IX # Putra Mahkota

82 32 4
                                    

Penataran akan diadakan dua bulan lagi. Dan saat itu tiba, Raja Keanu, Iraguna, beserta para menteri harus meninggalkan Cala. Sedangkan, Cala masih dalam kondisi tidak stabil seperti ini. Satu-satunya harapan Raja Keanu sebelum pergi adalah Danial Atlantik ditemukan dan ia bisa memberikan ramuan pemberian Mahlawa kepada putranya.

Hari ini, kembali terdengar suara keributan di luar kerajaan. Rakyat melakukan unjuk rasa lagi. Para donge masih harus disibukkan dengan menjaga gerbang sekaligus dinding agar tidak ada rakyat yang berhasil memasuki wilayah kerajaan. Dan, satu pemberitahuan tidak benar diumumkan. Bahwa dua pria yang memanjat dinding batas kerajaan telah diungsikan, bukan dibunuh secara perlahan.

Sejak subuh, Mahlawa telah bekerja keras. Ia bersama para donge dan Iraguna yang menempelkan lembaran penghapusan peraturan hukum di Cala pada rumah-rumah rakyat. Ia juga memberikan ramuan khusus yang ditinggalkan di depan pintu untuk anggota keluarga yang sedang sakit. Tetapi, menginjak jam dua belas siang, semua orang yang meminum ramuan itu tewas.

Sekarang, tidak hanya membawa diri, tetapi rakyat juga melemparkan obor melewati dinding batas kerajaan. Segala macam kayu, ranting, batu, pecahan tanah liat, bahkan pisau dilempar sejauh mungkin agar dapat melewati dinding itu, yang diharapkan setidaknya membunuh satu orang yang ada di dalam wilayah kerajaan. Raja Keanu justru tetap duduk di singgasananya tanpa memikirkan solusi. Ia memperbudak donge dengan tetap menyuruh mereka menghalangi, jika ada yang berhasil lewat, langsung bunuh.

Para donge memang diajarkan cara berperang sebelum menjadi donge resmi kerajaan. Namun, mereka tidak melakukan hal itu kepada orang sebangsa sendiri. Itu hal yang tidak lazim dilakukan di Cala. Semuanya baik, semuanya saling bertegur sapa, dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah. Sedangkan, Raja Keanu mengajarkan bagaimana caranya tidak memiliki rasa empati dan memusuhi kawan sendiri.

Sesuai perintah sang raja, seorang pria yang kembali berhasil memanjat dinding langsung dipanah dan mayatnya jatuh di antara rakyat-rakyat penuh emosi. Melihat kejadian itu di depan mereka sendiri, amarah mereka semakin meluap. Mereka mengumpat sekesal-kesalnya pada Raja Keanu. Mereka juga menyumpahkan Raja Keanu mati beserta seluruh keluarga kerajaan.

Ratu Meisei kembali memberi penghormatan pada suaminya. "Baginda, tolong jangan bunuh saudara kita--"

"Apa kau bilang? Saudara? Mereka bukan siapa-siapa kita!"

"Tetapi, mereka adalah rakyat kita. Raja Hendrine dan Raja Absu sangat memuliakan mereka, Baginda. Tolong, tolong untuk kali ini, cabut kebijakanmu untuk menghapus peraturan hukum."

Raja Keanu tertawa terbahak-bahak. "APA? APA? KAU MEMERINTAHKU, MEISEI?"

Samna datang bersama palastinya dan segera memberi tanda hormat kemudian berdiri di samping sang ibu.

"Baba, aku membawa berita," ujarnya.

"Berita apa?"

"Berjanjilah akan tetap mencari dua saudariku setelah Baba mengetahuinya," pinta Samna.

"Ya, aku berjanji," jawabnya dengan nada rendah.

Samna menatap lekat ayahnya sebelum berkata, "Atlantik telah ditemukan. Seseorang membawanya kemari."

Raja Keanu spontan berdiri dan terkejut. Dadanya berdebar-debar. Ia segera berlari keluar kerajaan diikuti semua donge untuk menjaganya. Ratu Meisei menyusul berlari berekor palasti. Samna terdiam. Pendampingnya kemudian menghampiri.

"Putri, bagaimana putra mahkota ditemukan?"

"Tidak tahu. Ada pengkhianat di antara kita. Seseorang mengirimiku pesan, bahwa akan ada pria yang menemukan Atlantik dan membawanya kemari, tetapi, aku harus selalu mendukung kebijakan Baginda Raja."

KANIBAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang