"Jihoonie" panggil Soonyoung lembut.
Refleks Jihoon mengangkat kepala, manik kembarnya bertubrukan dengan manik kembar sipit milik Soonyoung. Tatapan teduh Soonyoung mengisaratkan kerinduan yang dalam, sedangkan tatapan Jihoon mengisaratkan kebutuhan namun takut menyuarakan.
"Jihoonie, aku sudah tau kenapa kau seperti ini. Tolong jangan usir aku, dengarkan aku bicara heum?" Soonyoung harap-harap cemas akan diusir Jihoon lagi.
Pikiran Jihoon mendadak kosong, ia hanya mengangguk menanggapi ucapan Soonyoung.
"Aku tahu penyebab traumamu, Seungcheol hyung sudah menceritakan semua. Jangan marah padanya, ia hanya ingin kita kembali seperti dulu. Aku pun punya harapan yang sama sepertinya." Soonyoung bertumpu lutut di sebelah Jihoon, menggenggam lembut tangan mungil itu sembari menyalurkan ketulusan yang terus tumbuh subur di hatinya.
"Seminggu ini aku mencari informasi bagaimana cara untuk menyembuhkan traumamu. Jika kau izinkan, aku akan mengerahkan seluruh yang aku bisa untuk membuatmu sembuh dari trauma. Dan aku ingin merealisasikan janjiku padamu Jihoon."
Soonyoung mengusap lembut lelehan bulir bening yang mengalir dikedua pipi pucat Jihoon. Ia bawa ujung keningnya bertemu dengan kening Jihoon. Menatap ke dalam manik kembar Jihoon dan mengunci dengan kejernihan yang ia miliki.
"Aku ingin melunasi janjiku untuk menjadikanmu milikku Jihoonie. Aku mencintaimu."
Tes
Liquid bening kembali meluncur di sudut manik kembar Jihoon. Namun kali ini diselingi rasa hangat yang mengalir dari bibir hingga ke pusat hatinya. Soonyoung mencium lembut bibir Jihoon.
Jihoon menutup mata menikmati bibir mereka yang bertemu. Ya, hanya menempel tanpa lumatan nafsu. Kedua anak adam itu saling menikmati selimut rindu yang membungkus diri mereka.
Jihoon memutus ciuman, dengan cepat ia memeluk Soonyoung erat.
"Bantu aku hiks.. to-tolong aku Kwon." Ucap Jihoon lirih disela-sela tangisnya.
Soonyoung membalas pelukan Jihoon lebih erat. Senyum tipis terulas di bibir indahnya. Ia berharap usahanya untuk Jihoon berhasil.
*****
Soonyoung mengajak Jihoon makan malam. Jika kalian berpikir Jihoon sudah lunak dan bersikap biasa kepada Soonyoung maka itu salah besar. Mereka saat ini sedang berjalan menuju sebuah kedai di dekat Sungai Han. Soonyoung di depan dan Jihoon mengekor di belakang.
Sebenarnya Soonyoung sedikit khawatir, karena posisi seperti ini membuatnya tidak bisa siap sedia mengawasi Jihoon. Tapi mau bagaimana lagi, sudah untung Jihoon mau diajak ikut makan meskipun badannya reflek bergetar maupun menegang saat di dekat Soonyoung.
Jihoon seperti menahan sesuatu agar pikiran dan tubuhnya tidak lepas kendali dan kalah dengan trauma kilasan masa lalu. Soonyoung sebenarnya tidak tega, ia ingin selalu memeluk Jihoonnya.
Sampai di kedai Soonyoung dan Jihoon memilik tempat duduk.
Soonyoung di sisi ujung kiri dan Jihoon di sisi ujung kanan kedai. Jihoon memilih duduk di meja yang berbeda dengan Soonyoung. Ya, Soonyoung harus sabar menuntun Jihoon..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBCHuweee aku nulis apa inii?? Kenapa kaga ngefeel sekaleeeee
;((((( Menurut kalian chapter ini gimana?? Ada rasanya ga? Ada manis-manisnya ga?? Atau plet plet aja???
Truz nih, enaknya Jihoon dibikin galak tsund tsund gitu atau dibikin lemah manis-manis bombay aja ya???
![](https://img.wattpad.com/cover/193920161-288-k5913.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfiction[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...