- Apa definisi sebenarnya dari tertarik?-
"Seokjin~a , antarkan ini untuk tetangga barumu di sebelah rumah!" teriak Bella dari dapur.
Seokjin langsung bergegas keluar dari kamar sebelum ibunya menjadi penyanyi dadakan pagi ini.
"Tampangmu kenapa seperti itu? Cepat cuci muka dan segera berikan ini ke tetangga barumu itu, sekalian saja kau suruh mereka makan di sini" Ucap Bella yang baru saja keluar dari dapur.
"Ha?! memyuruh mereka makan disini? Yang benar saja? Ini masih terlalu pagi untuk mengundang seseorang eomma" ucap seokjin sambil menggerutu.
"Aish..sudahlah ini kan hari minggu dan semua juga masih berkumpul di rumah jadi tak ada salahnya kan? Lagipula aboeji pernah melihat anak tetangga sebelah cantik sekali Seokjin~i" komentar Seonwoo yang baru keluar dari kamar mandi dengan senyum diwajahnya.
"Aboeji jangan memanggil namaku begitu! menggelikan sekali, dan apa anak gadis mereka cantik? Aish..jangan bilang kalian berusaha menjodohkanku dengannya! Aku belum tertarik Eomma, Aboeji! " Seokjin berucap dengan bersungut - sungut.
"Pletak! Yang sopan pada orang tuamu saeng~a, lalu kau tertarik dengan gadis seperti apa? Usiamu sudah menginjak angka 25 Astaga, lihat tampangmu itu kau pasti begadang demi menyelesaikan pekerjaan! Sungguh tidak terawat! Carilah istri seokjin~a" komentar Jukyung sambil mencomot roti bakar yang ada diatas meja.
"Diamlah, Nuna! Aku akan menikahi gadis yang bisa membuatku merasa tertarik dalam sekejap" dengus Seokjin kesal kemudian dia berjalan keluar dan tidak lupa membawa sepiring roti bakar ditangannya.
Dia baru tidur jam 6 pagi akibat menyelesaikan pekerjaan di kantornya tapi teriakan ibunya membuatnya harus bangun lagi. Apapula ini!! mengundang tetangga sebelah dan juga memberikan sepiring roti bakar, dia bahkan belum bisa membuka mata dengan benar.
" Bawa kantung plastiknya dengan benar Jisoo!"
Teriakan itu membuat Seokjin membuka matanya dengan benar walau hanya sedikit. Dia berfikir, masih ada ternyata lengkingan suara yang melebihi ibunya. Dia semakin dekat dengan rumah sebelahnya itu sambil membayangkan kasur empuknya di rumah. Sampai dia merasa bahwa dia sedang dibicarakan.
"Aku dengar kita punya tetangga yang mempunyai anak laki-laki tampan dan sepertinya masih sendiri. Jadi siapa namanya?".
Karena dia merasa dia hanyalah satu-satunya anak lelaki di komplek ini yang tampan makanya dia menjawab
"Seokjin namanya" dia berkata seperti itu dengan tetap membawa sepiring roti bakar kemudian dia terkejut dengan perkataan gadis di depannya ini dan tampang syok kedua orang yang sejak tadi sepertinya berdebat dengan gadis kecil ini.
"Kau mau kita bermalam dan aku menghamilimu begitu?, bahkan kau saja tidak tau nama calon suami dan ayah dari anak-anakmu nanti?".
"Usiaku 25 tahun dan memang itu umur yang pantas untukku memiliki anak. Tapi aku belum menemukan calon istri dan ibu yang tepat. Tapi aku berubah pikiran, sekarang aku sudah menemukannya tanpa perlu repot-repot mencarinya".
" Appa..Eomma.. perkenalkan namaku, Kim Seokjin dan aku siap bertanggung jawab jika anak gadis kalian ini hamil karenaku" kalimat itu keluar dengan lancar dari mulutnya dan tanpa mengalihkan pandangannya dari gadis kecil didepannya ini.
"Astaga, kau mesum sekali tuan! tiba-tiba mengajak bermalam bersama" komentar Jisoo yang telah tersadar dari keterkejutannya.
"Tadi siapa yang memberi jalan? Kau kan!!" Seokjin tidak habis pikir pertama kali bertemu langsung mendapat predikat mesum.
"Jisoo~ya, sudah lah, maafkan anak kami kadang memang mulutnya tidak bisa dikontrol dan perlu di sekolahkan lagi" lerai ayahnya.
Seokjin kemudian ingat tujuannya kesini.
"Kalian sekeluarga diundang ibuku untuk makan di rumah sekarang, dan ini sebagai hidangan pembukanya roti bakar isi selai coklat, jadi jika kalian ada waktu silakan"."Waaaa..eomma dia bawa roti bakar dan tentunya kita ada waktu. Kebetulan kami belum sarapan" ucap Jisoo sambil tangannya mengambil dan memakan roti bakar yang ada.
"Jisoo, apa appa dan eomma pernah mengajarimu hal tidak sopan seperti itu? Masuklah dulu cuci muka dan gosok gigi sana!!! Bar-bar sekali kau!! ujar eommanya sambil berteriak melengking
Tapi Jisoo adalah Jisoo si kepala batu apalagi jika mengenai makanan gratis dia tidak akan peduli sekitarnya. Dia langsung berlari menuju rumah sebelah.
"JISOOO!!" teriak ibunya habis kesabarannya dan ikut berlari bersama anaknya.
Sedangkan kedua lelaki itu hanya menatap sambil geleng-geleng kepala sampai terdengar ucapan.
"Astaga seokjin, apa seleramu terhadap wanita semengerikan ini?" ujarnya tanpa sadar kemudian menoleh ke lelaki yang lebih tua disebelahnya sambil berkata
"Paman kenapa anak gadis paman menarik sekali. Aku jadi ingin serius dengan kata-kataku tadi" Seokjin berucap seperti itu kemudian berjalan kerumahnya.
Yang diajak bicara hanya diam dan mematung. Setelah tersadar dia berfikir
Sial, aku tidak bisa membayangkan akan semenarik apa jika mereka benar-benar menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU (END)
FanfictionAku mencintainya!!. Aku mencintai dia yang dengan cantiknya berdiri membawa kantung plastik!! Aku membencinya.. Membencinya karena dia membuatku hidup dalam rasa takut yang tidak pernah aku rasakan.. -Karenamu aku tidak bisa mengendalikan diri dan t...