XXV # Mata-Mata

58 17 0
                                    

Moestan Prasga mengajak Ailsa ke sebuah ruangan setelah Vansel beserta seluruh anggota Ruksey meninggalkan Cala Parunga. Mereka berjalan di lantai dua menuju pintu kayu berukiran naga.

Bukankah ... ini tadi pintu yang aku dengar ada suara pemakan manusia itu? batin Ailsa.

"Hmm ... Moestan, kau sebenarnya ingin menunjukkanku apa?"

Moestan Prasga tersenyum. "Di sini, di sini, di dalam sini."

"I--iya, ada apa di sana Moestan?" Perasaan Ailsa mulai tidak enak.

Moestan Prasga tidak menjawab, melainkan ia membuka pintu itu dengan kunci yang ia bawa. Pikiran Ailsa berkecamuk. Ia mulai menerka-nerka apakah benar suara yang didengarnya itu. Setelah kunci pintu dilepaskan, Moestan Prasga tersenyum sekali lagi melihat Ailsa sebelum membuka pintunya.

Ailsa meneguk salivanya.

Kemudian, tangan Moestan Prasga mendorong pintunya. Perlahan, pintu kayu itu mulai bergerak mundur.

Ruangan gelap dan kosong.

"Silakan, lebih dulu, Ailsa," ucap Moestan Prasga.

"Ti--tidak, kau saja duluan, Moestan."

Moestan Prasga mengangguk dan mulai melangkah masuk. Selangkah masuk, mendadak lampu ruangan menyala. Mata Ailsa melebar. Ada seseorang di sana.

Moestan Prasga berjalan ke depan orang itu, kemudian berkata, "Masuklah Ailsa, ada yang menunggumu."

Lagi, Ailsa menelan ludah. Ia sempat ragu dan berpiki untuk kabur. Kakinya mendadak kaku tidak ingin melangkah masuk.

"Kau akan menyesal jika lari sekarang."

Ailsa mengernyit. "Si--siapa dia?"

"Masuklah dulu, kau akan melihat wajahnya dengan jelas," balas Moestan Prasga.

Ailsa menarik napas dalam-dalam dan menghela. Ia memberanikan diri untuk masuk ke ruangan itu. Setelah masuk, Moestan Prasga segera duduk di lantai dan memberi tanda penghormatan. Ailsa baru mengerti. Ia segera mengikuti gerakan Moestan Prasga untuk memberi hormat.

"Yang Mulia, aku menemukan seorang anak Cala yang telah lama tinggal di Ruksey," beritahu Moestan Prasga.

Ailsa menunduk.

Lirikan Raja Keanu berpaku padanya. Namun, ia bergeming.

"Maafkan gerakanku yang lambat, Yang Mulia. Tetapi mereka harus beberapa hari tinggal di sini untuk menunggu Lamda sembuh."

"Lamda?" seru sang raja.

"Iya, Yang Mulia. Dia adalah pendamping putra mahkota Ruksey."

"Lamda kau bilang?" bibir Raja Keanu gemetar.

"Iya, Yang Mulia. Apa kau mengenalnya?"

Raja Keanu menghela. "Ah, banyak nama orang yang sama."

"A--aku memiliki beberapa informasi tentangnya. Mungkin dengan begitu kau bisa mengenalinya?"

"TIDAK!" Raja Keanu berdiri dan membuat Moestan Prasga serta Ailsa terkejut.

Moestan Prasga segera bersujud. "Maaf, Yang Mulia, maaf jika kau tidak suka. Maafkan aku, aku tidak tahu. Maaf, Yang Mulia."

Raja Keanu menghela napas kasar dan kembali duduk. Matanya teralihkan pada Ailsa yang daritadi membisu.

"Siapa namamu, wahai Nak?"

Moestan Prasga menyenggol Ailsa karena perempuan itu tidak sadar dirinya yang mendapat pertanyaan.

"A--Ailsa, Yang Mulia."

KANIBAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang