Selepas makan di kedai dengan jarak tempat duduk yang cukup bersebrangan, Soonyoung mengajak Jihoon mencari udara segar dengan berjalan di pinggiran Sungai Han. Posisinya masih sama, Soonyoung di depan dan Jihoon mengekor di belakang.
Soonyoung berhenti mendadak membuat Jihoon tak siap dan akhirnya menubruk punggung tegap Soonyoung. Soonyoung berbalik dan Jihoon diam mematung.
"Berikan ponselmu." Titah Soonyoung, Jihoon menurut.
"Cha.. nomorku sudah ada di ponselmu. Kau harus membalas pesanku dan mengangkat saat ku telefon. Aku ingin kau belajar mengurangi takutmu dariku terlebih dahulu."
Jihoon mengangguk patuh. Ini yang sangat dirindukan Jihoon, kepedulian Soonyoung padanya. Mungkin Soonyoung benar, ia harus berusaha untuk tidak takut atau menyamankan diri saat bersama.
Dua insan itu melanjutkan langkah perlahan mereka yang ditemani senyuman bulan dan pancaran bintang. Sesekali Soonyoung menengok ke belakang memastikan Jihoon mengekor meski terus berjalan sambil menunduk.
Jihoon mendongak dan berhenti mematung. Pandangannya kosong, ya kini di depannya kosong. Tak ada Soonyoung, Jihoon kaku. Apa dia ditinggalkan sendiri? Jahat sekali kalau Soonyoung tega meninggalkannya sendiri.
"Aku tidak meninggalkanmu Jie." Jihoon berbalik.
"Aku akan berjalan di belakangmu. Aku kesulitan mengawasimu jika kau mengekor di belakangku. Aku tak ingin lengah Sayang." Kata Soonyoung menampilkan senyum dengan matanya yang berubah segaris.
Jihoon berbalik lagi dan menggigit dalam mulutnya sedikit kuat. Ia tak mampu menahan ribuan kupu-kupu yang menggelitik hatinya. Soonyoung terlalu sialan, beraninya memanggilnya 'Sayang' hingga membuat kerja jantungnya menjadi tak karuan.
***
Soonyoung mengantar Jihoon pulang dengan sedikit perjuangan. Berjuang membujuk Jihoon untuk mau diantarkan pulang. Mereka sudah ada di depan rumah Jihoon sekitar pukul 9 malam.
"Besok setelah kita selesai bekerja, aku ingin mengajakmu bertemu dengan sahabat kita dulu. Wonwoo dan Mingyu, kau masih mengingat mereka bukan?" Soonyoung bertanya.
Jihoon mengangguk semangat dan mengulas senyum tipis.
"Benarkah? Sudah lama sekali aku tidak bertemu mereka."Akhirnya Soonyoung mendengar suara merdu Jihoon setelah kebisuan berjam-jam yang lalu.
"Benar Jie, aku juga sudah memberi tahu Seungcheol dan Jeonghan hyung untuk ikut bergabung. Kita reuni kecil-kecilan."
"Yes" Jihoon berseru kecil sambil mengepalkan tangan.
Soonyoung hampir saja khilaf ingin membungkus Jihoon karena terlalu menggemaskan.
"Masuklah, aku akan pulang setelah melihatmu masuk rumah."
Jihoon mengangguk, entahlah Jihoon merasa sudah sedikit bisa mengendalikan hati dan pikirannya kala bersama Soonyoung meski baru beberapa jam.
"Hyung?!!!! Hoshi Hyung???!!!! Jinjjaaa????!!!!" Itu Lee Chan yang berteriak gaduh keluar rumah dan berlari menghampiri Soonyoung.
Soonyoung tersenyum meregangkan tangan menyambut tubrukan Chan dan memeluknya. Ia hampir lupa bahwa punya adik bukan kandung yang sangat ia sayangi dan belum bertemu sejak ia kembali dari luar negeri. Betapa pelupanya kau Kwon Soonyoung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfiction[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...