BOY 3.

1.4K 158 2
                                    

- Sihir apa yang kau lakukan?-

Kantor 14.30 PM

Seokjin sedang serius membaca berkas-berkas penting untuk meeting besok hingga dia repot-repot datang ke kantor hari Minggu begini. Dia memang sedang merintis usaha untuk bidang property dan dia baru ingat ada meeting penting untuk besok, sebelum deringan telfon membuyarkan seluruh kosentrasinya. Keningnya berkerut saat mengetahui yang meneleponnya adalah ayahnya karena, setaunya ayahnya jarang dan nyaris tidak pernah meneleponnya kecuali untuk urusan bisnis itupun sekretarisnya yang meneleponnya. Jadi Seokjin beranggapan ini adalah masalah yang sangat luar biasa penting.

Seokjin, kau masih dikantor kan?”

“  Ya, tapi aku mau pulang 30 menit lagi”

“  Okay, bagus! Kalau begitu mampirlah ke tempat Jisoo kerja partime di cafe favorit Nuna mu. Lagipula searah dengan perjalananmu pulang kan?

“ Kenapa harus aku Aboeji?! Kan dia punya kaki dan bisa naik transportasi umum? Kenapa harus aku yang direpotkan?!” Seokjin menjawab dengan sedikit berteriak dan bersungut-sungut.

Oh ayolah Seokjin, kau harus mau direpotkan mulai dari sekarang! Kau tidak mau kan calon istrimu itu kenapa-kenapa! Kau harus ingat perkataanmu tadi pagi!.

“ Aish...kenapa bukan Eomma saja yang meneleponku untuk hal seperti ini? Biasanya Eomma atau  Nuna?” tanya Seokjin heran.

Kau tidak tau? Eomma dan Nuna mu sedang bersama calon istrimu. Tadi mereka berpamitan dengan Aboeji, mereka ingin melihat calon menantu dan adik ipar mereka bekerja. Jadi kau tidak ada alasan  untuk menolak!

“ Aishh..kenapa bisa mereka berdua itu!” Seokjin benar-benar tidak habis pikir.

Sudah ya! Aboeji ingin nonton tv..bye!” 

Sambungan telepon terputus secara sepihak dan meninggalkan Seokjin yang termenung sambil berfikir kejadian tadi pagi di rumahnya yang membuat dia terjebak di situasi ini.

FLASHBACK...
“ Mau nambah lagi rotinya nak?” tawar ibu Seokjin dengan ceria.

“ Iya kalau kau mau, ambil saja ini semua rotinya masih ada banyak kok di dapur” tambah ayah Seokjin

Yang ditawari hanya tersenyum dan mengangguk, sedangkan kedua orang tua gadis itu nampak malu. Nuna, eomma, aboeji nampak berbinar-binar karena mereka menemukan satu spesies langkah sepertinya.

“ Ya kau makanlah yang banyak! Kau harus sehat dan kuat untuk bisa membawa calon bayiku selama 9 bulan 10 hari nanti!”

“ Tidak perlu dibilangi pun aku akan makan yang banyak! Dan aku makan banyak tidak perlu menunggu ada bayi dalam perutku, sialan!”

“ He mengumpat seperti itu tidak baik untuk didengar calon bayiku! Jadi kau mulai sekarang harus mengontrol mulutmu!”

“ Siapa dirimu berani mengatur-ngatur ku!”

“ Aku kan calon ayah dari bayimu nanti! Aku harap kau tidak lupa perkataanku tadi pagi!”

Mereka berdebat tanpa menghiraukan 5 manusia yang menatap mereka dengan penuh minat tak terkecuali ayah, ibu, dan kakak Seokjin. Mereka tampak bertanya-tanya sampai suara ayah Seokjin menghentikan aksi tatap menatap itu.

“ Siapa di sini yang hamil? Bayi? Ayah?” Aboeji Seokjin tampak bingung

Kemudian Jisoo dan Seokjin menjelaskan semuanya. Mereka mendengarkan dengan penuh kosentrasi sedangkan ayah dan ibu Jisoo sudah merapalkan permintaan maaf berkali-kali. Kemudian perkataan Nuna nya membuat semua menjadi terdiam.

“ Jika begitu ajaklah dia berkencan! Oh tidak-tidak kau harus langsung menikahinya sebelum semua terlambat! Lagipula aku tidak keberatan memiliki adik ipar seperti dia. Bagaimana Eomma? Aboeji?”

“ Iya Eomma juga setuju-setuju saja? Lagian kan dia juga gadis cerdas, buktinya dia bisa kuliah dan part time  di cafe. Lagipula Eomma kesepian di rumah. Nunamu setelah ini akan kembali ke Busan setelah proyek suaminya selesai di sini.”

“ Iya Seokjin, lagi pula Aboeji juga ingin segera menimang cucu untuk yang kedua kalinya! Lagipula kau kan pernah bilang akan menikahi gadis yang membuatmu tertarik.”

Seokjin hanya bisa melongo menyaksikan reaksi keluarganya yang diluar dugaan. Dipastikan gadis didepannya ini akan menjadi bintang dikeluarganya.

“ Astaga bisa gila aku lama-lama” Ujar Seokjin lirih dan berhasil mendapat tepukan ringan di punggungnya yang berasal dari ayah Jisoo.

KRINGG!! KRINGG!!
Bunyi telepon membuyarkan lamunanya.
“ Ne, Eomma? Wae?”

Nak, cepatlah kesini Jisoo kecelakaan dan terluka!! Dia..”

Tanpa mendengarkan kelanjutan telepon dari Eommanya dia langsung bergegas menuju mobilnya yang ada dipikirannya sekarang hanyalah  memastikan bahwa gadisnya itu baik-baik saja dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sambil berlari ke mobilnya dia teringat ucapan Eomma Jisoo

Nak, anakku itu walau sudah besar dia ceroboh sekali dia akan sering celaka jika tidak ada yang mengawasinya.” Ibunya berujar sambil terkekeh

“ Apa-apaan  dia baru kutinggal beberapa jam saja aku sudah mendapat kabar begini?! Dan kenapa pula aku cemas seperti ini karena dia”.

Setelah dia sampai dia bergegas menyalakan  mobilnya dan melaju di atas rata-rata menuju tempat kerja Jisoo sambil segala doa dia rapalkan.

BECAUSE OF YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang