Dentingan peralatan dapur mengusik pendengaran si mungil yang tengah terlelap di pelukan sang dominan. Pendar cahaya sang surya masuk melalui celah-celah jendela kamar menggelitik manik semi sipit si mungil. Aroma sabun segar menguar masuk di indera penciuman Jihoon. Ia menggeliat mencoba terbebas dari pelukan. 'Pelukan? Aku di peluk? Siapa?' Batin Jihoon masih dengan manik terpejam berusaha mengumpulkan semua nyawanya. Manik semi sipitnya ia buka secara perlahan.
'Aku pasti masih di alam mimpi' batin Jihoon. Jihoon memejamkan maniknya kembali, berharap nyawanya benar-benar terkumpul penuh kemudian segera kembali ke dunia nyata. Mimpinya terlalu indah hingga membuat kerja jantungnya berdentum tak karuan. 'Kenapa dia sangat tampan?' Batin Jihoon dalam hati mempertanyakan pemandangan yang baru saja ia lihat saat membuka mata tadi.
"Sampai kapan kau akan terus memejamkan matamu Sayang?"
Suara bariton Soonyoung seperti petir yang menggelegarkan kewarasan Jihoon. Jihoon terperanjat hingga bangun terduduk menghadap Soonyoung yang berbaring menyamping bertumpu dengan tangan kiri menghadap Jihoon.
"K-k-kau sejak kapan di sini?" Tanya Jihoon kikuk. Desiran menggelitik di hatinya tak kunjung hilang.
"Sejak tadi malam. Kau tak ingat?" Tanya Soonyoung menampilkan senyum menawannya.
"Haah???!!" Jihoon mencoba mengingat-ingat.
Sepersekian menit kemudian Jihoon turun dari ranjangnya dengan tergesa, terbirit-birit berlari menuju kamar mandi sambil menutup wajah merah merona yang tercetak jelas di kulit pualam Jihoon. Soonyoung terkekeh melihat kesayangannya yang sepertinya telah ingat dengan penuh kejadian semalam.
"Hyung, ayoo sarapan. Dimana Jihoon hyung?" Lee Chan masuk kamar Jihoon tanpa permisi bermaksud mengundang para hyung kesayangannya untuk bergabung sarapan.
"Jihoon di kamar mandi. Dia baru saja bangun."
"Eiishhh dasar hyung pendek itu. Jam segini baru bangun, seperti kerbau saja."
"Heii.. dia hyung kesayanganmu kalau kau lupa." Soonyoung mengingatkan Chan seraya terkekeh.
"Hehe Nee Hyung. Lebih baik kita ke meja makan terlebih dahulu. Biarkan Jihoon hyung menyusul. Appa dan Eomma ingin membicarakan sesuatu denganmu Hyung."
"Eum.. Baiklah. Kaja." Soonyoung beranjak dari ranjang mengekori Chan menuju meja makan.
Di kamar mandi Jihoon mengecek seluruh keadaannya. Tidak ada tanda, tidak ada rasa nyeri di bawah, semua baik-baik saja. Jihoon menarik nafas panjang kemudian ia hembuskan perlahan. Sedikit lega namun juga ada rasa kecewa.
"Apa apaan kau ini Jihoon. Kenapa pikiranmu jadi kotor sekarang?!"
Jihoon merutuki pikiran bodohnya yang mampir tanpa permisi. Sepertinya Jihoon merindu sentuhan Soonyoung.
Jihoon segera menuntaskan acara mandi Minggu paginya kala mendengar gedoran pintu dan suara ibu yang memintanya segera keluar dan bergabung sarapan.
Jihoon melangkah perlahan ke meja makan sedikit menunduk. Takut-takut pandangannya bertabrakan dengan manik unik milik Soonyoung. Jujur, Jihoon malu setengah mati. Apalagi dengan pikiran mesumnya yang mampir tanpa basa-basi. Ia mendudukan diri di sebelah ibunya tepat di depan Soonyoung.
"Mariii MAKAANN." Chan berteriak heboh kala makanan sudah di depan empunya masing-masing.
Suapan demi suapan Jihoon telan susah payah. Bagaimana tidak? Soonyoung mengamati setiap pergerakan Jihoon. Jihoon merasa seperti dikuliti.
"Nak Soonyoung, sekarang tinggal dimana? Apakah masih tinggal dengan bibimu di Seoul?" Ibu Jihoon membuka suara.
"Ani Eomma. Aku tinggal di sebuah kontrakan. Cukup jauh dari SSP, namun sangat nyaman dan sangat longgar jika hanya dihuni satu orang."
"Wahh, kau sudah sangat mandiri Nak. Eomma sangat bangga padamu."
"Itulah alasanku menjadikan Soonyoung Hyung sebagai panutan Eomma. Apa Eomma juga bangga padaku?" Tanya Chan antusias yang membuat orang-orang dewasa di sekitar Chan sangat gemas. Kecuali Jihoon.
"Nee adeul. Eomma dan Appa sangat bangga pada kalian semua." Ibu Jihoon dan Chan tersenyum lembut.
"Jihoon." Ayah Jihoon memanggil.
"Nee Appa?" Jihoon mendongak menatap sang ayah.
"Karena kau seumuran dengan Soonyoung, kenapa kau juga tak mencoba hidup mandiri nak?"
"Maksud Appa?"
"Appa ingin melihatmu mencoba hidup mandiri, tapi Appa juga belum tega untuk melepasmu hidup sendirian tanpa ada yang mengawasi. Lebih baik kau tinggal dengan Soonyoung. Setidaknya meskipun kau tak tinggal dengan kami, masih ada Soonyoung yang mengawasi. Kalian juga bekerja di tempat yang sama. Itu tidak akan jadi masalah bukan?"
Jihoon menunduk, menimang-nimang permintaan ayahnya. Soonyoung hanya diam menanti jawaban Jihoon.
"Aku menurut saja dengan yang Appa minta." Jawab Jihoon pelan.
Seulas senyum terbit di bibir semua insan yang berada di meja makan tanpa Jihoon sadari.
-------Flasback di meja makan sebelum Jihoon bergabung.
Ibu dan Ayah sudah menunggu sambil menampakkan raut kekhawatiran. Sebuah kotak dan batu berbungkus kertas tersaji di atas meja. Ibu Jihoon menyodorkan kedua benda tersebut di hadapan Soonyoung. Manik sipit Soonyoung membelalak kala ia membuka kotak tersebut.
Kotak berisi kucing mati dengan sayatan panjang di leher yang dibungkus dengan plastik tembus pandang namun sudah penuh dengan warna merah darah pekat. Tidak ada surat yang di temukan Soonyoung di dalamnya. Ia beralih mengambil batu dan membuka kertas yang membungkusnya. Lagi dan lagi manik sipit Soonyoung dipaksa membola dengan degupan Jantung yang mulai tak beraturan. Di kertas itu bertuliskan pesan yang sangat Soonyoung benci.
DASAR BOCAH PEMBUNUH. HARUSNYA KAU IKUT MATI JIHOON. KAU TAK PANTAS HIDUP!!!
"Si-siapa yang mengirimkan ini?" Tanya Soonyoung menatap nanar dengan tubuh sedikit bergetar.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBCHappy Reading Chinguu ^^
Zozo berusaha update setiap dua hari sekali
Doakan lancar 😁
Semoga You are Mine tidak membosankan
Kalau membosankan bahkan mudah sekali untuk di tebak mohon dimaklumi dan dimaafkan
Zozo masih butuh banyak belajar
Terimakasih banyak yang sudah mau membaca dan memberikan Vote serta Komen
Hari ini Zozo bahagia karna tanggapan untuk You are Mine di luar ekspektasi Zozo
Good Night
Kecup sayang dari Unyong dan Uji
Mmmuuuaachhh :*:*:*:*
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfiction[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...