BOY 25.

780 62 12
                                    

- Selamat pagi -

Laki-laki itu perlahan membuka mata dan pandangannya terfokus pada  tirai dan jendela kaca. Laki-laki itu terbangun karena merasa bahwa sinar matahari yang masuk lewat celah-celah jendela sengaja mengusiknya. Dia menoleh ke samping dan tak mendapati istrinya. Istrinya akhir-akhir ini sering sekali menghilang saat dia membuka matanya. Rupanya perjanjian tak tertulis untuk melihat wajah satu sama lain sudah mulai tidak berlaku. Dia melihat tulisan wanita itu, entah kenapa setiap hari wanita itu selalu meninggalkan sepucuk surat untuk di bacanya.

" Sesuatu yang paling aku sukai adalah menikah denganmu,"

Laki-laki itu tersenyum membacanya. Dia benar-benar heran dengan istrinya kenapa dia tidak langsung saja menyatakan cintanya secara gamblang lewat mulutnya. Lalu apa fungsi dari mulutnya?Apa hanya untuk memakinya?.

CKLEKK!! terdengar suara pintu kamarnya terbuka dan dia langsung menolehkan kepalanya kepada sumber suara itu. Dan dia memfokuskan pandangannya dan memastikan matanya terbuka dengan lebar. Dia langsung merentangkan tangannya lebar-lebar.

" Kau tidak berpikiran aku akan masuk ke dalam pelukannmu sambil membawa cangkir kopi ini kan? Aku pastikan kopi panas ini akan menyirammu pagi ini," ujar wanita itu sambil terkekeh

" Jika memang itu satu-satunya cara untuk mendapatkan pelukan pertamamu di hari ini aku tidak keberatan Soo~ya. Aku bersedia menahan rasa sakit itu selama kau ada di pelukanku,"

Wanita itu hanya merotasikan matanya malas dan merespon " Aku yang tidak, jelas kopi itu juga akan mengenaiku. Dan ralat perkataanmu tadi tentang pelukan pertama. Kau adalah orang ke dua yang aku peluk setelah Taehyun,"

" Aishh!! Dia sudah mulai merebutmu dariku bahkan dia belum bisa membuka matanya dengan baik," dengus Seokjin sebal

" Kau seperti remaja yang baru jatuh cinta saja, kekanakan! Kau cemburu pada anakmu sendiri Seokjin~sii,"

" Tentu, aku akan selalu seperti ini kepadamu. Tahu begitu aku tidak akan banyak-banyak menaburkan spermaku saat bercinta denganmu. Bayi itu bahkan dari spermaku tapi kenapa dia selalu saja berusaha merebut perhatianmu dariku!!" oceh Seokjin yang masih tampak tidak terima saja jika istrinya lebih fokus kepada anak ke tiganya.

" Anak-anakmu itu tipikal dirimu sekali. Suka mematenkan sesuatu sebagai miliknya, perlu ku ambilkan kaca?" jengah wanita itu sambil meletakkan kopi di dekat meja ranjang mereka dan melihat tulisan yang dia tinggalkan sudah bergeser dari posisinya.

" Paling tidak aku adalah orang pertama yang mengajakmu untuk mengobrol walau lewat tulisan, bukankah itu sudah cukup?"

" Apa kalimat indah itu salah satu ucapan cinta mu padaku? Secara tidak langsung kau mengatakan kepada semua orang, jika aku adalah yang terindah dalam hidupmu." Ucap Seokjin seriuss

Tak mendengar jawaban apapun dari istrinya tapi malah mendapati kedua mata istrinya berusaha menatap dirinya dalam diam. Dia juga membiarkan saja istrinya memandang dengan pandangan memuja, pandangan yang jarang sekali dia dapatkan akhir-akhir ini.

" Sudah memandangi wajahku Nyonya Kim?" suara Seokjin menginterupsi kegiatan istrinya

" Cihh! Kau mengganggu keasyikanku saja,"

" Apa memangnya yang sedang kau lakukan?"

" Aku sedang berusaha memastikan perasaanku untuk masa depan. Dulu, aku tidak mengkhawatirkan tentang hari esok, tapi sekarang aku banyak sekali kekhawatiran. Apa aku semakin tua hahaha??. Pasangan-pasangan yang terlihat luar biasa bahagia pun pada akhirnya tidak bisa mengelak dari sebuah perpisahan, itulah yang terjadi di kehidupan nyata."

BECAUSE OF YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang