Chapter Fifteen.

59.3K 1.8K 31
                                    

Ellfa dan Elmarc menikmati makan malamnya yang sudah disediakan sedemikian rupa oleh orang suruhan Elmarc. Pria yang ternyata bengis itu ternyata memiliki selera romantis yang sangat bagus. Terbukti jika sejak tadi Ellfa tersenyum malu dengan pipinya yang memerah seperti tomat hingga sampai pangkal telinganya. Perlu kalian ketahui, jika Elmarc merupakan salah satu diantara banyaknya lelaki yang akan melakukan segala cara untuk membuat pasangannya bahagia.

"Sepertinya akal sehatmu sudah mulai terganggu nona." Elmarc menggoda kearah sang gadis yang kini telah resmi menjadi calon istrinya. Elmarc senang melihat gadis yang ia cintai tersenyum bahagia karenanya. Dan Elmarc juga telah berjanji, tak akan membiarkan Ellfa mengeluarkan air matanya selain air mata kebahagian.

Ellfa menunduk malu saat Elmarc tengah menatapnya dengan tatapan menggoda. Sungguh, ini adalah kali pertama baginya melihat ada seorang pria seperti Elmarc yang sudah menyiapkan suasana makan malam romantis didalam restoran yang telah disewanya. Dimana terdapat lilin-lilin bertebaran menghiasi makan malam mereka, dan juga berbagai makanan tersedia didepannya. Semua makanan yang dihidangkan adalah makanan kesukaannya, yaitu berbagai makanan khas asia dan eropa.

"Terima kasih, Marc." Ellfa tersenyum bahagia menatap Elmarc, lelaki yang sebentar lagi akan menjadi miliknya itu.

"Jangan berterima kasih sayang. Karena membahagiakanmu adalah suatu keharusan untukku."

Sungguh beruntungnya ia mendapatkan seorang lelaki seperti Elmarc. Tuhan memang begitu baik padanya memberikan Elmarc hanya untuk dirinya seorang. Kini Ellfa menjadi yakin akan perasaannya itu. Perasaan yang hadir sejak awal dirinya bertemu dengan Elmarc beberapa waktu lalu. Namun perasaan itu selalu saja ditampiknya, karena dirinya tidak yakin akan itu.

"Kau memang sangat pandai membual tuan," Ellfa tertawa renyah saat mendengar ucapan Elmarc barusan.

"Aku tidak sedang membual sayang, aku serius dengan perkataanku." Elmarc menatap Ellfa dengan tatapan elangnya. Dirinya berusaha meyakinkan Ellfa tentang perkataan yang baru saja ia ucapkan.

"Aku percaya tuan. Hmmm... Dan aku... ingin mengatakan suatu pengakuan. Bahwa---" Ellfa mengigit bibir bawahnya hingga bibirnya yang mungil itu memerah.

Elmarc mengangkat sebelah alis tebal miliknya. Dirinya berusaha memfokuskan tentang perkataan apa yang akan gadisnya itu ucapkan. Elmarc yakin bahwa gadisnya itu akan mengatakan sesuatu yang penting mengenai dirinya.

"Jangan mencoba menggodaku sayang. Katakan apa yang ingin kau katakan. Dan satu lagi, jangan kau gigit bibir sexy mu itu!" Elmarc geram melihat Ellfa yang terus saja mengigit bibirnya. Tak tahukah ia, jika dirinya tengah mati-matian menahan hasrat untuk tidak menyerang Ellfa saat itu juga?! Oh... Sungguh menyakitkan!

"Bahwa a...akuu," Ellfa terus saja mengigit bibirnya dan tidak mengidahkan perkataan Elmarc itu, dengan memasang wajah penuh keraguan Ellfa malu jika ia mengakui bahwa sebenarnya ia telah jatuh hati pada Elmarc.

"Katakan!" Sepertinya dirinya mulai geram melihat Ellfa tidak mendengarkan apa perkataannya itu. Percayalah, ini sungguh menyesakkan. Dimana dibawah sana, sudah ada yang terbangun dan minta dipuaskan segera.

"Jatuh hati padamu, M..M..Marc..."

Deg.

Satu lagi kebahagian yang ia dapat pada hari ini. Ternyata apa yang telah dilakukannya tidak sia-sia, membuat gadis pujaannya jatuh hati padanya. Dan kini Elmarc percaya, jika cinta sejati itu memang ada. Ya. Elmarc memang, tidak pernah percaya akan adanya cinta sebelumnya setelah Barack ayah dari gadisnya itu telah menghancurkan keharmonisan keluarganya. Barack Domanic! Jika saja ia bukanlah ayah dari Ellfa, maka sudah dipastikan pria brengsek itu telah terkubur didalam tanah untuk selama-lamanya.

Exitium Mendax [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang