Jihoon menggigit keras bibir bawahnya dan tubuhnya mulai bergetar. Wonwoo yang melihat gelagat Jihoon langsung memeluknya erat. Mengusap lembut punggung Jihoon sambil membisikkan kata-kata penenang. Wonwoo tahu jika tidak segera ditenangkan berdampak pada kejiwaan Jihoon yang bisa jadi tidak terkendali.
Keempat sosok lainnya hanya bisa menatap sendu dan prihatin. Terutama Soonyoung. Hatinya serasa diremat sangat kuat. Sakit tapi tak berdarah. Ia benci pada dirinya sendiri. Ia benci tidak ada disamping Jihoon dulu. Ia benci tidak menjadi sandaran Jihoon dulu. Ia benci akan ketidak tahuannya dulu.
"Aku yakin kau bisa membantu menyembuhkannya Hyung." Mingyu berucap lirih seraya menepuk pelan punggung Soonyoung. Soonyoung hanya membalas dengan senyum tipis.
Setelah Jihoon tenang, keenam sahabat karib itu menghabiskan pertemuan mereka dengan canda dan tawa. Mengingat kenangan-kenangan indah mereka di masa lalu. Bagaimana mereka bisa bertemu dan akhirnya menjadi sahabat sehati sejiwa bahkan hingga tahap menjalin kasih. Singkatnya dari keenam sahabat itu hanya dua orang yang tidak bersekolah di SSP yaitu Jeonghan dan Wonwoo. Dan untuk menjalin kasih tidak usah ditanyakan lagi, mereka punya kisah masing-masing. Baik Seungcheol dan Jeonghan, Mingyu dan Wonwoo, serta Soonyoung dan Jihoon.
"Sayang, kita jadi mencari itu?" Tanya lembut Seungcheol ke Jeonghan. Jeonghan tersenyum cantik dan mengangguk.
"Mencari apa Hyung?" Tanya Mingyu. Seungcheol hanya mengerlingkan sebelah mata sambil berucap pelan 'rahasia'.
Mingyu mendengus sedangkan Soonyoung, Jihoon dan Wonwoo terkikik geli. Seungcheol dan Jeonghan pamit pergi duluan mengurus rahasia mereka katanya.
Selepas kepergian dua sejoli kelebihan romantis itu Wonwoo kembali menggenggam tangan Jihoon dan berucap apa yang ingin ia sampaikan sejak awal.
"Jihoon, kau percaya padaku?" Tanya Wonwoo.
Jihoon yang tidak mengerti akan perubahan suasana yang mendadak hanya menganggukan kepalanya.
"Kau percaya pada Soonyoung?" Tanya Wonwoo lagi.
Jihoon melihat Soonyoung sejenak kemudian mengangguk kembali. Wonwoo tersenyum lembut seraya mengeratkan genggamannya.
"Ji, Aku berhasil menjadi psikolog sekarang. Aku ingin membantu mengobati traumamu. Kau sahabat yang sangat kusayangi. Izinkan aku membayar rasa bersalahku dengan membantumu ya?" Ujar Wonwoo lembut.
Jihoon terhenyak, jujur Jihoon sedikit bingung. Ia merangkai dalam pikiran apa yang sebenarnya terjadi. Dari Soonyoung yang tiba-tiba mengadakan reuni kecil-kecilan, hingga sahabat lamanya yang sudah tau keadaannya bahkan ingin membantu mengobati traumanya. Apa semua ini Soonyoung yang merencanakan? Batin Jihoon.
"B-baiklah, to-tolong bantu aku mengobati traumaku." Jawab Jihoon tergagap. Terharu dan bingung bercampur memenuhi hati dan pikirannya. Wonwoo, Soonyoung bahkan Mingyu menarik nafas lega secara bersamaan.
Selama perjalanan pulang Jihoon hanya diam. Soonyoung pun belum ada niatan membuka percakapan. Ia membiarkan Jihoon berkelana dengan pikirannya. Sampai depan rumah Jihoon, Soonyoung menahan Jihoon sejenak sebelum masuk ke rumah.
"Jie, mungkin kau bosan mendengar aku mengatakan ini lagi. Tapi aku benar-benar ingin membantumu sembuh dari trauma hingga kilasan masa lalu itu tak dapat kembali sedikitpun menghantuimu. Izinkan aku mendampingimu." Ucap Soonyoung meyakinkan.
"Aku sudah pernah mengatakannya Youngie. Bantu aku." Senyum lembut terbit di bibir tipis Jihoon.
"Sungguh Jie, aku ingin mencumbumu sekarang."
"Dasar mesum!"
Jihoon meninggalkan Soonyoung sambil mengibaskan tangan di kedua pipinya yang memanas. Soonyoung terkekeh melihat Jihoon yang salah tingkah. Ia sangat rindu menggoda Jihoon. Soonyoung meninggalkan rumah Jihoon dengan perasaan senang yang membuncah. Panggilan Jihoon untuknya dulu sudah kembali. 'Youngie'.
***
Sinar sang surya menggelitik masuk melalui celah-celah jendela kamar Jihoon. Jihoon menggeliat mengerjapkan maniknya, meregangkan otot-otot yang kaku sembari menarik nafas dalam memasok udara pagi yang segar. Senyum merekah di bibir indah Jihoon, tidurnya kelewat nyenyak. Mungkin karena Soonyoung mampir di dunia mimpi malam tadi. Jihoon bersiap-siap kemudian bergabung sarapan dengan keluarga yang dicintainya.
"Tumben hyung bangun pagi? ikut sarapan pula." Tanya Chan.
"Memang kenapa? Aku lapar, jadi tidak ada salahnya aku sarapan kan?" Jawab Jihoon sedikit ketus. 'Aku tidak ingin kau menghubungi si sipit lagi' batin Jihoon.
"Ya hyung, tidak ada yang salah." Chan terkekeh.
Orangtua Jihoon dan Chan hanya menatap geli ke kedua anak lelaki mereka. Jihoon dan Chan memang sering bertengkar, lebih tepatnya pertengkaran kecil yang tidak penting. Namun itu yang membuat Jihoon dan Chan menjadi sangat dekat. Saling menyayangi dan melindungi. Terutama Chan, ia selalu siap pasang badan untuk melindungi Jihoon. Saat Jihoon mengalami masa terpuruknya, Chan yang selalu setia mendampingi Jihoon. Menjaga, menghibur bahkan mengekori Jihoon kemanapun. Itupula yang menjadi alasan Chan masuk ke National University of Arts, universitas yang sama dengan Jihoon. Hanya saja Chan tetap memilih jurusan dance sesuai yang dia inginkan, lebih tepatnya mengikuti jejak panutannya.
Jihoon pamit berangkat kerja begitupula Chan yang pamit berangkat kuliah. Jika kalian ingat, dulu Jihoon memilih kos agar lebih dekat dengan kampus sehingga waktu istirahatnya bisa lebih panjang. Tapi itu tidak berlaku untuk Chan, dia lebih memilih pulang ke rumah yang jaraknya bisa dibilang cukup jauh dan memakan waktu dari kampus. Alasannya hanya satu, ia ingin menjadi adik yang siap siaga menjaga hyung kesayangannya.
Chan mengantar Jihoon ke SSP terlebih dahulu menggunakan mobil merah hadiah ulang tahunnya ke 20. Jihoon mengacak surai pirang Chan sebelum turun dari mobil kemudian melambaikan tangan dan masuk gerbang sekolah. Di sudut parkiran terdapat sosok gagah yang berdiri di samping motor besar sembari melihat Jihoon yang berjalan memasuki area sekolah dengan senyuman manis yang mengembang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBCHappy reading chingu ♡♡♡
Chapter 14 lebih panjang nih dari chapter 1-13
Dari chapter 1-13 zozo nulis maksimal itu 400an kata. Zozo mikir itu kependekan ga sih?
Jadinya zozo nyoba nulis sampe 800an kata
Semoga kalian ga bosen ya chingu :)))
Nomu Gomawo buat semua yang sudah mau membaca 'You are Mine' bahkan sampai memberikan vote dan komen
Nomu nomu nomu gomawoyo ♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [[SOONHOON]]
Fanfiction[[END]] "BUKAAAANN AKUUUUU!!!!" "AKUU BUKAN PEMBUNUUUHH!!" ~LJH "Kau adalah satu-satunya orang yang membangunkan trauma Jihoon lagi." ~CSC "Ji...bisa kita bicara?" ~KSY SoonHoon Hoshi Woozi Soonyoung Jihoon Seventeen member Highest Rank #1 in So...