Chapter Nine.

85.2K 2.9K 14
                                    

Siang hari ini, Ellfa sedang duduk digazebo halaman belakang rumahnya. Gadis itu menatap kosong kolam renang yang ada didepannya. Dirinya sedang memikirkan apa yang baru saja ia lihat. Sebuah kotak berwarna merah dengan pita diluarnya yang menampilkan kotak tersebut sangat indah dilihat. Namun siapa sangka didalamnya terdapat foto sang ayah yang telah robek dan berlumuran darah segar menghiasi foto ayahnya tersebut. Dibelakang fotonya juga terdapat surat yang bertuliskan.

JAUHI ELMARC ATAU AYAHMU AKAN MATI DITANGANKU!

Oh Tuhan. Sungguh dirinya sangat takut akan ancaman yang baru saja diterimanya. Pikiran sehatnya berkata jika ini hanyalah sebuah keisengan karena dirinya percaya, bahwa ayahnya sedang berada di Canada dengan urusan tertentu.

Ketika Ellfa sedang memikirkan benda yang kini berada digenggaman tangannya, tiba-tiba saja sebuah tangan kekar milik Elmarc melingkar manis dilehernya. Tanpa ragu, Elmarc juga mencium pipi Ellfa dan berlanjut ke leher jenjang miliknya. Kemudian menghisapnya pelan sehingga bercak merah terpampang jelas seakan memberi tanda bahwa Ellfa adalah miliknya.

"Shh.. Arghh" Ellfa mengerang ketika menerima perlakuan Elmarc.

"Kotak apa itu?" Tatapan mata tajamnya kini beralih pada kotak merah yang sesang Ellfa genggam.

Pria itu berjalan dan memilih duduk disamping gadisnya. Tangannya merangkul bahu gadisnya dengan posesif lalu mengelusnya perlahan.

"E.. I.. Ini-" Ellfa tergagap bingung menjawab pertanyaan dari Elmarc. Dirinya tidak mau Elmarc melakukan tindakan yang diluar batas, karena kotak merah yang ia duga hanya sebuah keisengan belaka.

Pria itu merebut kotak merah yang berada ditangan Ellfa. Membuat Ellfa yang sedang melamun tersentak kaget akan perlakuan Elmarc.

Ketika kotak tersebut terbuka, Elmarc mengeraskan rahangnya dan membanting kotak beserta isinya. Dirinya sungguh tidak terima, jika gadisnya mendapatkan teror seperti ini. Sungguh. Siapapun yang mengusik miliknya dia akan membuat hidupnya tidak tenang.

"Jangan percayakan itu semua. Kau jangan khawatir, selama kau bersamaku semua akan baik-baik saja. Termasuk nyawa ayahmu." Elmarc mernarik Ellfa kedalam dekapannya. Tangannya mengelus punggung Ellfa dengan sangat lembut dan menenangkan. Dirinya paham jika kini Ellfa sedang memikirkan teror itu.

'Aku akan menjagamu sayang. Termasuk ayahmu, yang brengsek itu.' Batin Elmarc memberontak mengatakan itu. Sungguh Elmarc mempunyai dendam kepada Barack Dominic. Pria paruh baya yang telah membuat dirinya hancur. Tapi semua dendam itu harus ia kubur dalam-dalam karena dirinya tidak mau membuat hati gadisnya kembali hancur.

"Aku paham Marc. Aku hanya bingung siapa orang yang berani menerorku dengan kata-kata seperti itu." Ellfa membalas pelukan hangat menenangkan dari Elmarc. Ellfa sedang berusaha membuka hatinya untuk pria yang sedang mendekapnya ini. Dia yakin dibalik sifat kebengisannya sebagai mafia, dia adalah pria yang baik.

'Charles.' Elmarc yakin dia dalangnya. Shit! Charles telah mengibarkan bendera perang padanya. Elmarc berjanji akan membuat Charles menyesal telah berurusan dengannya.

***

Charles. Pria tampan yang sangat membenci Elmarc kini tertawa sinis, melihat anak buahnya telah melancarkan rencana barunya. Setelah dirinya gagal dengan menyekap Mayni yang ternyata bukan siapa-siapa Elmarc, kini Charles sangat yakin dengan rencana barunya itu.

"Bagus. Lanjutkan kerencana berikutnya. Ingat jangan sampai kejadian kemarin terulang." Charles meninggalkan anak buahnya yang kini mengangguk patuh dengan perintah Charles.

Kaki gagahnya berjalan mendekati perempuan cantik yang kini telah menjadi istri sahnya. Mayni. Perempuan yang membuatnya jatuh cinta secara sekejap.

Ternyata benar, cinta itu ajaib.

Setelah penyiksaannya terhadap Mayni beberapa waktu silam dirinya sadar, bahwa ada perasaan yang singgah dihatinya. "Kau sudah lama menunggu?" Tangan Charles merengkuh pinggang ramping milik istrinya itu. Lalu mencium bibir ranumnya sekilas.

"Tidak, baru saja." Mayni yang baru saja sampai melihat Charles dengan anak buahnya itu tersenyum manis kepada sang suami.

'Syukurlah dirinya tidak mendengar niat busukku pada Elmarc.' Charles khawatir jika Mayni tahu, Mayni akan marah dan mendiamkannya. Karena Mayni ingin dirinya segera berdamai dengan Elmarc. Sesuatu yang sangat mustahil terjadi.

To be continue...

Exitium Mendax [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang