Seminggu berlalu begitu saja, tak ada kejadian lagi antara Jihoon dengan Soonyoung. Entah pergi kemana Soonyoung yang tak menampakkan batang hidungnya di depan Jihoon. Jihoon rindu? Sangat. Rasa bersalah di hari itu masih tertinggal di dalam hatinya.
Tak bisa dipungkiri bahwa rasa Jihoon untuk Soonyoung masih subur. Hanya saja Jihoon mencoba untuk terus mengubur. Ia tak mau orang yang dicintainya akan berakhir seperti orang yang terobsesi denganya dulu.
Sungguh Jihoon tak bisa mengendalikan perasaannya sekarang, antara ingin bertemu tapi juga ingin menghindar. Jihoon menarik nafas dalam sebelum beranjak dari kursinya bersiap mengajar ke kelas.
Jihoon memberi tugas baru kepada muridnya untuk membuat sebuah lirik lagu ballad. Lagu yang bagus rencananya akan Jihoon pilih untuk diikut sertakan dalam lomba tahunan. Entah Jihoon memang sialan atau karena hatinya yang sedang tidak baik, ia hanya memberi waktu sampai pulang sekolah dan harus sudah dikumpulkan. Jihoon keluar kelas dengan berbagai sindiran dari murid-muridnya. Ia tak peduli, itu memang sudah tugasnya.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu. Jihoon belum ada niatan untuk mengemasi barangnya. Ia masih berkutat dengan lembar-lembar hasil lirik dari kelas yang diberinya tugas tadi siang.
Jihoon terheran, murid di kelas itu hanya ada 30 tapi di tangannya kini ada lembar lirik ke 31 dan tanpa nama. Jihoon membacanya dengan seksama.
'Diam-diam tertawa,
diam-diam menangis
Selagi kumenyembunyikan keadaanku
Hari yang melampaui kemampuanku terlewati
Hari ini juga kata-kata yang tak bisa diucapkan
Hanya bisa tercermin dalam satu hati
Melelahkan
Melelahkan
Melelahkan
Setiap kali kau kesulitan
Peluk aku, begitupun aku
Sebanyak apapun kau menyembunyikannya
Kau tau itu takkan pernah tertutupi
Jadi kita bisa tersenyum bersama
Jangan minta maaf
Jangan khawatir
Jangan takut
Jangan menangis sekarang
Bagiku
Kau begitu berharga
Dihari yang sulit
Katakan pada dirimu sendiri
Aku ada disini
Kau sudah bekerja keras
Aku mencintaimu
Aku akan memelukmu'
KSYBulir-bulir bening mengalir di pipi mulus Jihoon. Hatinya menghangat, lirik yang dibacanya sangat mengena. Ia tahu sangat lirik itu ditujukan kepadanya. Bagaimana bisa Jihoon tahu? Inisial KSY tentu saja.
Sungguh Jihoon tidak membenci Soonyoung. Dia hanya takut, dan belum bisa mengendalikan ketakutannya. Jika boleh berteriak, Jihoon akan bilang bahwa ia sangat membutuhkan Soonyoung dari dulu hingga sekarang.
Jihoon menyandarkan kepala ke lipatan tangan di atas meja. Ia melanjutkan tangis pilu yang menyesakkan dada. Dalam tangis ia menyebut nama Soonyoung dan rentetan kata maaf berulang-ulang.Usapan lembut Jihoon rasakan di surai coklat karamel miliknya. Ia tak berniat mengangkat wajah hingga suara lembut itu datang.
"Jihoon.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfiction[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...