Prolog

967 98 18
                                    

Cerita ini diikutsertakan dalam AP Project individu GEN 2

Kerusuhan terjadi dimana-mana. Orang-orang saling membenarkan diri tanpa memikirkan nasib orang lain dan akibat dari perbuatan mereka. Kota ini sepertinya takkan lama lagi hancur. Teringat akan pesan Raja Absu dua puluh tahun silam, bahwa suatu saat, disaat semua orang memunculkan egoisme mereka, saat semua orang hanya mementingkan harta bukan akhlak, dan saat dimana semua orang ingin menjadi penguasa, ingin menjadi yang paling tinggi, ditinggikan, saat itulah takkan ada lagi Cala yang bernanung dan terlihat gagah, untuk nama negeri ini.

"Ailsa ...."

Perempuan itu mengedipkan matanya sekali, menatap sosok pria di depannya yang terbaring bersimbah darah.

"Aku masih bisa hidup. Percayalah ...."

Ailsa mengusap air matanya yang mulai menitik.

"Cala ..."

Pria itu tersenyum tipis, "Aku ... menyesali perbuatanku. Merasakan apa yang mereka rasakan ternyata benar-benar sulit. Keegoisanku memang lebih tinggi dari langit."

Ailsa menunduk. "Aku tak bisa meninggalkan Cala sampai kapan pun."

Pria itu menggeleng lemah. "Lihatlah aku. Saat semuanya sudah baik, kita akan kembali."

"Kapan?"

Pria itu pun tak tahu akan jawabannya, "Raja Keanu dan Ratu Meisei akan menyelesaikan semuanya. Percayalah ... dan pergilah ...."

Ailsa tampak terkejut. Sosok yang ada di hadapannya itu telah menyebut nama raja dan ratu mereka dengan sangat baik.

#####

KANIBAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang