BOY 4.

1.2K 135 0
                                    

- Aku tidak tau apa yang terjadi -

Cafe 15.30 PM

Jisoo mengetuk-ngetuk cangkir kopi di depannya ini sambil menggerutu. Dia memandang bosan ke arah laki-laki yang duduk di depannya, laki-laki ini sibuk berceloteh dan Jisoo menghitung setiap detik yang berlalu dan mengira-ngira berapa lama lagi dia harus mendengarkan celotehan ini.

"Yak!! Kau mendengarkan aku atau tidak?."

"Aish.. iya aku mendengarkanmu sejak tadi. Tenanglah aku bukan anak kecil dan ayolah ini hanyalah luka kecil akibat aku ceroboh membawa kopi panas tadi."

"Iya dengan melihat karaktermu yang bar-bar dan tidak pernah peka terhadap situasi pantaslah kau jadi gadis yang ceroboh! Lihat itu jari-jari tanganmu merah dan sedikit melepuh!!."

"Iya aku tau dan kau tidak perlu membentak seperti itu! Aku tidak suka dibentak! Apa pula kau sok memarahiku!"

Gadis itu lalu beranjak keluar dari cafe, dia melupakan ke dua orang yang juga satu meja mendengarkan pertengkaran tak direncakan tadi. Dia pergi keluar tanpa pamit, dia malu baru bekerja beberapa hari tapi dia melakukan kecerobohan setelah itu, dia menjadi pusat perhatian gara-gara mendapat rentetan kalimat khawatir dari mulut laki-laki itu dan mendapat bonus bentakan.

“Seokjin kau sedikit keterlaluan sepertinya,” ucap Nunanya dan diagguki oleh Eomma nya.

“ Tapi eomma, aku tidak tau kenapa juga mulutku bisa seperti ini?” jawab Seokjin dengan frustasi.

“ Eomma juga tidak tau nak, sekarang coba kau ikuti Jisoo dan beri dia tumpangan untuk pulang.” ucap eomma Seokjin sambil menunjuk tas di depannya

“Aish... dia itu memang!! Sok pergi duluan tapi lihatlah tas dan dompetnya dia tinggal begini! apa eomma tidak keberatan memiliki menantu ceroboh dan pelupa begini? Kalau tidak keberatan aku akan menikahinya! Sepertinya tidak akan ada laki-laki yang mau dengan gadis bar-bar itu,” ucap Seokjin dalam satu tarikan nafas dan tentunya membuat kedua wanita itu terkejut.

“ Dan kau berusaha menyelamatkannya dari kemungkinan dia menjadi single seumur hidup?” tanya Nuna Seokjin.

“ Hmm..sepertinya.” Seokjin menjawab sambil berlalu pergi

Dilain tempat Jisoo menggerutu karena dia lupa membawa tasnya, inilah salah satu sifatnya yaitu pelupa akut. Dia menggerutu dan mengingat-ngingat perkataan Seokjin tadi di cafe

Aish..kenapa kau selalu saja merepotkanku!! Kau tau aku dari kantor langsung ke sini dengan kecepatan tinggi setelah mendengar kau terluka dari eommaku. Tapi lihat, kau di sini malah asik tertawa dan mengobrol!! Ayolah!! Dan lihatlah itu tangan mu merah dan melepuh seperti itu! Apa kau tidak bisa menjaga dirimu sendiri ha?!.”

“ Yak!! Kenapa kau datang lalu marah-marah terhadapku!! Ini juga bukan kemauanku bisa seperti ini! Apa pedulimu? Kita hanya 2 orang yang kebetulan bertemu dan bertetangga jadi jangan sok peduli padaku!” ujar Jisoo bersungut-sungut

“ Tidak! ini karena kau terlalu bodoh untuk mengerti bahwa segala sesuatu disekitarmu bisa berbahaya untuk dirimu sendiri! Kau itu polos, bodoh, ceroboh dan sekarang lihat hasilnya! Kau terluka hanya gara-gara membawa secangkir kopi!! Kenapa bisa kau diterima di cafe ini?”.

Jisoo mengingat-ngingat kejadian tadi entah kenapa kata-kata itu terlalu menusuk bagi hatinya. Dia mendadak menjadi takut terhadap laki-laki itu padahal dia baru saja bertemu pagi tadi.

TIIIN...TINNN....bunyi klankson mobil mengagetkan lamunannya dan mobil itu behenti disebelahnya. Dia ditarik paksa untuk masuk mobil itu, setelah beberapa menit berlalu bersama keheningan tiba-tiba terdengar suara

“ Jisoo maafkan tindakanku tadi, aku hanya kalut saja.”

“ Hmm...” jawab gadis itu sambil meremat baju yang dikenakannya

“ Jangan meremat bajumu seperti itu, tanganmu masih sakit dan aku tidak suka melihatnya” ujar Seokjin.

“Kenapa tidak suka?” tanya Jisoo tanpa menoleh

“Karena aku tidak suka sesuatu yang sudah menjadi milikku itu tidak dalam keadaan yang baik. Jadi dengarkan baik-baik! Mulai saat ini semua dari ujung kepala sampai ujung kakimu adalah milikku dan kau harus menjaganya saat aku tidak ada disekitarmu! Lihatlah tanganmu ini! Pasti sakit bukan? Dan aku tidak suka melihatmu kesakitan seperti ini.” Ucap Seokjin

“ Ini hanya luka kecil.” ujar Jisoo sambil menahan air mata yang akan keluar. Entah kenapa berada disekitar Seokjin dia seperti gadis cengeng.

“ Aku tau walau kau bodoh kau cukup pintar untuk mengerti maksutku dan aku tidak suka untuk dibantah” jawab Seokjin dengan nada rendah yang membuat siapapun seolah akan tunduk pada kata-katanya

Perjalanan itu terasa lama bagi Jisoo dan entah kenapa alarm dikepalanya seolah-olah mengatakan untuk mengindar dari laki-laki yang sedang mengemudi itu. Rasa takut dan perasaan  berbahaya jika dia terus berada disekitar laki-laki itu seolah menjalar ke seluruh tubuh. Kalimat yang seolah-olah posesif terhadap dirinya itu membuat dia tidak suka tapi dia juga tidak bisa memberi bantahan bahkan mengeluarkan suara saja dia tidak bisa dan dia tidak suka itu. Bagi Jisoo hidupnya adalah miliknya dan dirinya adalah hak milik dia sendiri bukan orang lain.

BECAUSE OF YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang