♡20

2.7K 337 16
                                    

Soonyoung masih mematung memandangi kotak berisi kucing mati di depannya. 'Pasti dulu Jihoon sangat ketakutan. Bagaimana bisa aku tidak ada di sisinya saat itu?' batin Soonyoung miris.

"Tadi pagi ada yang melempar batu dan mengenai pintu depan Hyung, Eomma yang membuka pintu dan menemukan kotak itu." Chan menjawab pertanyaan Soonyoung.

Orang tua Jihoon belum mampu berkata-kata, terutama Ibu Jihoon. Soonyoung menarik nafas mengendalikkan dirinya, emosinya menderap hingga puncak ubun-ubun. Ia memasukkan kertas dan batu ke dalam kotak berisi kucing mati itu.

"Appa, Eomma, kalian jangan khawatir. Aku akan menjaga Jihoon, aku berjanji."

"Ya Nak Soonyoung. Tolong jaga Jihoon kami. Kami takut nyawa Jihoon terancam. Di rumah ini Jihoon tidak aman, pelaku itu sudah tau Jihoon tinggal di sini. Bawa dia bersamamu Nak, Appa akan membawa kotak ini ke kantor polisi dan mencari tau pelaku teror itu." Ujar ayah Jihoon menatap memohon kepada Soonyoung, sedangkan ibu Jihoon sudah terisak pelan.

"Aku juga Appa. Aku akan melindungi hyungku." Ucap Chan.

"Nee Appa, aku akan menjaga Jihoon dan berusaha untuk menemukan pelaku peneroran juga. Aku mohon Appa Eomma dan Chan, tetap waspada dan menjaga diri serta merahasiakan hal ini dari Jihoon agar pengobatan trauma Jihoon bisa selesai dengan baik." 

---------------Flasback Off---------------

Selesai sarapan, Jihoon membantu ibunya membereskan meja makan serta mencuci perkakas bekas sarapan mereka. Ayah Jihoon, Chan dan Soonyoung sedang bersantai menonton tv sambil memakan cemilan yang sudah ibu Jihoon siapkan.

"Ji, setelah ini kau bereskan barang-barang yang ingin kau bawa ya." Ibu Jihoon membuka percakapan.

"Aku pindah ke tempat Soonyoung hari ini juga Eomma?" Tanya Jihoon bingung.

"Iya Nak."

"Eomma mengusirku?"

"Eyy... Mana mungkin Eomma mengusir anak Eomma yang paling manis dan galak ini. Eomma hanya ingin kau bisa segera nyaman dengan Soonyoung. Hitung-hitung latihan dulu sebelum menjadi pendamping sah Soonyoung."  Ibu Jihoon terkekeh. 'Kau harus aman anakku' batinnya.

"Eommaaaa."

Jihoon malu, ia segera berlari masuk ke kamar. Menutup wajah meronanya seraya menghentak-hentakkan kaki. Entahlah, Jihoon merasa seperti perawan yang akan dilamar. Padahal Soonyoung belum melamarnya sama sekali, meskipun dia sudah berkali-kali menyatakan cinta pada Jihoon.

Tok tok tok

Ketukan terdengar bersumber dari pintu kamar Jihoon. Selesai dengan urusan wajah meronanya, Jihoon melangkah membukakan pintu.

"Mau ku bantu Ji? Kata Eomma kau sedang menyiapkan barang-barang yang akan kau bawa." Tawar Soonyoung tersenyum tulus.

"E.. Ya." Hanya itu yang bisa keluar dari bibir Jihoon. 'Kenapa aku gugup? Sialan' batin Jihoon.

Jihoon kembali masuk diekori Soonyoung. Mengambil dua koper besar berwarna hitam -warna kesukaan Jihoon. Jihoon membuka lemari dan mulai mengemasi pakaiannya. Sedangkan Soonyoung mencoba menata buku-buku Jihoon yang akan di bawa.

"Ji, keyboard dan gitarmu jangan lupa di bawa juga." Tutur Soonyoung menunjuk keyboard dan gitar di sudut kamar Jihoon.

"Tentu saja, mereka itu kesayanganku." Jawab Jihoon tanpa menoleh dan masih fokus menata pakaiannya. Soonyoung hanya tersenyum kemudian melanjutkan menata buku-buku Jihoon serta di masukkan ke dalam koper.

Soonyoung memegang satu buku yang terlihat menarik di manik 10:10nya. Sampul buku itu berwarna hitam dengan titik-titik putih seperti menggambarkan langit malam dengan banyak bintang. Di tengah sampul bertuliskan 'My Soul'. Ia membukanya tanpa sepengetahuan Jihoon. Soonyoung tersenyum, buku itu berisi lirik-lirik lagu yang ditulis Jihoon. 'Indah sekali lirik-lirik ini' batin Soonyoung. Lembar demi lembar ia buka hingga satu buah kertas yang Soonyoung tahu itu adalah sebuah gambar foto terjatuh dari salah satu halaman di buku itu.

Gambar foto tersebut masih nampak bagus, warnanya masih jelas. Dilihatnya ada tiga sosok berpose selfie dengan seseorang paling depan yang memegang kamera. Denyut nyeri menjalar di hati Soonyoung. Soonyoung jelas kenal sosok mungil yang sedang tersenyum manis, itu Jihoonnya. Namun yang membuatnya sakit adalah sosok pria tinggi tampan yang memeluk Jihoon dari belakang dan mencuri kecupan di pipi Jihoon. Soonyoung tebak itu Chanyeol, dan Soonyoung tidak tahu siapa yang berdiri paling depan sambil mengarahkan kamera.

Soonyoung diam, ia keluarkan ponselnya untuk memotret foto itu kemudian ia masukkan kembali ke dalam lipatan buku dan menatanya di koper. Ia akan menanyakan kepada Jihoon nanti. Nyeri di hatinya cukup dia saja yang tahu dan rasakan.

Soonyoung merapal dalam hati, Jihoon tidak mungkin selingkuh. Seungcheol hyung sendiri yang bilang kalau Jihoon menolak orang-orang yang ingin dekat dengannya termasuk Chanyeol.

"Wahh bukumu banyak sekali Ji. Hampir tidak muat di dalam koper, untung aku pandai menata. Apalagi menata hatimu untukku."

Godaan Soonyoung mulai dilontarkan setelah menutup koper berisi buku-buku Jihoon.

"Cih.. dasar Kwon-Pabo-Soonyoung, kepedean sekali."

Hardik Jihoon masih belum selesai dengan urusan pakaian. Soonyoung melangkah mendekati Jihoon, ia mengambil sejumput kain yang berada di lantai dekat Jihoon duduk menata koper kemudian dibentangkan.

"Waah, ukuranmu ternyata kecil ya Ji. Jelas masih besar punyaku."

Ucap Soonyoung bangga sembari menatap celana dalam Jihoon yang ia bentangkan di hadapan wajahnya.

Jihoon melotot sejadi-jadinya, aliran darahnya seperti berlomba untuk naik ke puncak kepala.

"SOOONYOOUUUNGGG!!! KEMBALIKAAANN!!! DASAR OTAK MESUUUMMM!!! MASALAH KALAU UKURANKU KECIL HAAAHHH???!!!!!"

"Tentu tidak Sayang, itu pasti mungil, imut dan menggemaskan." Jawab Soonyoung dengan cengiran mesum yang terpatri di wajahnya seperti tidak takut akan ada macan ngamuk.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Happy reading chingu ^^
Tolong maklumin otak Unyong yang memang setengahnya isinya adegan blue semua
Jadi ya gitu, liat daleman si Uji dikit halunya dah kaga ketulungan
😂😂😂😂
Terimakasih yang sudah mau membaca dan memberikan vote serta komen
Saranghaee ♡♡♡

YOU ARE MINE [[SOONHOON]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang