Pagi ini Jihoon berangkat ke sekolah seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Ia siap mengajar dengan segala keprofesionalan yang dimilikinya. Hari ini ia bertekad belajar menguatkan hati apabila nanti bertemu dengan Soonyoung lagi. Setidaknya Jihoon sudah menyiapkan seribu cara untuk menghindari Soonyoung.
Istirahat siang menandakan keramaian tak terhelakan. Siswa-siswi berlarian berebut makanan, guru-guru mulai berbincang dan bergurau melepas penat selepas mengajar di kelas, tapi tidak dengan Jihoon. Ia memilih menghindari keramaian dan mendekam di gua surganya yaitu ruang club vocal.
Ruang club vocal memiliki satu ruang studio yang dibuatkan khusus untuk Jihoon. Sebagaimana Soonyoung yang melambungkan nama SSP di bidang tari, Jihoon juga turut menyumbang nama yang melambungkan nama SSP di bidang Musik.
Saat masa tenarnya dulu ia kerap dipanggil 'Woozi' oleh seluruh warga sekolah. Alasannya terdengar lucu, hanya karna tubuh Jihoon yang mungil namun mampu memberi sederet rekor prestasi fantastis, maka ia dijuluki 'Woozi' alias 'Uri Jihoon' alias 'Jihoon punya kita'. Dimana SSP dengan bangga mengklaim mereka memiliki dua bintang yaitu 'Hoshi dan Woozi'.
Kembali ke studio yang berada di ruang club vocal, Jihoon duduk di sofa sambil menyantap bekal makan siang yang dibawanya dari rumah. Tak lupa ia sudah menyalakan musik ballad lembut di komputer guna menemani makan sepinya.
Bel masuk kelas berbunyi tepat saat suapan terakhir tandas di tenggorokannya. Segera Jihoon membereskan bekas perabot makanan dan melenggang keluar menuju ruang guru untuk siap-siap kembali mengajar.
Jihoon terperanjat saat membuka pintu ruang club vocal, terdapat sosok yang berdiri dengan raut wajah seperti 'gundah?' sedang memandanginya. Cepat-cepat ia menutup kembali pintu tersebut. Persetan dengan jadwal mengajar, sekarang tubuhnya gemetar hebat.
Jika diingat, tadi pagi Jihoon masih aman karena tidak bertemu dengan Soonyoung sedetik pun. Entah sang Dewa sedang tidak berpihak kepadanya atau bagaimana, ia malah dipertemukan kembali di tempat yang menurutnya lebih privasi.
Jihoon melorot duduk berselonjor dengan punggung bertumpu pada pintu di belakangnya. Ia mengatur nafas sebisa mungkin agar gemetar di tubuhnya segera mereda dan kilasan ingatan itu cepat hilang meskipun sementara.
"Ji...bisa kita bicara?" Panggil Soonyoung lirih dari luar pintu.
Jihoon membekap mulutnya dengan telapak tangan kanan. Bukan karena Jihoon tak ingin menjawab, tapi ia sedang menahan agar isakan tangisnya tak pecah dan di dengar Soonyoung.
"Ji.. kumohon buka sebentar pintunya. Aku ingin kita bicara. Kau tidak mengucapkan selamat datang untukku, tapi malah mengusirku dan sekarang menghindariku. Ji.. kumohon buka sebentar saja, Ya?" Soonyoung mencoba sekali lagi membujuk Jihoon.
"Hiks...hiks......hiks"
Tak kuat lagi menahan sesak di dadanya, tangis Jihoon pun pecah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
♡TBC♡
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfic[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...