Di sudut meja belakang ruang guru terdapat sosok mungil yang kaku dengan arah tatapan lurus ke partitur yang ada di atas mejanya. Tubuhnya tak kuasa untuk tidak menegang sejak kehadiran sang guru baru beberapa menit yang lalu.
Inginnya mengoreksi pekerjaan partitur siswa luntur sudah, otaknya mendadak bebal dan buntu. Kilasan ingatan masa lalu membuat nafasnya sesak. Keringat dingin mulai membasahi dahi dan telapak. Maniknya berkabut serta kepalanya pening. Dalam hati ia merapalkan doa, jangan muncul lagi wahai trauma. Namun apa mau dikata, tubuhnya memilih tumbang diikuti kehebohan ruang guru setelahnya.
Jihoon sang guru seni musik berperawakan mungil masih terbaring di ranjang uks sejak 30 menit yang lalu. Manik kembarnya belum mau terbuka dan setia merapat. Di sebelah ranjang telah duduk dengan gusar sambil memandangi sang guru musik. Parasnya memancarkan kekhawatiran yang teramat sangat. Kenapa ia tidak sadar bahwa ada Jihoon di sudut ruang guru tadi?
Jihoon mengerang rendah, kepalanya terasa di pukul bogem raksasa. Manik kembarnya ia paksa untuk membuka. Sekali lagi ia terkejut bukan kepalang. Kini wajah Soonyoung benar-benar ada di depannya. Apa ini? Apa ia berhalusinasi? Sungguh, dalam halusinasipun ia tak ingin memandang wajah itu lagi.
"Jie.."
Soonyoung mencoba menyadarkan Jihoon yang masih linglung sesaat setelah membuka matanya. Soonyoung menggenggam lembut jemari Jihoon, menyalurkan kehangatan yang terpancar dalam hatinya.
Jihoon menarik tangannya kasar. Tubuhnya bergetar, padangannya mulai buram dan menggelap.
"Kenapa kau kembali?"
Pertanyaan Jihoon membuat Soonyoung terkejut bukan main. Ia kira Jihoon akan senang menyambutnya, tapi kenapa raut ketakutan yang disodorkannya.
"Jie, kau kenapa? Kenapa begini?" Tanya lembut Soonyoung.
Jihoon menolehkan wajahnya ke arah lain, yang terpenting ia tidak melihat wajah Soonyoung.
"Keluarlah, aku ingin sendiri." Ujar Jihoon parau.
Bukannya keluar, Soonyoung malah mengelus lembut surai karamel Jihoon. Jihoon lagi-lagi tersentak dengan apa yang dilakukan oleh Soonyoung. Rasa rindu di hati Jihoon mulai memberontak, namun kilasan balik masa lalu membelenggu menimbulkan rasa egois ingin enyah dari Soonyoung.
Setitik air mata menuruni pipi pucat pasi Jihoon. Soonyoung semakin dibuat bingung, kenapa reaksi Jihoon berubah seratus delapan puluh derajat. Ia tak tau apa kesalahan yang telah diperbuatnya hingga reaksi Jihoon kepadanya seperti itu.
"Tolong keluarlah Kwon, aku butuh sendiri." Lirih Jihoon menahan isak tangis yang siap pecah.
Soonyoung kalut, rasa rindunya tidak berbalas. Ia beranjak dari samping ranjang Jihoon keluar dari ruang pesakitan itu. Ia berjalan perlahan keluar ruangan. Dalam benaknya terus berputar, apa yang terjadi dengan Jihoonnya?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
♡TBC♡
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfiction[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...