Pasukan berkuda mulai memasuki hutan. Dengan jumlah seratus ekor kuda, para peneliti serta donge—sebutan untuk pengawal laki-laki—berusaha mencari penyebab atas virus yang menyerang anak-anak kecil di bawah sepuluh tahun. Kesusahan bicara merajalela yang berawal dari seorang wanita mengandung yang memasuki hutan bersama suaminya untuk mengambil kayu. Sepulang dari hutan, sang wanita merasa nyeri pada perutnya. Dua hari setelahnya, lahirlah anak perempuan yang dikandungnya dengan waktu tujuh bulan di dalam perut.
Tak ada yang aneh, dan tabib bisa membantu sang ibu untuk merawat putrinya yang lahir lebih cepat. Ketika anak itu mulai tumbuh, saat menginjak usia 5 tahun pun dia belum bisa berbicara lancar. Hanya ujung-ujung kata yang dapat ia ikuti. Namanya Wen. Gadis kecil itu cantik, tapi sayang ia dijauhi semua teman di sekolahnya. Bagi Cala—nama negeri ini—yang dipimpin oleh raja dan ratu bijaksana, penyakit itu adalah hal baru.
Semua tabib yang dipanggil tak ada satu pun yang bisa mengidentifikasi penyakit tersebut. Ketika Wen menginjak 10 tahun, ia tetap seperti itu, tak ada perubahan sama sekali pada lidahnya. Ketika berbicara pada orang yang tak mengerti maksudnya, Wen harus memperagakan dulu agar orang itu mengerti. Sampai sejauh ini tidak ada masalah yang terjadi. Jadi Raja Absu beserta ratunya tidak terlalu menggubris.
Ketika Wen tumbuh menjadi seorang gadis sembilan belas tahun, ia menikah dengan seorang donge dari kerajaan Raja Absu. Setelah seminggu melahirkan putra kembarnya, Wen meninggal dunia diusianya yang menginjak dua puluh satu tahun. Putra kembarnya yang hidup, menjadi penderita yang sama dengan Wen. Mereka tak bisa bicara hingga dewasa. Setelah sang ayah meninggal, dua putra mendiang Wen itu diminta raja menghadap padanya.
Setelah menghadap dan raja mengajukan niat untuk mencarikan mereka obat walau harus ke negeri seberang, tiba-tiba dalam kurun waktu tak lama, sebelum sempat ia dan para donge pergi dari Cala, setiap anak yang lahir dua tahun sebelumnya tak bisa bicara. Raja akhirnya memutuskan secepatnya pergi dari Cala bersama penasehat, menteri, pendamping, dan donge. Ketika Raja Absu tak lagi di tanah kelahirannya, banyak anak yang lahir lebih cepat dan menderita kesulitan berbicara.
Selama 5 bulan Raja Absu pergi merantau, dan digantikan adik laki-lakinya sementara yang memimpin bersama ratu. Selama itu pula banyak anak yang mulai bisa berbicara kini terserang penyakit itu. Kepulangan Raja Absu tak membuahkan hasil apa-apa. Justru virus semakin menyerang anak-anak penduduknya. Ia begitu sedih ketika mengetahui bahwa hampir lima puluh anak yang menderita sama dengan Wen, tidak termasuk putra kembar Wen. Semua percaya kalau ini karena Wen yang melanggar aturan. Perempuan tak boleh pergi ke hutan!
Mau tak mau, Raja Absu harus mengambil keputusan tengah atas semua unjuk rasa yang dilakukan penduduk terhadapnya untuk mengusir putra kembar Wen serta memindahkan makam Wen ke hutan. Raja Absu tak punya pilihan lain dan penasehat pun tak bisa merendam amarah penduduk. Akhirnya, putra kembar Wen diungsikan ke negeri tetangga, serta makam Wen dipindahkan ke hutan.
Sekarang, setelah berganti dinasti kerajaan—Dinasti San Baraq—, Raja Keanu ingin mengetahui penyakit apa sebenarnya yang Wen bawa dari hutan. Maka dari itu, para donge akan membawa jasad Wen yang sudah tersisa tulang belulang kembali ke Cala, lebih tepatnya ke Kerajaan Cala Parunga. Sekarang, Kerajaan yang dipimpin Raja Absu dulu sudah memiliki nama, yaitu Kerajaan Cala Parunga yang dulu hanya disebut kerajaan di Cala, karena hanya ada satu kerajaan di negeri ini. Kata Parunga diambil dari nama dinasti pertama Cala, Dinasti Parunga yang dipimpin oleh Raja Hendrine Parunga Raja.
Di dalam hutan, para tabib juga akan mengumpulkan semua objek yang penting yang dicurigai ada hubungannya dengan penyakit sukar berbicara itu. Para peneliti berasal dari negeri jauh yang mengabdikan diri mereka untuk Cala demi membantu semua penduduk yang ada di sini. Sebenarnya, Raja Keanu mulai menunjukkan keegoisan dirinya di sini. Selama ini, tiga putrinya lahir dengan normal dan ia percaya itu karena dirinya yang selalu menjaga Ratu Meisei dengan baik dan memberikannya makanan-makanan bergizi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIBAL
Mystery / ThrillerBagaimana jadinya jika sebuah negara berdiri tanpa adanya peraturan hukum? Bagaimana jadinya jika warga negara dibebaskan melakukan tindak pidana? Apakah justru akan membawa kententraman bagi penghuninya atau sebaliknya? . Cerita ini diikutsertakan...