"Jadi?"
Soonyoung mencoba membuka percakapan.
"Ah ya hampir lupa, maaf Hyung hehe."
Seokmin menampilkan senyum kuda secerah matahari miliknya.
"Dasar kuda pelupa."
Sindir Mingyu yang hanya dibalas dengusan Seokmin.
Dari dalam tas yang Seokmin bawa, ia keluarkan amplop coklat berisi bukti-bukti yang ia dapat.
"Aku telah berusaha mencari pelaku peneroran itu Hyung, dan semua bukti menunjukkan kepada satu orang. Orang di masa lalu yang mengetahui seluk beluk hubungan Jihoon dan Chanyeol."
Soonyoung dan Mingyu hanya diam mendengarkan, tak ada keinginan memotong ucapan sang detektif.
"Orang itu adalah orang yang sama di foto yang kau temukan di buku lirik itu Hyung." Tambah Seokmin.
Soonyoung segera mengeluarkan ponsel miliknya dan membuka galeri. Menamati kembali foto yang ia temukan di buku lirik milik Jihoon.
"Maksudmu orang di depan yang memegang kamera ini?"
Tanya Soonyoung yang dijawab anggukan oleh Seokmin.
"Aku telah memeriksanya dan melacak nomor ponselnya juga. Beruntung dia tidak mengganti nomor ponselnya setelah mengirim foto kekasihmu yang sedang bercumbu."
"Sial!! Siapa dia sebenarnya?" Soonyoung geram.
"Sepertinya dia teman dari Jihoon dan juga Chanyeol, karena ternyata mereka satu kampus. Tepatnya pelaku peneror satu jurusan dengan Jihoon. Namanya.."
***
Seorang pemuda memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit. Ia tak sabar mengunjungi sahabat lama yang kabarnya terbaring di rumah sakit hampir satu minggu.
Dua plastik besar berisi aneka kue, buah, dan makanan lain bertengger di kedua lengan kokoh namun lentiknya itu.
Setelah bertanya kepada perawat, ia segera melangkahkan kaki jenjangnya ke kamar sahabat lama.
Ia mengintip dari celah pintu sebelum masuk ke kamar yang di huni sesosok pemuda mungil yang sepertinya tengah mengobrol asik dengan seseorang.
Senyum kecil terpatri di wajah tampan nan cantik sang pemuda. Ia mengetuk pintu sebentar kemudian masuk perlahan.
Jihoon yang sedang asik mengobrol dengan Wonwoo seketika mematung.
Wonwoo yang melihat Jihoon mematung sedikit bingung. Ia mengalihkan pandangannya ke pusat dimana Jihoon melihat.
Di lihatnya sosok pemuda dengan senyum manis membawa dua buah plastik bingkisan. Wajahnya terlihat teduh dan menenangkan.
"Joshua Hyung?" Jihoon memanggil lirih.
"Anyeong Jihoonie."
Mata Jihoon memanas, rasa rindu dan denyut nyeri merasuki hatinya secara bersamaan.
Sang pemuda yang di panggil Joshua segera meletakkan bingkisan di meja kemudian mendekati Jihoon dan memeluknya.
Jihoon membalas pelukan Joshua.
Wonwoo hanya memandang adegan peluk memeluk dari dua sosok yang belum dia ketahui apa hubungan mereka.
"Emm maaf, anda siapa?" Tanya Wonwoo.
Joshua meregangkan pelukannya kemudian mengalihkan pandangannya ke Wonwoo.
"Ah maaf aku tidak menyapamu terlebih dulu. Panggil saja aku Joshua, kakak tingkat Jihoon saat kuliah. Kau?"
"Aku Wonwoo, sahabat Jihoon sejak masa sekolah."
Wonwoo dan Joshua saling berjabat tangan. Anehnya, Wonwoo merasa tidak nyaman dengan kehadiran Joshua.
"Hyung kapan kembali ke Seoul? Kenapa tidak pernah memberiku kabar sama sekali? Darimana Hyung tahu aku di sini?"
Rentetan pertanyaan Jihoon berikan pada Joshua.
"Sabar Jihoonie, aku akan menjawab semua pertanyaanmu satu persatu. Waktu kita masih cukup panjang." -cukup panjang
Jawab Joshua memberikan senyum seteduh mungkin.
