Chapter Six.

104K 3.1K 11
                                    

Flashback

Elmarc Point of View

5 Tahun yang lalu...

Aku berjalan menuju ruangan yang sudah menjadi saksi bisu aksiku. Apa kalian tahu, apa saja yang aku lakukan diruangan ini? Oh ayolah, jika kalian cerdas pasti kalian akan tahu apa saja yang sudahku lakukan diruangan yang sangat memuakan ini.

Ruangan yang sangat suram. Dengan coretan-coretan tak bermoral menghiasi setiap sisinya. Dan tak lupa, banyak barang-barang yang sudah tak terpakai juga setia mengisinya.

Aku melangkah mendekat menuju meja besarku yang terdapat ditengah-tengah ruangan tersebut, yang diterangi satu cahaya lampu diatasnya.

"Iryaz apa saja yang sudah kau selidiki sejauh ini tentang gadisku?"

Iryaz yang merasa namanya terpanggil langsung menghadap kepada boss besar nya. Walau dengan langkah agak gemetar, tapi Iryaz harus menyampaikan apa yang sudah ditugaskan kepadanya disampaikan kepada pria bengis tak berperasaan itu.

"Dia kini telah tumbuh menjadi seorang remaja wanita yang sangat cantik, boss. Bahkan banyak yang menyukainya karena paras cantiknya itu. Banyak sekali pria yang berebut untuk memilikinya, bahkan ada yang secara terang-terangan mengakuinya. Tapi semua itu, tidak digubris sekalipun oleh Ellfa. Ellfa menganggap semuanya hanya teman tidak lebih. Dan pada suatu hari, ada yang tak terima jika dirinya telah ditolak oleh Ellfa, dia merasa harga dirinya telah dilukai oleh Ellfa. Karena mengganggap dirinya paling tampan, sehingga tak ada yang mau menolak akan pesonanya. Diapun menyusun rencana untuk menghancurkan Ellfa dengan menculik Ellfa sepulang sekolah. Setelah itu Ellfa dibawa kesebuah rumah tua yang terletak dipinggiran kota. Pada saat itu kami lengah untuk menguntitnya, untunglah ada seseorang yang berhasil menyelamatkannya-"

BUGH...

Bogeman langsung menghantam wajah tampan milik Iryaz. Elmarc menghajar Iryaz tak hanya sekali, namun beberapa kali. Tak hanya itu, tendangan yang sangat keraspun langsung mendarat diperutnya.

Iryaz yang sedang berbicara langsung terpotong, akibat serangan tak terduga yang disebabkan oleh bossnya. Iryaz paham betul akan konsekuensi yang harus diterimanya. Apalagi inj menyangkut keselamatan perempuan yang dipuja bossnya.

"BODOH! KENAPA KALIAN LENGAH HAH?! SUDAHKU KATAKAN, JAGA DIA! JANGAN SAMPAI DIA TERLUKA! BODOH!"

Elmarc menyalangkan matanya. Rahang kokohnya mengeras akibat laporan yang sedang disampaikan anak buahnya. Bahkan tangannya sudah melayangkan bogeman keras kepada Iryaz masih saja terkepal kuat.

"Akhh.. Ma... Ma.. Maafkan kami boss" Suara Iryaz terdengar sangat menyakitkan jika didengar. Sungguh kejam sekali bossnya.

"Sekali lagi kalian melakukan kesalahan, maka nyawa kalianlah yang akan jadi jaminannya. Camkan itu!"

Elmarc dengan kesal melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Elmarc sungguh muak dengan anak buahnya yang tidak becus menjaga gadisnya. Oh Elmarc tak bisa membayangkan jika terjadi apa-apa dengan gadisnya.

"Shh.." Desis Iryaz masih terdengar sangat parau sekali. Tapi dia harus mengatakan sesuatu yang penting kepada bossnya.

"Ada satu hal penting yang belumku sampaikan, boss." Susah payah Iryaz menahan sakit yang menyerang wajah dan perutnya.

Tapi ucapan Iryaz tak digubris oleh Elmarc. Pria tersebut terus saja melangkahkan kakinya, dan meninggalkan ruangan ini dengan penuh amarah.

Namun beberapa saat kemudian langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Iryaz.

"Seseorang yang menolongnya adalah pria yang telah dijodohkan dengan Ellfa, oleh ayahnya."

