- Pernah terbesit difikiranku, Bagaimana bisa aku hidup dengan baik?-
Rumah Seokjin & Jisoo
06.00 A.M
Jisoo bergerak gelisah dari tidurnya karena merasa ada yang sedang memainkan rambutnya, perlahan dia membuka mata dan sedikit menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Dia belum sadar sepenuhnya, tapi dia dapat melihat wajah tampan suaminya. Pemandangan yang selalu dia lihat pertama kali selama beberapa tahun ini. Mereka seolah terikat janji agar melihat wajah satu sama lain sebelum melihat makhluk lainnya di bumi ini.
Wanita itu mendadak tersenyum karena mengingat hampir setiap hari Seokjin lah yang membangunkannya baik dengan cara lembut ataupun kasar. Pria itu semakin menarik wanitanya masuk ke dalam rengkuhannya kemudian mulai bermain dengan rambut istrinya itu dan menelusuri wajah cantik yang sudah menemaninya selama ini.
"Selamat ulang tahun istriku" Bisikan itu sangat lirih, tapi Jisoo bisa mendengarkan dengan jelas apa yang diucapkan pria itu. Jisoo semakin mendekat kepada prianya dan mulai mencium leher prianya itu. Dia menghirup udara dari leher pria itu sembari jari-jarinya bermain di atas dada suaminya.
"Hadiahku?"
"Bagaimana jika aku memberikan kartuku saja untuk kau pakai sesukamu hari ini?"
"Tentu," jawab Jisoo cepat dan membuat Seokjin mendecakkan lidah karena sifat materialistis istrinya itu. Seokjin menggeser tubuhnya dan berpindah posisi di atas Jisoo.
"Menyenangkan sekali memiliki suami yang bisa memberikanmu segalanya?"
"Iya, sangat" ucap Jisoo dengan percaya diri
"Kenapa bisa aku menikahimu dan bahkan memiliki anak darimu hmm?" tanya Seokjin sambil menciumi wajah istrinya.
"Karena kau ingin mengawasiku secara legal dan tanpa batas."
"Hmm begitu ya?"
"Kita sangat cocok dari segi fisik, kau tinggi dan aku masih tergolong bisa menyesuaikan tinggimu."
"Oke aku setuju," ucap Seokjin sambil terus berusaha mencuri ciuman dari bibir istrinya.
"Yang terpenting kau mencintaiku."
Seokjin tampak mengerutkan keningnya. "Iya aku tidak akan membantah yang itu, aku cukup yakin jika diriku sangat mencintaimu, tapi cukup meragukan dari pihakmu."
Jisoo hanya mendengus kesal, dia tidak akan terjebak ucapan pria itu. Dia tahu suaminya menginginkan pernyataan cinta darinya. Jisoo paham bahwa dirinya jarang dan nyaris tidak pernah mengungkapkan kata cinta untuk suaminya.
"Aku sudah memberimu anak laki-laki," ucap Jisoo sambil jemari tangannya menelusuri wajah suaminya. "Lalu sepertinya aku akan segera memberimu satu malaikat kecil lagi, semoga saja yang lahir perempuan, jadi kita akan memiliki malaikat kecil sepasang."
Tubuh Seokjin mendadak menjadi tegang berusaha mencerna ucapan istrinya yang diiringi senyum menggoda
"Sialan!!" Senyum Seokjin tiba-tiba muncul dan langsung menghujani wanitanya dengan ciuman membabi buta, diiringi dengan kekehan
"Yakk!! Hentikan!! Bahkan aku belum gosok gigi!!" sambil berusaha mendorong tubuh pria itu
"Kenapa kau mempermasalahkan itu sekarang?"
"Terimakasih" ucap Seokjin lirih sambil memberikan kecupan singkat pada bibir wanitanya. Pria itu bangkit dan berjalan menuju jendela kemudian membuka tirainya, langsung saja sinar matahari menerpa Seokjin bersamaan dengan hembusan angin semilir.
Jisoo yang menyaksikan hal itu sempat ternganga, dan tanpa sadar dia melontarkan pertanyaan.
"Kau tahu apa yang paling aku senangi dari hidup dan menikah denganmu sekarang?"
Pria itu kemudian membalikkan badannya dan menatap intens istrinya, sembari menunggu jawaban.
"Kau, kau adalah hal yang paling aku sukai dari pernikahan ini." Pria itu tersenyum karena mengerti arti tersirat dari ucapan istrinya itu. Pria itu paham maksud dari perkataan istrinya itu, wanita itu bukan tipe yang akan berteriak secara gamblang tentang perasaannya.
Pria itu kemudian berjalan menuju ranjang sambil memutar-mutar cincin di jarinya, kemudian dia menarik tangan istrinya dan mengecup tangan wanitanya itu.
"Kau tahu kapan diriku merasa paling berani?"
Jisoo yang mendengar pertanyaan itu langsung tersenyum sangat tulus dan begitu cantik, mereka seolah berbagi rahasia dan mereka tidak saling mengejek untuk hal yang satu ini dan khusus saat ini biarkan mereka menikmati momen di pagi hari ini.
"Jadi kapan menurutmu Soo~ya?"
"Saat kau dengan beraninya berdiri di depan altar dan meminta diriku pada Tuhan, dan Tuhan mengabulkannya." ucap Jisoo dengan tegas tanpa mengalihkan pandangannya dari suaminya.
"Benar sekali! dan karena hal itulah aku sempat berpikir bagaimana bisa aku hidup dengan baik sampai saat ini? Aku hidup dengan baik bahkan setelah aku meminta satu bidadari Tuhan untuk menemaniku disini"
" Maka dari itu, rawat bidadarimu ini sebelum dia di ambil kembali oleh Tuhan."

KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU (END)
FanfictionAku mencintainya!!. Aku mencintai dia yang dengan cantiknya berdiri membawa kantung plastik!! Aku membencinya.. Membencinya karena dia membuatku hidup dalam rasa takut yang tidak pernah aku rasakan.. -Karenamu aku tidak bisa mengendalikan diri dan t...