BOY 8.

991 113 1
                                    

-Bagaimana mungkin sekarang kau adalah pusat duniaku?-

Rumah Seokjin

04.30 PM

Mobil itu berhenti tepat di depan pagar hitam yang nampak elegan dan mewah. Seokjin menghela nafas panjang sembari melihat gadis disebelahnya yang dengan wajah polosnya tertidur tanpa memikirkan bagaimana perasaannya saat ini. Seokjin benar-benar tidak habis pikir dengan kecerobohan gadisnya itu. Kecerobahan gadisnya dua hari yang lalu belum hilang dari ingatannya dan sekarang dia harus mengingat satu lagi kecerobohan gadisnya itu.

FLASHBACK

Tepat pukul 03.30 PM mobil Seokjin sudah sampai di depan cafe tempat Jisoo bekerja. Sesuai janjinya dia akan menjemput gadisnya, sehingga dia memutuskan untuk segera pulang walaupun, pekerjaan dia masih ada beberapa yang belum selesai. Seokjin berfikir dia bisa melanjutkannya di rumah, dia harus segera memastikan bahwa gadisnya dalam keadaan baik-baik saja. Jisoo, gadis yang baru ditemuinya kurang dari 1 minggu sudah berhasil membuatnya selalu memikirkan setiap tingkah konyolnya saat dia tidak dapat mengawasi gadis itu dalam jarak pandangnya.

"Jisoo aku sudah berada di depan cafe tempat mu bekerja. Kenapa kau lama sekali?Aku sudah meneleponmu tiga kali. Aku sangat lelah hari ini, jangan bilang kau membuat masalah lagi!" ujar Seokjin saat mendengar Jisoo mengangkat teleponnya. Emosi Seokjin sungguh sangat meluap karena dari tadi panggilan teleponnya tidak terjawab.

"Kau..bisa menjemputku di bagian belakang cafe dekat tempat pembuangan sampah?"

"Haa?? Untuk apa aku harus kesana? Cepat kesini! Kau tau aku tidak suka menunggu!"

"YAKK!! Cepat kesini atau kau akan menunggu lebih lama lagi ! Kau sudah berjanji akan selalu berusaha membuatku senang!"

"Cihh!! Kau selalu saja menggunakan alasan itu agar aku menurutimu. Aku benar-benar tidak habis fikir sudah melamarmu malam hari itu."

"Sudahlah..cepat kesini aku juga lelah"

Seokjin segera turun dari mobilnya, dia berjalan sambil berfikir tentang bagaimana hubungannya dengan Jisoo, yang terkadang saling memaki ataupun saling berkata manis walaupun lebih sering saling memaki. Mengingat itu membuat Seokjin tersenyum dengan sendirinya. Dia membayangkan bagaimana kehidupannya setelah menikah dengan Jisoo pasti akan sangat menyenangkan. Tapi imajinasinya itu langsung hilang saat melihat keadaan Jisoo saat ini.

Seokjin mendecak malas dan mengusak rambutnya.

"Kau kenapa lagi? Masih kurang luka yang kau dapatkan dua hari lalu? Dan sekarang apalagi? Sampah berceceran dan apa juga itu lutut mu itu! Kenapa bisa ada darah disana!!"

"Kau bodoh!! Tentu saja aku jatuh! Dan aku terkilir sedikit"

"Aku tau dengan otak bebalmu dan sikap mu yang melebihi cerobohnya anak usia 5 tahun dipastikan kau akan selalu sial seperti ini! Aku bahkan baru bertemu denganmu satu minggu dan kau sudah banyak melakukan hal konyol seperti ini! Apa yang harus aku katakan pada Eomma dan Appa mu saat pulang nanti Soo~ya" Seokjin mengucapkan kata-kata itu dengan raut cemas, ekspresi yang jarang dia perlihatkan di wajahnya yang biasanya datar.

"Cihh..kau sudah seperti Appa ku saja! Ayo bantu aku berjalan dan kita segera pulang! Rasanya badanku remuk semua, aku ingin segera tidur dan jangan banyak mengomel."

Seokjin langsung berjongkok dan memberikan punggungnya. Gadis itu langsung saja naik kepunggungnya. Sambil berjalan menuju mobil, gadis itu mengeluarkan suaranya

"Mr. Kim apa aku membuatmu dalam kondisi mood yang buruk akhir-akhir ini? Apa kau sebegitu pusingnya memikirkan kondisiku saat aku tidak ada disekitarmu? Apa aku membuatmu serasa ingin menghancurkan komputer mu saat kau meluangkan waktu mu untuk meneleponku aku malah tidak segera mengangkatnya?" Tidak ada jawaban untuk segala pertanyaannya. Jisoo merasa aura laki-laki yang menggendongnya saat ini sangatlah buruk

"Yakk! Kau tidak menjawab pertanyaanku! Apa memang kita terlalu terbawa emosi sesaat! Kau melamarku saat itu dan aku langsung menerimamu. Apa kita undur saja pernikahan kita? Apa kau yakin mau bersamaku? Asal kau tau, aku benci ditinggalkan! Apa kau mampu mengurusku dengan baik nanti setelah kita menikah? Karena setelah menikah, aku hanya akan bergantung padamu."

"Hmm.." respon Seokjin hanya seperti itu saja. Itu membuat gadis itu sebal dan ingin memukul kepala Seokjin dari belakang. Tidak terasa mereka sudah di dalam mobil dan tidak ada yang memulai pembicaraan. Sampai terdengar helaan nafas dari lelaki yang sendang serius mengemudi.

"Soo~yaa dengarkan aku! Kau mempunyai banyak sekali pertanyaan, aku sampai pusing. Tapi dengarkan ini, aku harap ini akan menjawab pertanyaanmu. Kau gadis yang aku temui dengan cara yang tergolong unik." Lelaki itu mengambil nafas sejenak sebelum melanjutkan perkataanya

"Sejak saat itu tubuhku seakan dikendalikan olehmu. Aku kehilangan kendali atas tubuhku sendiri. Saat inderaku tak menemukanmu, aku merana dalam rindu.Sejak saat itu pula aku menganggapmu sebagai pusat duniaku. Jadi bagaimana mungkin aku tidak mau mengurus dunia ku itu dengan baik? Sedangkan aku hidup di dalam dunia itu?"

Jisoo sempat terpana dengan kata-kata itu sampai akhirnya dia menjawab " Ya..aku adalah duniamu saat ini dan juga sampai kapanpun. Maka aku akan membuat mu nyaman sehingga kau tidak akan pernah pergi dari duniamu itu."

Setelah mengucapkan kata-kata itu mereka larut lagi dalam keheningan sampai gadis itu jatuh tertidur.

Setelah 10 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu akan terbangun, segera saja Seokjin membawa gadis itu masuk ke dalam rumahnya. Saat membuka pintu dia dikagetkan dengan Eomma nya yang berdiri di depan pintu. Dia melihat ekspresi Eomma nya seakan ingin memberi banyak pertanyaan.

"Dia tidur, lihatlah Eomma! Setelah dia membuatku cemas dia bisa-bisanya tertidur pulas seperti ini? Dan dia tertidur seperti kerbau Eomma!" Ujar Seokjin sambil bersungut-sungut

"Hahaha..calon menantuku memang unik sekali. Sudah kau bawa saja dia ke kamar, nanti bangunkan untuk makan malam. Istirahatlah sebentar! Kau tampak sangat kusut Seokjin. Eomma akan memasak sambil menunggu Appa mu pulang. Dan jangan biarkan dia tidur di sofa!" Ujar Eomma Seokjin sambil memberi kedipan genit.

"Kenapa Eomma tampak santai sekali mendapat calon menantu yang bebal seperti ini?? Aku tidak habis fikir." Tanya Seokjin dengan tatapan heran

"Bertanyalah pada dirimu sendiri nak. Eomma, Appa serta Nunamu hanya mendukungmu dan mengharapkan yang terbaik untukmu. Hampir 3 tahun lamanya kau sama sekali tidak mempunyai beragam ekspresi, sorot matamu yang tajam dan mengintimidasi berubah menjadi lembut saat menatapnya."

Ucapan Eomma nya membuatnya teringat sesuatu

"Apa aku bisa menjaga dia Eomma? Aku takut melakukan kesalahan yang sama." Ujar Seokjin lirih

"Sudahlah nak, istirahatlah dan naik ke atas setelah itu turunlah saat makan malam." Kata Eomma Seokjin sembari mengelus pungguk anak lelakinya.

BECAUSE OF YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang