BOY 5.

1.1K 131 10
                                    

-Aku hanya berusaha mempertahankan apa yang ku anggap sebagai milikku-
-Aku hanya tidak tau bagaimana isi hatiku-

Rumah Jisoo
8 PM

“ Aishh bisa gila aku lama-lama jika seperti ini!!! Ada apa denganku?? Kamu bukanlah anak gadis yang bisa terikat dengan mudah” gumam Jisoo sembari berguling-guling di kasurnya.
Sampai-sampai kedua orangtuanya masuk dia tidak sadar.
“Jisoo apa kau yakin dengan semua ini?” tanya Appa Jisoo sambil mengelus rambut Jisoo.
“Tidak terasa kau sudah akan diambil dari kami” ucap Eomma Jisoo
Jisoo gadis itu hanya dia sambil menerawang kejadian 30 menit yang lalu.

FLASHBACK
Ayo kita ke rumah ku dulu, ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan eomma dan aboejiku.”

“Kenapa? Aku tidak mau aku ingin cepat pulang dan tidur.”

“Soo~a aku sudah bilang aku tidak suka penolakan dan bantahan, menurutlah kali ini.”

Entah karena apa tiba-tiba Jisoo menganggukan kepalanya. Dia tidak kuasa untuk menolak perkataan Seokjin. Nada bicara, tatapan dan segala sikap yang ditunjukkan begitu mendominasi.

“ Kau tanya kenapa? Sudah jelaskan aku akan melamarmu secara resmi seperti perkataanku tadi pagi. Kau akan menjadi ibu dari anak-anakku dan itu keputusan final.”

“hmm.” Jisoo bahkan tidak tau harus merespon apa. Dia sama sekali belum berfikiran tentang komitmen. Dia benci komitmen entah karena apa padahal, dia tumbuh di keluarga yang terbilang harmonis.

“ Ayo turun kita sudah sampai Jisoo”

Setelah turun dari mobil Seokjin langsung saja menggandeng tangan gadis itu dan berkata

“ Aboeji, Eomma, Nuna ayo temani aku ke rumah gadis ini sekarang juga!”
Dia sama sekali tidak ada basa-basinya. Jisoo hanya berdiri gugup, panik, dan juga pucat tidak tau harus bagaimana.

“ Wae?! Kau membuat masalah dengan calon menantu kami?” ucap Aboeji Seokjin

“ Bukan justru sebaliknya! Gadis ini, gadis yang tidak tau malu menyuruhku menghamilinya padahal dia tidak tau namaku siapa. Gadis yang tidak tau malu menghabiskan sarapan di rumah kita tadi pagi. Gadis yang baru ku kenal tadi pagi tolong lamarkan dia untukku!!”

“ Mwo?!” Seluruh anggota keluarga berteriak

“Iya lamarkan gadis ini untukku, sebelum dia minta dihamili lelaki lain. Aku tidak menjamin aku akan membahagiakannya. Tapi aku akan berusaha membahagiakannya! Jadi maukah kalian melamarkan dia untukku malam ini juga?”

Gadis itu bahkan tidak sadar sudah duduk di sofa kesayangannya di rumahnya. Didepannya sudah duduk eomma dan appanya. Dia bahkan tidak tau situasi apa yang sedang dihadapinya saat ini. Dia mulai berfikir bahwa dia gila karena mau dilamar oleh pria yang baru dikenalnya kurang dari 24 jam. Dia ragu karena dia belum berpengalaman sama sekali tentang pria dan percintaan dan satu lagi dia takut berkomitmen. Dia takut terikat karena dia takut suatu hari akan ada yang merusak komitmen dan pergi tidak kembali. Dia masih ingin bermain bersama teman-temannya. Tapi entah kenapa pikiran-pikiran itu tidak bisa ia suarakan.

“ Ayah..Ibu.. aku akan menikahi putrimu 1 bulan dari sekarang!!Aku tidak berjanji akan membahagiakannya setiap hari. Aku ingin menikahinya karena aku bisa leluasa mengawasi dia tanpa melanggar hukum apapun. Aku juga menjanjikan komitmen aku hanya akan bersama dia seumur hidupku, aku suka memikirkan hari-hariku yang akan berjalan berdua bersamanya. Aku tau dia pasti masih ingin bermain dan meraih cita-citanya yang bahkan tidak aku ketahui, aku juga tidak tau apa yang dia benci dan apa yang dia sukai. Tapi, yang aku tau adalah aku sama sekali tidak keberatan mempelajari tentang dia seumur hidupku!”

Semua yang ada di ruangan itu hanya diam karena ini terlalu tiba-tiba. Sampai suara lirih dari seorang gadis yang dari tadi hanya diam dan menunduk membuyarkan aksi melamun bersama itu.

“ Iya aku mau.” Lirih namun masih terdengar di telinga semua orang yang ada disana. Saat itu dikepalanya tidak ada sama sekali keraguan. Ucapan pria itu bagaikan sihir untuk melawan ketakutan yang ada dikepalanya mengenai sebuah komitmen. Ucapan pria itu membuat dia ingin tau suatu hal.

“ Appa..eomma aku ingin tau rasanya berada disisinya dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Bagaimana bosannya diriku nanti akan melihat wajahnya setiap hari dari pagi hingga pagi lagi?. Bagaimana rasanya diikuti oleh  pria yang sama setiap hari? Sepertinya itu menyenangkan tapi juga terdengar menyedihkan”

“ Jadi bagaimana apa kalian mengizinkan ku untuk merasakan sensasi menyenangkan dan menyedihkan itu bersama putri kalian?”

Semua orang yang ada di ruangan itu seperti tersihir oleh kata-kata ke dua makhluk di depan mereka. Semua kompak mengangguk. Satu hal yang pasti mereka ketahui adalah anak-anak mereka sedang terjerat satu sama lain entah itu akan semakin terjalin atau terurai oleh waktu.

BECAUSE OF YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang