[Kembali ke ruang latihan]
"Jadi itu alasan Jihoon tak bisa kuhubungi selama ini. Dan kenapa waktu itu tidak ada yang menghubungiku Hyung??" Tanya Soonyoung parau diiringi aliran airmata yang tak mau berhenti.
"Aku sudah sangat ingin menghubungimu. Tapi kondisi tidak memungkinkan dengan keadaan Jihoon kala itu. Dia benar-benar seperti raga tanpa nyawa Hosh. Jihoon menganggap dirinya pembunuh. Dan setiap mendengar namamu disebut, Jihoon akan sangat histeris. Dia melarangku serta seluruh sahabat-sahabat kita bahkan adiknya sendiri Lee Chan untuk tidak menghubungimu. Jihoon mengancam akan menyusul Chanyeol jika ada yang berani menghubungimu. Sungguh aku minta maaf untuk itu." Jelas Seungcheol tak kalah parau.
Sesak di dada Soonyoung semakin mencekat. Ia tak habis pikir bahwa Jihoonya telah mengalami masa yang sangat berat.
"Apa alasan Jihoon menutup diri dariku Hyung?" Tanya Soonyoung.
"Entah. Sungguh aku tidak tahu apa alasannya. Tapi aku pernah tak sengaja mendengar Jihoon menangis sendirian di taman. Dia berkata bahwa tidak ingin kau mempunyai kekasih seorang pembunuh. Dia rela mengingkari janjinya padamu, karena dia tak ingin menyakiti atau menjadi penyebab orang lain untuk bunuh diri lagi. Karena itu Jihoon rela hidup sendirian dan tidak menjadi milik siapapun. Sungguh Hosh, trauma Jihoon benar-benar parah." Terpatri jelas kekhawatiran di wajah tampan Seungcheol kala bercerita keadaan adik kesayangannya.
"Aku mengerti Hyung. Terimakasih sudah menceritakan semuanya. Aku akan berjuang untuk mengobati dan menghilangkan trauma Jihoon. Dan segera menjadikan Jihoon milikku seutuhnya seperti janji kami dulu." Soonyoung memeluk Seungcheol menyalurkan rasa sesak dan sedikit lega yang bersarang di hatinya.
Seungcheol membalas pelukan Soonyoung sambil menepuk-nepuk punggungnya guna memberi ketenangan dan kekuatan.
"Aku akan mendukungmu. Tolong jaga Jihoon dan dirimu sendiri. Dan jangan lupakan tugas utamamu sebagai guru di sekolah ini." Kekeh Seungcheol diikuti senyuman tipis di bibir Soonyoung.
"Baik Pak Kepala. Sekarang Jihoon dimana Hyung?"
"Dia ada di UKS, mungkin sedang tidur. Untung masih ada Seungkwan yang bisa menggantikan mengisi kelasnya."
"Baiklah. Aku juga akan mengisi di kelasku. Biarkan Jihoon istirahat dulu."
Soonyoung dan Seungcheol memutuskan untuk kembali menjalankan tugas masing-masing.
Jihoon sudah sedikit tenang, ia menarik nafas berkali-kali untuk menenangkan diri. Kejadian tadi benar-benar di luar kendali Jihoon. Kilasan tubuh Chanyeol yang tergantung benar-benar membuatnya hilang akal.
Ada sedikit rasa sesal menelusup di hatinya. Sepertinya tadi ia melukai Soonyoung. Bahkan dirinya sendiri tidak sadar telah melakukan hal seberbahaya itu. Bagaimana Jihoon harus bertindak selanjutnya? Jihoon tak tau bagaimana cara menghilangkan trauma itu. Bahkan kejadian masa lalu terus berputar bagaikan pita kaset kusut yang terbentang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBCAnyeong carats.. menurut kalian cerita ini terlalu bertele-tele ga sih? Baru 8 chapter tapi zozo dah mulai keder mau dibawa kemana hubungan uri Soonhoon. ;(((
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfiction[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...