Matahari sudah tergelincir di ufuk barat menyisakan semburat jingga indah bercampur dengan gradasi ungu kehitaman. Bayang lingkaran putih di langit nampak mengintip dua insan yang sedang sibuk membereskan barang di sebuah rumah kontrakan.
Jihoon sudah tiba di rumah kontrakan Soonyoung sejak dua jam yang lalu diantar Chan menggunakan mobil, sedangkan Soonyoung mengendarai motornya. Namun Chan segera pamit, katanya ada tugas kampus dadakan. Orang tua Jihoon tidak ikut mengantar, alasannya akan menghadiri suatu acara. Namun yang sebenarnya adalah ayah Jihoon segera ke kantor polisi selepas anak-anaknya pergi.
"Kau tak apa Jie tidur satu ranjang denganku? Maaf di sini hanya ada satu kamar meskipun ruangannya cukup luas."
Soonyoung bertanya sambil menata buku-buku Jihoon di rak buku. Rak buku Soonyoung yang awalnya hanya berisi tak lebih dari sepertiga bagian itu sekarang terisi penuh dengan buku-buku Jihoon.
"Kalau aku tidak mau bagaimana?" Ucap Jihoon mencoba melihat reaksi Soonyoung.
"Mm aku sedih pasti. Tapi kalau memang kau belum nyaman untuk tidur satu ranjang denganku, aku bisa tidur di karpet depan TV. Di situ cukup hangat kurasa."
Jihoon terkekeh mendengar jawaban Soonyoung.
" Aniya, aku baik-baik saja. Mari tidur di ranjang bersama. Bukankah dulu sewaktu sekolah kita juga sering ketiduran di satu ranjang?"
Yaa dulu Jihoon dan Soonyoung sering menghabiskan waktu bersama, entah di rumah Jihoon ataupun di rumah bibi Soonyoung. Mereka sering ketiduran di kamar ketika sudah lelah mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Meskipun jurusan mereka berbeda, namun seperti ada keterkaitan di antara keduanya. Ketika Soonyoung buntu dengan koreo yang harus dibuatnya, Jihoon akan siap membantu menuangkan ide. Jihoon juga pandai menari, dan hanya Soonyoung yang tau itu. Begitupun Jihoon, ketika ia buntu dengan melodi apa yang harus ia ciptakan, Soonyoung akan bersenandung acak hingga Jihoon mendapat ide.
"Ya kita dulu sering seperti itu. Ah kau membuatku rindu masa-masa sekolah kita dulu Jie." Jihoon terkekeh mendengar penuturan Soonyoung.
Jihoon selesai dengan pakaian yang ia tata di satu lemari dengan pakaian Soonyoung. Tiba-tiba semburat merah muncul di pipi Jihoon, ia membayangkan bahwa suatu saat ia yang akan menata dan menyiapkan pakaian Soonyoung setiap pagi.
"Ji, kau kenapa? Sakit? Wajahmu memerah." Tanya Soonyoung sedikit khawatir.
"Ti-tidak. Aku tidak apa-apa." Jawab Jihoon gelagapan.
"Kau pasti kelelahan dan lapar. Aku tidak ingin calon masa depanku sakit. Ayo kita makan malam, akan aku buatkan."
"Tapi aku belum mandi."
"Nanti saja. Kita makan dulu."
Soonyoung menggenggam tangan kanan Jihoon, menariknya menuju dapur dan di dudukkan di kursi meja makan. Lagi-lagi pipi Jihoon bersemu.
"Kau bisa memasak Youngi?" Tanya Jihoon malu-malu.
"Tentu saja. Saat aku di Jepang, aku sering memasak. Belajar dari sepupuku yang seorang koki di salah satu restoran. Dan terkadang teman-temanku sering datang memintaku membuatkan mereka makanan."
"Mm benarkah?"
"Kau tak percaya? Mau bertaruh?"
"Taruhan? Untuk apa?"
"Untuk membuatmu percaya kalau aku bisa memasak makanan yang lezat. Kau yang menjadi jurinya. Bagaimana?"
"Baiklah. Tapi kalau sampai perutku sakit kau harus tanggung jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfic[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...