***

22 Juli 2018

Elmarc tengah menyusun rencana untuk menggagalkan pernikahan Ellfa dan juga pria yang telah dijodohkan oleh ayahnya. Elmarc tidak akan pernah rela jika gadis yang dicintainya selama ini akan menjadi milik orang lain. Bahkan saat ini gadisnya masih berusia 16 tahun. Pria tua sialan!

Setiap orang yang tengah berada disusana bahagia kedua mempelai tersebut, menepuk tangan dengan gembira. Pasalnya beberapa saat yang lalu mereka baru saja mengucapkan sumpah kepada Tuhan-Nya, untuk menjadi sepasang suami istri.

"Aku mencintaimu Ellfa." Pria tersebut membelai lembut wajah cantik milik Ellfa yang kini sudah menjadi istrinya. Oh bahagianya dia.

Ellfa hanya tersenyum kecut mendengar pernyataan pria yang sudah menjadi suaminya ini. Ini semua kehendak dari ayahnya, dia tak bisa membantahnya.

Setelah itu, pendeta menyuruh keduanya untuk segera berciuman.

Genta! Ya nama dari seorang mempelai pria itu, dengan senang hati memajukan wajahnya kepada Ellfa. Ini adalah momen yang paling dia suka, dimana dia akan mencium pujaan hatinya.

Wajah mereka sudah semakin dekat. Bahkan sangat dekat. Ellfa sudah bisa merasakan hembusan nafas Genta. Sungguh dia takut akan itu.

Dorrr...

Suara tembakan baru saja menggema diruangan ini. Telah terjadi tembakan tak berperasaan dari seorang yang bahkan tidak tahu asal usulnya.

Ellfa yang mendengar suara tersebut langsung menolahkan wajahnya. Betapa terkejutnya dia, melihat Sesiana ibu yang ia cintai tewas akibat tembakan itu.

"Ibuuuuu..."

Ellfa menangis ketika melihat raga ibunya terbujur kaku. Dia sungguh tidak menyangka ibunya akan secepat itu meninggal kan dirinya.

"Sudah jangan tangisi jenazah ibumu, ibumu sudah tenang dialam sana."

Kini Ellfa harus menerima kenyataan pahit, ibunya telah tiada. Ellfa juga tidak menyangka dia harus melihat kejadian dimana sang ibu tewas dengan mengenaskan dihari pernikahannya.

***

22 Juli 2019

Sudah satu tahun Ellfa terlihat murung dan tidak bergairah melakukan rutinitasnya. Bahkan Ellfa tidak keluar kamar sekalipun, dia hanya keluar jika ada guru private datang. Karena melihat kondisi Ellfa seperti ini sangat tak memungkinkan Ellfa bersekolah di sekolah umum. Maka dari itu ayahnya mendatangkan guru privat ke rumahnya.

"Sudah satu tahun, aku merawatnya. Tapi, semuanya sia-sia. Aku sudah tidak tahan. Aku memang mencintainya. Tapi untuk apa aku mencintai perempuan yang bahkan kini hidup seperti robot. Yang hanya bergerak jika dibutuhkan."

Ayah Ellfa yang mendengar pernyataan dari Genta sungguh geram. Dirinya tak menyangka bahwa orang yang selama ini dipercayainya untuk menjaga puterinya malah bicara tak pantas seperti itu. Sungguh dirinya menyesal telah menjodohkan Genta dengan Ellfa.

"Baiklah apa maumu?"

"Aku ingin bercerai dengan Ellfa. Lagipula aku sudah ada pengganti Ellfa."

Tangan Barrack terkepal kuat. Dia sungguh marah dengan perkataan Genta. "Baik aku akan segera menyelesaikannya."

Setelah pembicaraan itu, Barrack langsung menyuruh orang kepercayaannya untuk segera mengurus perceraian Ellfa dengan Genta, dan menyuruh Genta untuk tidak lagi menemui puterinya.

Jangan ditanya bagaimana perasaan Ellfa menghadapi perceraian tersebut. Apalagi pada saat sidang dilangsungkan. Ellfa sangat-sangat lega telah terlepas dari Genta. Karena dirinya sangat yakin, jika pria seperti Genta adalah pria yang hanya mencintai kelebihan dari seorang wanita. Dan semuanya terbukti, bukan?

Flashback off

To be continue...

Exitium Mendax [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang