38

2K 255 8
                                    

Maaf.. author kembali untuk up ini sebentar.

.

.

Author merasa tak enak kalau minggu ini gak up paling enggak satu..

.

.

Thor khawatir kalau good reader nungguin up, entah itu cerita ini ato yang lain..

.

maka dari itu, thor memilih up cerita ini untuk asupan good reader yang bakal gak ada seminggu ini

.

.

.

happy reading, good reader...

.

Hari ini Taehyung dan Jimin berencana menghadiri pameran seni yang digelar di daerah Gwanghwamun.Taehyung diundang scara resmi dari pihak panitia tak lupa juga Taehyung ikut menyumbangkan beberapa lukisan yang ia lukis untuk pameran seni tahunan itu.

Mereka berdua memilih menggunakan kereta karena mereka pikir akses akan lebih cepat daripada naik mobil. Mereka sudah bersiap-siap sejak pukul tujuh. Jimin meringis melihat kerte pemberangkatan yang ramai dan berdesak-desakan itu.

Ternyata perkiraan Jimin dan Taehyung salah besar. Mereka pikir akan cukup nyaman dan cepat saat berangkat dengan kereta. Nyata sama saja. Taehyung mendengus kesal karena orang-orang berdesak-desakan di dalam kereta yang melaju cepat itu.

Memang Taehyung dan Jimin sudah mendapat tempat duduk tapi tetap saja merasa pengap karena orang-orang saling berdesakan dan membuat tubuh Taehyung yang notabenenya duduk di pinggir ikut terhimpit.

"Ingin berganti tempatku Tae? Kau terlihat tak nyaman." Jimin segera menyadari perubahan mood sahabatnya itu namun Taehyung menggeleng pelan.

Taehyung menolak karena jika ia berganti tempat dengan Jimin. Jimin yang kecil akan terhimpit dedngan mudah. Taehyung lebih memilih dirinya sendiri yang terkena itu.

Selama lima belas menit mereka duduk di kursi penumpang, selama itu pula tak ada tanda-tanda orang-orang yang berdesakan itu untuk pergi dari posisi berdesakan itu.

"Tae.." panggil Jimin lirih. Taehyung menatap Jimin lekat, menunggu sahabatnya melanjutkan bicaranya.

"Aku ke toilet dulu."

"Hati-hati, Jim."

Jimin pun bergegas menuju kamar mandi dan harus rela melewati orrang-orang yang berdesakan itu. Taehyung melanjutkan acara 'memejamkan mata' nya lagi. Hingga sesuatu membangunkannya paksa.

"Hei nak. Kursi sebelahmu kosong, mengapa kau tak pindah tempat dan biarkan diriku ini duduk." Seorang pria paruh baya yang berumur kisaran 40 tahun berbicara pada Taehyung. Pria itu tampak sedikit berantakan,seperti pemabuk.

"Maaf, paman. Kursi ini sudah terisi. Dia saudara sedang ke toilet." Ucap Taehyung sopan. Prria paruh baya itu hanya mengangguk singkat. Selama sepuluh menit menunggu Jimin belum juga kembali. Taehyung menjadi gusar karena pria yang tadi meminta kursi tersebut terus memandanginya tak suka.

"Hei nak. Kemana saudaramu itu? Kau berani berbohong pada pria tua ini? Berikan aku kursi itu!" teriakan tak suka dari pria itu menggelegar di gerbong kereta api. Orang-orang memandang heran akan hal itu.

"Jimin, dimana kau?" Taehyung memanggil nama Jimin dengan pelan.

"Maaf, paman. Kursi ini sudah terisi." Ucap Taehyung lagi.

"Lalu dimana yang kau bilang saudaramu itu. Sampai sekarang dia belum kembali. Dimana sopan santunmu itu, nak?! Kau membiarkan pria paruh baya ini untuk berdiri terus-terusan sedangkan kursi di sampingmu itu kosong." Ucap pria itu panjang lebar.

Still Have Me (Complete.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang