Detak jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam lewat. Teman-teman Jihoon yang juga teman Soonyoung mulai berdatangan ingin menjenguk Jihoon. Jihoon masih di ruang ICU, hanya beberapa orang yang di izinkan masuk dan sisanya menunggu di luar.
Seungcheol datang kembali ke rumah sakit bersama Jeonghan, Mingyu dengan Wonwoo, dan Seungkwan yang minta di antar Hansol.
Jeonghan, Seungkwan dan Wonwoo masuk ke ruang Jihoon sekitar lebih dari lima belas menit yang lalu. Orangtua Jihoon dan Chan sedang pergi ke kantin rumah sakit.
Soonyoung duduk di bangku tunggu di temani Mingyu, Seungcheol dan Hansol.
"Maaf aku belum sempat memeriksa CCTV SSP Hosh. Jeonghan histeris minta segera ke sini setelah aku memberitahu keadaan Jihoon padanya." Ucap Seungcheol membuka percakapan.
"Nee Hyung. Gwenchana." Jawab Soonyoung lirih.
"Hyung, akan ku bantu menemukan peneror itu. Sepupuku Seokmin seorang detektif. Dia pasti bisa membantu menemukan peneror itu." Mingyu mencoba menawarkan bantuan.
Soonyoung mengangguk seraya menatap Mingyu menyampaikan terimakasih lewat tatapan kelam miliknya. Hansol yang tidak paham dengan situasi yang tengah terjadi hanya bisa diam memperhatikan.
Tiga sosok pemuda manis keluar dari pintu bercat putih bertuliskan ICU. Terlihat jelas jejak-jejak tangis di pipi masing-masing. Bahkan Jeonghan dan Seungkwan masih terisak sesenggukan.
Seungcheol segera berdiri dan memeluk Jeonghan erat. Tangis pilu kembali Jeonghan tumpahkan dalam pelukan Seungcheol.
"Kenapa Jihoon harus menderita sampai seperti ini..hiks." ucap Jeonghan di sela-sela tangisnya.
Seungcheol tak mampu menjawab pertanyaan Jeonghan. Ia memeluk dan terus mengusap punggung Jeonghan agar tenang.
Seungkwan tak jauh beda keadaannya dengan Jeonghan. Ia terus menangis hingga pipi dan hidungnya memerah. Hansol menggiring Seungkwan duduk di sebelahnya kemudian menenangkan dan memberi Seungkwan minum.
"Ka-kau tak me-memasukkan racun ke dalam minuman ini k-kan Sol?" Tanya Seungkwan tersedak tangisnya.
Hansol mendelik sesaat mendengar pertanyaan konyol Seungkwan. Tapi setelahnya ia tersenyum lembut kemudian meminum air dari botol yang akan di berikan kepada Seungkwan.
"Lihat. Jika aku memasukkan racun, tak mungkin aku meminumnya. Aku juga tak akan mungkin meracunimu Sayang." Ucap Hansol mencoba menenangkan Seungkwan.
Soonyoung yang mendengar Hansol memanggil Seungkwan dengan panggilan 'Sayang' mendadak merasa sesak. Lagi-lagi rasa bersalah itu menggelayutinya. Kesayangannya tengah berjuang berebut nyawa dengan sang malaikat penjagal.
Wonwoo hanya diam memandang keadaan di sekitarnya. Namun sesungguhnya hatinya tak tenang. Mingyu merangkul pundak Wonwoo seraya mengelus pelan. Wonwoo memandang Mingyu.
"Bisakah Jihoon selamat?" Tanya Wonwoo dengan linangan air mata yang siap meluncur.
Mingyu mengecup singkat kening Wonwoo. Mengelus lembut pipi putih pucat rubah kesayangannya.
"Pasti Wonu-ya. Jihoon hyung itu kuat. Kita harus percaya dia bisa melewati ini semua." Jawab Mingyu seraya menarik Wonwoo ke dalam dekapannya.
***
Sudah dua hari Jihoon berbaring di ranjang pesakitan. Belum ada tanda-tanda manik kembar itu akan terbuka. Soonyoung setia mendampingi Jihoon tak berani beranjak sedikitput. Ia takut lengah dan kehilangan apa yang menjadi miliknya.
Soonyoung hanya akan beranjak jika terpaksa harus ke kamar mandi atau ditarik Chan untuk mengisi perutnya. Ibu Jihoon ikut menemani ketika pagi hingga sore hari. Sedangkan Chan akan datang setelah selesai dengan urusan kuliahnya dan pulang ketika jam besuk sudah habis.
Urusan peneror Soonyoung serahkan terlebih dulu pada Seungcheol dan Mingyu. Nomor penerorpun sudah Soonyoung berikan pada Seokmin sepupu Mingyu. Ia hanya ingin terus di samping Jihoon, menjaganya, merawatnya, bahkan ia rela menukar nyawa agar Jihoon bisa kembali membuka mata.
Bagaikan oase di padang gersang, Soonyoung kelimpungan memanggil dokter karena melihat manik Jihoon menimbulkan gerakan tipis seakan berjuang untuk terbuka. Jihoon dinyatakan sadar dan telah berhasil melewati masa kritisnya.
Ia dipindahkan ke ruang rawat inap setelah benar-benar dinyatakan berhasil melewati masa berjuang melawan kematian. Jihoon tengah tertidur, tidak ada lagi selang-selang yang menempel pada tubuhnya. Tubuhnya kini terlihat semakin ringkih bagai kaca tipis retak yang mudah hancur hanya dengan sentuhan kecil.
Soonyoung terus memandang Jihoon, tak ingin melewatkan sedikitpun pergerakan dari kekasih mungilnya. Sinar terang rembulan malam ini seakan mengiringi pengharapan Soonyoung agar Jihoon lekas sembuh dan sehat kembali.
"Soonyoung" bisik Jihoon ditengah tidurnya.
"Iya Sayang, aku disini." Jawab Soonyoung yang mendengar bisikan Jihoon meski tipis.
Soonyoung tak pernah melepaskan genggaman tangannya pada tangan lentik Jihoon yang kini terlihat lebih memucat.
Jihoon membuka matanya terlampau pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk menembus retina manik sayu miliknya. Ia edarkan pandangan hingga berhenti pada sosok wajah tampan yang tengah tersenyum manis meskipun terlihat jelas ada sorot penyesalan di mata sipit sosok itu.
"Kau butuh sesuatu Sayang?" Tanya Soonyoung lembut.
"Aku haus."
"Tunggu sebentar."
Soonyoung segera mengambilkan Jihoon gelas berisi air putih hangat, ia membantu Jihoon sedikit menegakkan badannya kemudian menuntun Jihoon minum.
"Sudah? Ada lagi Sayangku?"
Jihoon menggeleng kecil menjawab pertanyaan Soonyoung.
"Tidur lagi ya?" Tawar Soonyoung.
Lagi-lagi Jihoon menggeleng.
"Kau ingin apa Sayang? Mau makan buah? Aku kupaskan."
Jihoon hanya diam sambil terus menatap Soonyoung.
"Ada apa Sayangku? Kenapa memandangku seperti itu? Apa wajahku seperti makanan?" Soonyoung terkekeh sendiri mencoba menghibur Jihoon.
"Youngie" panggil Jihoon.
"Ya Sayang?"
"Cium aku."
Jihoon berucap pelan namun terdengar sangat jelas di telinga Soonyoung. Tanpa berpikir dua kali, Soonyoung menangkup kedua pipi pucat Jihoon. Mengecup tipis kemudian mengulum dan melumat lembut bibir sedingin es milik Jihoon.
~END~
Eaaaaaaaaaa End ga nih? End ga nih?😂😂😂
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBCTenang masih To Be Continue kok 😂😂😂
Pengen aja liat reaksi kalian
Kaget, marah, ingin berkata kasar atau malah biasa-biasa aja 😂😂😂Happy reading Chinguuuu ^^♡
Tak pernah bosan Zozo ucapkan terimakasih untuk semua yang sudah mau membaca cerita Zozo
Jangan lupa Komen dan Votenya jg selalu Zozo tunggu hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfic[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...