Chapter Thirty One.

91.1K 1.6K 62
                                    

"Kau tidak lebih pintar dariku Elmarc. Aku bisa berada disini adalah persoalan yang mudah. Kau tahu? Bahkan semua seluk bulukmu pun aku tahu, walaupun kau telah menutup akses agar aku tidak mengetahuinya. Dan kau pikir? Aku akan menyetujui pernikahanmu dengan puteriku? Kau bahkan terlalu buruk untuk dijabarkan, Marc." Entah sejak kapan dirinya berada di apartemen milik Elmarc. Tubuh gagah dan kekar itu berdiri menjulang dengan lengannya yang sedang mengait perempuan cantik yang berada disampingnya. Wanita asli Canada yang telah membuat Barack sembuh dari penyakit mematikan dan membuatnya jatuh hati begitu saja karena ketulusannya.

"KAU! PERGILAH DARI SINI BRENGSEK!" Ucap Elmarc dengan bentakan dan intonasi yang tinggi. Dirinya sungguh tidak sudi melihat pria yang sangat dibencinya itu menginjakan kaki busuknya di apartemen miliknya. Matanya menatap tajam, lengannya yang kekar terkepal dengan erat sehingga membentuk bulatan yang siap menghajar siapa saja.

"Ayah... Sejak kapan ayah pulang? Mengapa tidak memberitahuku terlebih dahulu?" Tak bisa dipungkiri, perasaaannya saat ini adalah senang melihat ayahnya kembali lebih cepat dari waktu yang telah beliau katakan. Namun perasaan resah juga sedang menghampirinya, dimana sang ayah menentang pernikahannya dengan Elmarc. Begitu pula Elmarc, manusia sekeras baja yang tidak mau mengalah. Permasalahan seperti ini tidak bisa dia selesaikan kalau harus membuat salah satu diantaranya mengalah.

"Dan satu lagi, aku tidak butuh izinmu untuk menikahi Ellfa. Dia mencintaiku. Apa kau tega membuat puteri semata wayangmu bersedih karena memiliki ayahnya yang sangat brengsek seperti dirimu!" Bicara Elmarc seperti orang yang tidak bisa dikendalikan. Entah mengapa rasa amarah dan dendam yang sempat dia ucapkan untuk tidak lagi dia pendam pada seseorang yang telah membunuh kedua orangtuanya itu akhirnya meluap kembali. Rasanya saat ini juga dia ingin melenyapkan tua bangka itu dengan tangannya sendiri.

"Kau tahu? Selama ini kau termakan oleh amarah yang sebenarnya kau sendiri tidak tahu kebenarannya. Apa kau pikir, aku membunuh kedua orangtuamu dengan semena-mena?" Barack tersenyum remeh pada Elmarc, seolah meremehkan amarah yang selama ini Elmarc curahkan hanyalah sia-sia dan dia pikir anak ingusan itu juga akan sangat menyesal memiliki kedua orangtua yang sepatutnya memberikan contoh yang baik pada anak-anaknya.

"Jangan banyak omong kau brengsek! Aku tahu semua itu hanya akal-akalanmu saja bukan?! Membenarkan semua apa yang kau lakukan itu benar. Membunuh adalah hal yang sangat keji! Dasar bedebah!" Lengannya yang kekar itu menarik kerah kemeja milik Barack lalu tanpa di duga Barack dengan mudahnya menghempaskan tubuh Elmarc mengenai lantai apartemen yang sangat kuat.

"Jangan kau berani padaku! Well, karena kebaikanku kau masih dapat hidup didunia ini yang seharusnya kau menyusul dengan kedua orangtuamu yang tidak kalah menjijikannya dengan dirimu." Matanya menatap nyalang ke arah Elmarc yang kini sedang menatap dirinya tak kalah mematikannya. Dua orang pria ini seakan ingin menunjukkan bahwa dirinyalah yang paling benar. Merasa paling hebat dan ingin terlihat merasa jantan di hadapan pasangan mereka masing-masing.

Berbeda dengan para lelaki yang berada diruangan tersebut, dua orang perempuan hanya terdiam mematung merasa bingung apa yang harus mereka lakukan untuk memisahkan kedua pria itu. Ellfa dan Alfiana sama-sama tersadar bahwa keduanya butuh klarifikasi dengan masalah yang sebenarnya terjadi bukanlah mereka berdua sendiri sumbernya. Dan mereka yakin, masalah yang sudah berlangsung sangat lama ini akan terselesaikan hari ini juga. Karena Barack tidak akan mungkin balik lebih cepat dari perkiraan hanya untuk membuat masalah semakin runyam dan tidak ada ujungnya.

"Lihat kesana! Betapa kau sangat salah menilaiku. Selama ini kau menganggap diriku ini sangat bejat karena telah membunuh orangtuamu, namun nyatanya orangtuamulah yang lebih bejat dariku!" Telunjuknya mengarahkan kea rah televise yang sudah ada di ruang tamu apartemen milik Elmarc. Dan betapa terkejutnya, seketika layar tersebut berubah menampilkan sepasang suami istri yang sedang berjalan mengendap seakan ingin mengambil sesuatu yang berharga dengan sembunyi-sembunyi. Mereka mengambil brangkas yang sudah dipastikan di dalamnya terdapat beberapa lembaran penting yang menjadi incaran mereka. Setelah berhasil mengambilnya merekapun pergi dengan wajah berseri seolah telah mendapat rezeki nomplok.

Exitium Mendax [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang