Chapter Three.

106K 4K 65
                                    

Ditengah perjalanan mereka pulang tak ada satupun yang memulai pembicaraan. Hening. Hanya itulah kata yang pantas dideskripsikan untuk keadaan yang terjadi didalam mobil yang sedang Elmarc kendarai itu.

"Marc... " Panggil Ellfa dengan suara yang terbilang lirih.

"Hm... "

"Aku rasa, malam ini aku butuh hiburan. Aku ingin ke-Club untuk menenangkan pikiranku. Apakah kau mau menemaniku? " Ellfa menatap Elmarc dengan sangat dalam dan memohon. Tangannya memegang lengan Elmarc yang kekar dan mengelusnya lembut. Lihatlah, Ellfa seperti tengah merajuk kepada sang ayah. Karena biasanya, dia selalu memakai jurus ini jika sedang merajuk atau meminta sesuatu kepada ayahnya.

Elmarc menghentikan mobil yang dikendarainya di pinggir jalan yang terlihat sepi dan jauh dari keramaian. "Baiklah, tapi ada satu syarat yang harus kau patuhi." Otak pintarnya mulai menjalankan rencananya yang sudah lama dia rencanakan.

"Apa?" Ellfa mengernyitkan keningnya, alisnya menyatu menunjukan ekspresi penasaran akan syarat yang akan Marc sampaikan.

"Beri aku ciuman yang sangat menggairahkan sayang.." Tangannya mengelus kepala Ellfa. Dibelainya surai panjang nan hitamnya dengan penuh kelembutan dan nafsu.

"A... A.. Apa maksud-hhmmmpphh.."

Bibir Elmarc kini sudah berada diatas bibir Ellfa. Diciumnya dengan penuh gairah yang sudah dia tahan sejak lama. Elmarc memang mengincar Ellfa sedari dulu. Tak banyak yang tahu mengapa Elmarc bisa tertarik pada gadis itu.

Ellfa memberontak memukul-mukul dada bidang Elmarc. Dia sungguh terkejut dengan perlakuan tidak senonoh dari pengawalnya itu.

"hmmpphhh... Hmmmpphh"

"Nikmatilah sayang, dan balas ciumanku. Momennt inilah yang aku tunggu sejak lama." Ditengah-tengah ciuman panas Elmarc berbicara yang membuat Ellfa bertanya dalam hati.

Sejak lama?

Bukankah mereka baru saja kenal?

Sungguh Elmarc sangatlah misterius.

Ellfa yang mulai terbuai akan ciuman Marc mulai menikmatinya. Sampai akhirnya mulutnya terbuka dan memudahkan Elmarc menguasai ciuman panas tersebut. Decapan-decapan panas menghiasi mobil tersebut. Ughhh... Sungguh menyenangkan batin Elmarc bersorak. Dia tau bahwa ini adalah ciuman pertama bagi Ellfa, dan dia senang itu artinya dialah lelaki pertama yang menyentuhnya. Elmarc berjanji tidak akan ada yang bisa menyentuhnya selain dirinya. Kalaupun ada, siap-siap saja pria tersebut akan berhadapan dengan pistol miliknya.

***

Ellfa kini terdiam dikamarnya. Tangannya memegang bibirnya yang tadi dikecup Elmarc dengan panasnya. Dia tidak habis pikir dengan dirinya, mengapa semua itu bisa terjadi. Dan kenapa, dirinya dengan mudahnya terbuai.

Ellfa merutuki kebodohannya. Pasti Elmarc akan menganggapnya perempuan murahan yang mudah saja dia belai.

"Tapi aku menikmati nya. Ya Tuhan... Ada apa denganku?"

***

Sementara dilain tempat. Pria kokoh nan tampan tengah berbicara kepada orang yang diutusnya untuk melancarkan aksi kejamnya lewat telepon pintar miliknya. Elmarc.

"Lancarkan rencana tersebut. Jangan sampai lengah, aku tidak mau mendengar kata gagal! Atau nyawamu taruhannya!" Ditutupnya telepon tersebut dengan sepihak.

"Aku akan menjadikanmu milikku seutuhnya sayang... Bersiaplah." Senyum liciknya mendominasi wajah tampannya. Elmarc memang tipikal orang, apapun yang sudah diklaim miliknya tidak akan dia lepaskan begitu saja.

Pemaksa!

To be continue...

Exitium Mendax [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang