XI # Kepergian Raja

92 26 4
                                    

Gulie terdiam bisu. Dirinya telah dimandikan, dipakaikan pakaian putri, dan didandani dengan mahkota putih di atas kepala. Setelah rapi, dan terlihat selayaknya seorang putri, Ratu Meisei menghampirinya di kamarnya.

Ratu duduk di samping Gulie. "Sayang, kau terlihat sedikit lebih dewasa sekarang. Sudah dua bulan Mamma tidak melihatmu."

"Katakan saja Mamma marah padaku," cetus Gulie.

"Tidak, Sayang. Kau pulang di saat yang tepat. Mamma sangat merindukanmu. Kamu tidak rindu pada keluarga kita dan istana?"

Gulie melihat Ratu Meisei dengan tatapan khawatir. "Aku melihat rombongan Baba."

Ratu Meisei tersenyum, kemudian memeluk Gulie. "Mamma tidak akan marah padamu. Tetapi, jangan lakukan lagi hal itu. Sekarang, di mana Elips?"

Gulie melepaskan pelukannya dan hanya menatap lekat Mamma.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada Elips?"

Gulie menunduk. Tetap tak mengeluarkan suara.

Perasaan Ratu Meisei mulai tidak enak. Ia memegang kedua bahu Gulie. "Lihat Mamma!"

Gulie mengangkat kepalanya. "Mamma jangan marah padaku setelah aku memberitahunya."

"Ada apa?" tanya Ratu Meisei dengan suara kecil.

"Elips ... dimakan oleh kanibal itu. Pria yang membawaku kemari."

Ratu Meisei membelalak hebat. "Tidak mungkin!"

"Mam, percaya padaku. Aku tidak berbohong. Mamma harus cepat menangkap pria itu!"

Ratu Meisei menangis, menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dadanya sesak. Gulie tidak tega, dan memeluk ibunya.

"Tidak mungkin, Gulie! Tidak mungkin."

"Kalau Mamma tidak percaya, belah saja perut pria itu agar Mamma tahu daging apa yang telah ia telan."

Ratu Meisei mengusap air matanya. Ia berdiri, dan melangkah cepat memperintahkan donge untuk menangkap pria yang membawa Gulie kemari. Ratu Meisei juga menghubungi para menteri untuk segera datang ke istana.

Setelah para menteri berkumpul, Ratu Meisei mengumumkan nasib Elips. Namun, ratu tak ingin hal ini hingga terdengar keluar istana sebelum pria itu ditemukan. Ia ingin pria yang membawa Gulie dihukum sangat berat. Para menteri menawarkan jasa mereka, seperti memberikan perak kepada siapa aja yang membawa pria itu dari harta mereka sendiri. Ratu Meisei tak menolak tawaran itu. Ia sangat memerlukan bantuan saat ini terlebih lagi Raja Keanu masih dalam perjalanan ke Yeoson.

Dari balik jendela, Gulie mengintip.

Aku harus melakukan ini untuk menyelamatkan kakakku, karena lelaki itu sudah tahu siapa kami. Ia pasti akan mencari Elips. Lagi pula, jika dia dihukum karena kasus kanibal, itu tidak salah, batinnya.

"GULIE WESLIES!" Mata Samna melebar senang.

Gulie spontan berbalik. Samna beserta para palastinya datang padanya.

"Ada apa, Aritsam Nasifa?"

"Kau kembali?"

Gulie sedih, "Ya, tetapi Elips tidak."

Samna mengernyit. "Elips? Kemana?"

Tiba-tiba Pay berjalan menuju ruang kerajaan, yang dimana Ratu Meisei tengah mengadakan rapat tertutup dengan para menteri. Sebelum masuk, ia melirik kedua putri raja dengan tatapan dingin.

"Moestan Pay datang ingin menyampaikan pada Ratu Mulia Agung Meisei," seru donge penjaga pintu ruang kerajaan.

Ratu Meisei terpaksa menghentikan rapatnya dan mengangguk pada seorang donge penjaga pintu dalam ruang kerajaan.

KANIBAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang