BOY 11.

900 94 4
                                    

-Aku tidak sempurna dan tidak akan pernah sempurna-

-Aku hanya membutuhkan kamu yang mau merawatku selayaknya aku sebagai diriku-

Taman

05.00 P.M

" Kau gila? Besok kita akan menikah dan kau malah mengajakku untuk jalan-jalan di taman?" tanya Jisoo sambil menghentak-hentakkan kakinya dan berusaha melepas genggaman tangan laki-laki itu

"Iya kau benar mungkin aku sudah gila Soo~ya..besok kita akan menikah tapi aku masih belum tau banyak hal tentang dirimu".

"Karena itukah kau mengajakku ke sini? Ini bahkan kurang dari 24 jam lagi!!" Jiso mencebikkan bibir bawahnya. "Yang pertama kau perlu tau adalah aku tidak terlalu menyukai taman, terlalu ramai bagiku"

"Aku tau." Laki-laki itu berjalan mendahului Jisoo dan berjalan mundur sambil menghadap gadis itu. "Aku tau kau tidak terlalu menyukai taman tapi kau bisa berubah menjadi menyukainya, karena kau melihat bersama siapa kau datang dan kegiatan apa yang akan dilakukan. Lagipula aku harus segera memulangkanmu sebelum pukul delapan."

"Lalu? kita disini hanya akan berjalan-jalan dan membeli permen kapas seperti anak-anak kecil di sana?"

"Iya, aku tahu! kau suka membeli permen kapas di taman tapi kau juga tidak terlalu menyukai berada di taman. Berhentilah memasang tampang malas begitu! Itu tidak akan mengubah apapun."

" Sepertinya kau mulai memahami diriku. Jadi apa yang tidak kau ketahui tentang aku Mr. Kim?" Jisoo bertanya dengan malas. "Warna kesukaanku?"

"Cream, Nude dan semacam warna mocca," sela laki-laki itu. Warna favoritmu adalah itu, tapi kau juga menyukai warna-warna lain, berganti setiap harinya dan sebenarnya apa alasanmu suka mengganti warna favoritmu?"

"Alasan? tidak ada alasan khusus sebenarnya. Aku hanya terkadang bisa menyukai hal-hal remeh. Terkadang aku suka mengamati orang yang sedang mengecat sebuah bangunan dengan warna oranye. Maka, warna cat itu akan menjadi warna favoritku untuk hari itu. Terkadang aku akan menjawab warna hitam saat orang ada yang bertanya warna favoritku hari itu. Aku menjawab hitam karena saat pagi hari aku menyukai warna ampas kopiku saat sebelum memulai aktivitas," jawab Gadis itu dengan pandangan menerawang

"Kadang tiba-tiba aku juga menjadi penyuka warna merah hanya gara-gara aku melihat bunga mawar tampak begitu cantik saat lewat pinggir jalan. Hmmm...aku berani taruhan kau pasti tidak paham dengan jalan pikiranku?"

"Mungkin juga." Laki-laki itu mengangkat bahunya seolah tidak peduli. " Tapi aku tahu satu hal, bahwa kau menyukai hal-hal sederhana yang ada disekitarmu. Itu berarti kau akan merasa bahagia hanya karena hal sederhana pula."

"Iya.. mungkin hahaha, aku tidak begitu sesempurna itu Seokjin~sii ada kalanya kita bahagia karena hal sederhana ada pula saatnya kita menginginkan lebih."

"Lalu apa yang membuatmu bahagia?"

"Mungkin, roti bakar buatan eommamu? Secangkir kopi hangat di pagi hari dan secangkir susu coklat di malam hari? Bunga-bunga yang bermekaran di halaman depan? Daun yang jatuh dari pohonnya?kartu kredit appa? Atau mungkin sebentar lagi kartu kredit dan uangmu menjadi salah satu hal yang menjadi favoritku?"

" Lalu apa yang paling membuatmu bahagia Soo~ya? selain hal sederhana itu?" tanya Seokjin sambil terus berjalan sambil berpindah kesisi gadisnya

"Menikah denganmu besok"

Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya dan jelas tidak dapat ditarik kembali, gadis itu mendadak menjadi salah tingkah dan mulai mencari objek pandangan lain. Dia juga tidak tahu dia begitu lantang mengucapkan hal itu. Entah karena terbawa suasana atau apa. Karena ini jelas baru pertama kalinya mereka saling mengobrol dengan tenang. Dia sedang berusaha mengalihkan pandangan dari tatapan tajam laki-laki itu yang juga nampak terkejut dengan jawabannya.

" Adakah saat dimana kau ingin kembali ke masa lalu? mengulangi beberpa kejadian yang kau sesali?"

Suara laki-laki itu membuat dia merasa bahwa tidak salah dia merasa begitu mencintainya, dia dengan cepat mengalihkan perhatian dan mengganti topik pembicaraan. Karena pria itu pasti tahu bahwa dirinya merasa malu mengucapkan kata-kata tadi. Pria itu seolah tahu bahwa dirinya tidak terbiasa mengucapkan sesuatu yang ada dipikirannya secara gamblang dan seolah-olah perasaannya terbaca begitu saja.

" Untuk apa? apakah dengan mengembalikan sesuatu itu akan ada yang bisa diperbaiki? Apakah itu akan membuatmu berhati-hati karena itu kejadian yang kedua?"

kemudian laki-laki itu kembali berjalan di depannya sambil memandangi wajah gadis itu "Kenapa?" tanya laki-laki itu.

Sesaat dia merasa terpesona akan menampilan laki-laki itu. Berjalan dengan gagah, tinggi, dan berpenampilan modis dengan kemeja biru dongker serta celana putih selutut yang membuat dia begitu terlihat santai namun juga keren. Tiba-tiba dia berfikiran untuk mulai mengatur busana pria itu nanti agar tidak akan ada yang terpesona padanya saat dia tidak ada di sisi prianya.

"Soo~ya?" suara laki-laki itu menyadarkan dia dari lamunannya dan segera dia menjawab sesuatu yang dapat diterima oleh akal.

" Menurutku hal yang paling menakjubkan adalah waktu Mr. Kim. Dia terus bergerak maju dan konstan, dia tidak pernah bergerak mundur. Bukankah itu cerminan dari kita? Kita pernah hidup di masa lalu dan masa lalu itu menjadikan diri kita yang sekarang. Masa sekarang adalah cerminan diri kita di masa depan. Jadi aku rasa aku tidak akan mengubah apapun, aku menyukai diriku yang seperti ini. Ada kalanya kita menyesali sesuatu, tapi bukankan itu sesuatu yang wajar? lagipula kita juga hidup untuk melepaskan dan menggenggam suatu harapan bukan? jadi perasaan kecewa, senang, dan menyesal di suatu waktu tertentu adalah hal yang wajar." Dia tersenyum di akhir perkataanya. " Puas kah dirimu Mr. Kim?"

Laki-laki itu tersenyum dan menghentikan langkahnya dan berusaha menautkan jari-jari mereka. Jika dipikir-pikir ini adalah genggaman tangan mereka yang pertama, padahal besok mereka akan menikah.

"Kenapa kau menyukai musim salju Soo~ya? Bukankah kau senang warna-warna cream, coklat, mocca? Bukankah itu identik dengan musim gugur?"

"Karena aku menyukai udaranya, dan menyukai kegiatan-kegiatan yang hanya bisa dilakukan di musim dingin. Semua tampak bersih dan aku bisa menikmati waktuku di dalam kamar sambil membaca buku ditemani secangkir coklat panas. Bukankah warna putih itu nampak bersih, elegan, dingin namun dia nampak begitu hangat dan lembut. Bukankan itu cocok dengan musim dingin? Dia dingin diluar tapi juga mampu memberikan kehangatan."

" Kau tahu apa yang kusukai hari ini Mr. Kim?"

" Apa?"

" Kau! kau yang berjalan mundur dengan tatapan yang seolah-olah aku adalah duniamu, dunia yang hanya kau saja yang bisa merawatnya. Karena dengan melihatmu berjalan di depanku seperti sore hari ini, membuatku merasa yakin bahwa kau akan merawatku dengan baik sebagaimana diriku saat ini" ucap gadis itu secara tegas.

"Atau kau mulai ragu dengan perasaanmu Mr. Kim?"

"Hahaha..mana mungkin Soo~ya. Aku perlu menunggu 25 tahun untuk menemukan dunia yang ingin aku rawat, bagaimana mungkin aku melewatkan kesempatan ini? Mana mau aku menunggu 25 tahun lagi untuk menunggu dunia ku yang lain datang. Aku tidak sesabar itu dan aku tidak mau repot-repot menunggu lagi."

BECAUSE OF YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang