya. Tidak disangka anaknya sepopuler itu dikampus. Dia benar-benar bangga.
"Selamat untuk kelulusanmu Tae" ucap Jimin dan diikuti Seokjin dan yang lainnya.
"Aku ingin memeluk bayi singaku ini, tapi buket bunga itu menganggu jarak kita Tae" Hoseok menggerutu kesal karena semua buket bunga itu. Taehyung yang mendengarnya hanya bisa terkekeh.
"Apa kalian menunggu lama diluar? Kalian sudah makan?" tanya Ayah Kim.
"Sudah paman. Sebelum kemari kami sudah makan beberapa kimbab yang dibuat Seokjin hyung." Ucap Namjoon.
"Sebenarnya itu tak bisa dibilang beberapa sih hyung. Karena masing-masing dari kita makan 3 biji yang masih utuh."
"Kalian makan 3 kimbab yang belum di potong?" Taehyung terkejut mendengar penjelasan Jimin. Jimin hanya mengangguk polos sembari mengelus perutnya tanda masih kenyang.
"Hari ini momen special. Itulah kenapa aku membuatnya untuk berjaga-jaga jika kalian kelaparan. Lebih baik kekenyangan dari pada pingsan karena kelaparan. Masih untung aku buatkan." Seokjin merajuk.
"Kalau begitu, ayo pergi kerumah dulu. Kita rayakan wisuda Taehyung nanti malam. Ayah belum sempat membeli bahan-bahannya."
"Biar kami yang menyiapkan semua bahannya. Taehyung dan paman kembali saja ke apartemen. Aku dan Jimin yang akan membeli semua bahan yang diperlukan. Namjoon, kau dan yang lainnya bantu paman." Ucap Seokjin yang dibalas anggukan kecil oleh adik-adiknya. Mereka semua kembali ke tugas mereka masing-masing.
Taehyung merasa bahagia untuk hari ini. Itulah mengapa ia meminta ijin pada sang ayah untuk pergi berbelanja bersama Jimin dan Seokjin. Selama diperjalanan mereka bertiga sibuk berdiskusi tentang bahan-bahan yang akan mereka beli dan mereka buat.
Seokjin memutuskan untuk membuat BBQ di apartemen. Taehyung tentu menyetujuinya, karena dia sangat menyukai daging. Setelah mereka sampai, Seokjin langsung saja menuju ke bagian bahan makanan sedangkan Jimin dan Taehyung mengambil troli belanja.
Seokjin sibuk melempar bahan makan ke dalam troli sedangkan Jimin dan Taehyung hanya memandang heran. Bagaimana tidak, Seokjin terus saja memasukkan beberapa plastic jelly, beberapa bola-cola coklat, makanan ringan, dan beberapa botol soda.
"Hyung, kau ini sebenarnya ingin masak untuk BBQ atau ngemil di apartemen?" tanya Jimin sedangkan Taehyung juga ikut memilih makanan yang ia sukai.
"Itu untuk orang-orang dirumah, Jim. Kau tahu bagaimana liarnya saudara-saudaramu jika soal makanan. Ayo ke bagian sayur dan daging." Seokjin berjalan begitu saja meninggalkan Jimin yang masih sibuk menyeret Taehyung di rak makanan ringan.
"Sebentar Jim. Ada telepon. Jangan menarik bajuku!" kesal Taehyung yang sibuk merogoh saku jasnya yang masih ia pakai. Taehyung terdiam sejenak melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Siapa Tae?" tanya Jimin yang terheran dengan perubahan wajah sahabatnya itu. Dengan senyuman tipis Taehyung mengangkat panggilan itu.
"Halo, bu."
.
.
.
.
.
sampai jumpa lagi Good Reader
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Have Me (Complete.)
Short Story"Terima kasih banyak karena bersedia menjadi saudaraku, Jim" . . . . "Apapun untukmu Tae" . .