Wonwoo yang melihat gelagat Jihoon sedikit sangsi. Jihoon bertingkah bahkan berucap kepada Joshua seperti biasa. Namun reaksi tubuh Jihoon tidak bisa membohongi atensi Wonwoo.
Terlihat dengan jelas di mata Wonwoo, bahwa tubuh Jihoon sedikit bergetar namun ditahan. Kedua telapak tangan Jihoon beberapa kali terlihat mengepal kemudian dikendurkan.
Bahkan manik Jihoon saat memandang Joshua seperti ada rasa ketakutan namun berusaha ditutupi.
Wonwoo tak mengerti, apa sebenarnya hubungan Jihoon dengan kakak tingkatnya itu.
Apakah mereka dekat saat kuliah? Tapi kenapa reaksi tubuh Jihoon seperti itu? Apa ada hal yang belum Jihoon ceritakan pada Wonwoo?
Beberapa pertanyaan tumpang tindih di pikiran Wonwoo. Tapi Wonwoo tak mampu bertanya pada Jihoon sekarang. Ia hanya bisa menamati.
"Aku membawakanmu beberapa buah. Kau mau?"
Tawar Joshua yang sudah duduk di sebelah bangsal Jihoon. Jihoon hanya mengangguk seraya tersenyum.
'Senyum palsu. Kau tersenyum palsu Ji" batin Wonwoo yang melihat Jihoon tersenyum seperti di paksakan.
Drrtt ddrttt
Ponsel Wonwoo bergetar tanda mendapat pesan. Wonwoo menghembuskan nafas, seperti sedang menimbang dalam pikiran.
"Ada apa Won?" Jihoon bertanya.
"Aku diminta ke rumah sakit. Ada pasien yang ingin berkonsultasi denganku, padahal aku sedang tidak ada jadwal bertemu pasien." Wonwoo berucap datar disusul hembusan nafas di akhir kalimatnya.
Wonwoo sedikit bimbang, karena jarak rumah sakit tempat Jihoon di rawat dan rumah sakit tempatnya bekerja cukup jauh dan memakan waktu. Itu artinya dia tidak bisa menemani Jihoon lagi.
"Ya sudah, kau segeralah ke rumah sakit. Kasian pasienmu, dia pasti butuh sekali bantuanmu." Jawab Jihoon meyakinkan. Ia tak ingin merepotkan atau bahkan menghambat pekerjaan sahabatnya.
"Tapi siapa yang akan menjagamu?"
"Aku. Aku akan menemani Jihoon." Jawab Joshua spontan yang sedikit membuat Jihoon dan Wonwoo berjengit.
"Tidak apa Won. Sebentar lagi Soonyoung juga pasti akan datang. La-lagipula juga masih ada Joshua hyung di sini." Jawab Jihoon yang terdengar berat di kalimat terakhir. Namun hanya Wonwoo yang paham itu.
"Baiklah. Aku pergi dulu, aku akan menghubungi Soonyoung agar segera kemari." Ucap Wonwoo sedikit berat hati meninggalkan Jihoon.
"Cepat hubungi Soonyoung, aku merindukannya." Kata Jihoon terselip beribu makna.
Wonwoo mengangguk kemudian keluar dari kamar Jihoon. Dalam perjalanan ia menghubungi Soonyoung, namun tidak tersambung. Ponsel Soonyoung mati.
Kini tinggal Jihoon dan Joshua yang ada di kamar rawat.
"Makanlah jeruk ini Jihoonie. Aku sudah mengupaskannya untukmu."
"Terimakasih banyak Hyung."
"Mm.. apa kau tak bosan hanya di kamar? Mau ku temani jalan-jalan keluar? Bagaimana kalo kita ke rooftop rumah sakit ini. Pasti pemandangan langit jingga sangat indah untuk menemani kita mengobrol. Aku ingin bercerita banyak padamu."
Jihoon tak tega untuk tak mengangguk menanggapi ajakan Joshua.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBCHappy reading Chingu ^^
Gimana? Gimana? Gimana?
Ada yang mau komentar? Ayo dong komentar ^^ 😂 zozo maksa niih 😂😂😂
Terimakasih sekali yang sudah mau membaca dan memberikan vote serta komentar
Saranghae chinguyaa ♡♡♡♡

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfiction[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...