Mendengar tangis Jihoon yang semakin meronta dari dalam ruang club vocal, Soonyoung langsung mendobrak pintu tanpa pikir panjang. Untung saja Jihoon sudah tidak berada di belakang pintu, jadi ia tidak terpental.
Soonyoung disuguhi keadaan Jihoon yang terlampau parah. Mata Jihoon sangat merah dan berair, seperti ketakutan dan hilang akal. Berteriak-teriak bak kesetanan, sesekali menjambak surainya, dan berkali-kali memukuli dadanya.
"BUKAAAANN AKUUUUU!!!!"
"AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH..Hiks"
"SALAHKAN SI KWON..SALAHKAAAN DIAAA!!"
"JANGAAAN.. SALAHKAN AKU SAJAA..Hiks.. yaa salahkan aku"
Jihoon semakin beringas, terus berteriak hingga urat di lehernya mengeras. Soonyoung masih mematung di depan pintu. Ia mencerna apa yang sebenarnya terjadi pada Jihoonnya.
Grepp.. Soonyoung memeluk Jihoon dari belakang. Mengukung erat dengan lengannya yang berotot ketat. Jihoon terus meronta bahkan dengan sadisnya menggigit lengan Soonyoung hingga berdarah.
Soonyoung meringis pedih merasakan rembesan darah di lengannya. Tapi tak sepedih luka yang menohok hatinya. Sebenarnya apa yang telah Jihoon alami? Kenapa ada seruan bukan 'Pembunuh', bahkan lebih parah lagi nama marga Kwonnya ikut disebut.
Seungcheol yang tidak sengaja lewat pun dibuat panik kala melihat keadaan Jihoon yang meronta dikungkungan Soonyoung. Ia dengan sigap memeluk Jihoon dari depan mencoba menenangkan.
"Ji.. tenang.. ada Hyung disini. Tenang Ji."
Seperti tersihir Jihoon mulai melepas gigitannya pada lengan Soonyoung. Begitupula kungkungan Soonyoung dari belakang juga ikut mengendur. Soonyoung mundur selangkah membiarkan Jihoon memeluk Seungcheol dengan leluasa.
"Hyung..hiks.."lirih Jihoon masih menangis sesenggukan.
Soonyoung memberi kode pamit kepada Seungcheol dan Seungcheol hanya mengangguk mengiyakan. Kalau Jihoon punya studio di dalam ruang club vocal sebagai gua persembunyiannya, Soonyoung pun juga sama. Ia berjalan menuju ruang latihan tari di sudut belakang lantai satu gedung H.
Ruang latihan cukup luas dengan dinding dilapisi kaca. Soonyoung duduk di lantai bersandar pada tembok kaca. Iris mata sipit itu ia bawa kedepan, melihat pantulan diri yang berantakan dengan darah mengalir pelan dari lengan berototnya. Tak ada keinginan untuk membersihkan bahkan mengobati luka. Soonyoung hanya ingin segera mendapat kejelasan apa yang sebenarnya terjadi pada Jihoonnya.
Pintu ruang latihan dibuka, Seungcheol masuk membawakan Soonyoung perlengkapan P3K. Dibersihkannya lengan Soonyoung menggunakan cairan antiseptik kemudian diberi obat dan dibalut dengan kain kasa. Luka di lengan Soonyoung ternyata cukup dalam. Seungcheol menghembuskan nafas resah kala mendapati Soonyoung hanya melamun diam.
"Hosh." Panggil Seungcheol.
"Heung."
"Kau ingin mendengar kisah Jihoon?" Tawar Seungcheol yang berhasil menarik penuh atensi Soonyoung.
"Ku pikir kau akan berhasil mencaritahu sendiri kenapa Jihoon seperti sekarang, tapi melihat Jihoon seperti tadi aku lebih mengkhawatirkan keselamatan kalian." Sambung Seungcheol.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
♡TBC♡
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfic[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...